Bandung Diary #1: Kuliner Yamien dan di Sudirman Street

Wednesday, April 11, 2018


Sabtu pagi hari, muncul sebuah pesan Whatsapp dari suami, isinya: 

"Kalo kita ke Bandung besok, gimana?" 

Tanpa diperintah lebih lanjut, jari-jemari ini langsung mengetik balasan singkat, "HAYUK."

Liburan 3h2m di Bandung kali ini, bisa dibilang a spontaneous trip. Jadi ceritanya, kami memang ada rencana untuk pergi ke Bandung. Alasannya, sih, suami pengen mampir ke pabrik partner kerja untuk mengembalikan barang. Ya sekalian aja jelong-jelong (padahal jelas-jelas alasannya kebalik banget!). Rencana ini kami putuskan di minggu kedua atau ketiga bulan April ini. Eh, si suami kayaknya gerah banget butuh liburan, setelah lelah mengejar omset dan ditinggal istri selama sebulan lebih kemarin. Makanya, wacana ke Bandung ini harus segera direalisasikan. 

Aku ini orangnya sangat mudah anxious, grogian banget dalam menghadapi sesuatu termasuk dengan hal-hal yang bikin excited dan menyenangkan hati.

Herannya, planning liburan super spontan ini malah nyantaiii banget. Bayangkan, packing koper dan booking hotel aja di hari H sebelum berangkat siangnya. Saking dadakan dan terlalu santai, sampai lupa bawa piyama bocah dan underwear LOL *untung masih sempat ke supermarket dulu*

Terakhir kami ke Bandung sebenarnya di pertengahan tahun lalu. Namun, waktu itu pergi dengan suasana hati yang nggak karuan. Alhasil, trip tersebut berakhir kurang menyenangkan.

Makanya, kemarin ini kami semangat banget untuk berangkat. Didukung dengan jalanan yang nggak begitu macet, hari Minggu kemarin kami sampai dengan selamat—dan bahagia di Kota Priangan.

Siang hari

Kami tiba di Bandung sekitar pukul dua siang. Tujuan pertama kami adalah makan siang di kedai Mie Lezat Gang Luna. Ini kami dapat rekomendasi dari seorang teman yang memang hobi bolak-balik Bandung. Waktu browsing tentang mie ini di jalan, ternyata Mie Lezat ini adalah yamien! Yaowohhh, ngebayangin makan yamien manis dengan taburan daging di atas, bikin air liur netes-netes. Malah lagi laper banget, kan!

Dan yang lebih bikin bahagia, ternyata lokasi Mie Lezat ini nggak jauh dari hotel tempat kami menginap. Just so you know about this hotel location—karena nanti dibahas di postingan terpisah, ya!—ternyata dekat banget dengan beberapa destinasi kuliner kami selama di Bandung. Ya Tuhan, bahagia banget rasanya! Ini ngetiknya pun masih kebawa hepi lho, hahahaha.

Setelah nyasar sekali, akhirnya kami parkir di Jalan Sudirman, kemudian jalan kaki masuk ke dalam Gang Luna, yang ternyata dekat banget bok dengan parkiran. Tips #1: Kalau mau makan di Mie Lezat, parkir di jalan besar aja, di depan ruko-ruko gitu. Karena Gang Luna ini sempit nggak bisa parkir, kecuali parkir motor.

 Bocah baru bangun, maap muka agak judes dikit

 Suami pesen yamien asin dengan pangsit, sedangkan aku yamien manis dengan bakso. Nggak usah ditanya betapa lezaaaatnya begitu disantap!

 Pinggiran mangkoknya sampe berminyak-minyak gitu *usap iler*


Btw, ada yang bilang yamien ini non halal, ada yang bilang halal juga. Waktu kami makan, nggak nyicip ada rasa-rasa daging B, sih. Topping dagingnya ayam kok, baksonya juga sapi. Terus, nggak lama kami selesai makan, ada mba-mba kerudung masuk dengan keluarganya. Jadi, rasanya, sih... aman, yaaa, untuk teman-teman yang nggak mengkonsumsi daging B.

Value for money: 7.5/10

Taste: 9/10

Check in hotel - Summerbird Bed & Brasserie

Setelah perut kenyang dengan yamien, kami pun meluncur ke hotel untuk beberes dan beristirahat sejenak. Siap-siap untuk malam hari, kami mau bertempur ke Sudirman Street.

Malam hari - makan, makan dan makan!

Menuju Sudirman Street, kami memutuskan untuk order Grabcar. Pertama, biar suami istirahat nyetir. Kedua, Sudirman Street ini kawasan ramai dan langganan macet. Tips #2: Jadi daripada ribet cari parkir, mendingan naik Grab atau transportasi online aja biar praktis.


Catatan kecil: selama di sana, kami sengaja pilih makanan yang kira-kira Josh bisa ikut makan. Karena yang namanya bawa anak kecil seusia Josh, nggak bisa sembarangan makan. Maka dari itu, dengan berat hati, kami—khususnya suami—harus merelakan Soto Bandung Pak Simon, sate-satean, cuangki, dll. Next time ,we promise! 

First stop: Nasi Samcan Goreng Epenk 

Kuliner yang satu ini masuk dalam daftar rekomendasi dari teman yang sama. 

Kata "samcan" itu sangat eargasm, terus perut otomatis keroncongan nggak sabar minta makan. Ditambah kata "goreng". Wis, kelarrrr! 

 Oh hello, pretty! 


🤤🤤🤤🤤🤤

Value for money: 7.5/10 

Taste: 9.5/10 *almost puuuuurfect!* 

Biarkan foto yang berbicara betapa enaknya makanan ini. 

Eniwei, kedai Epenk ini nggak sulit ditemukan. Masuk dari gerbang utama Sudirman Street, lurus terus sampai lewatin drinks corner, belok ke arah kanan, nah Epenk ada di sebelah kanan. 

Second stop: Lekker Time 

Setelah sepiring nasi samcan, kami pergi ke jalanan Cibadak (di belakang Sudirman Street) untuk hunting kuliner berikutnya. 

Waktu lagi liat-liat, suami menemukan gerobak soto Pak Simon. Sayang sekali, karena ramai banget dan bocah nggak bisa makan, suami hanya bisa melambai-lambaikan tangan pada Pak Simon dan gerobaknya. Lain kali kami mampir, ya, Pak! 

Tiba-tiba aku nemu penjual lekker di depan toko bakmie. Lekker tuh jajanan favorit jaman sekolah dan terakhir aku makan lekker, kayaknya, ya, pas masih sekolah. Udah luamaaa banget! 

Sebelum melanjutkan kuliner berikutnya, aku mampir bentar untuk nyicip kenangan masa sekolah, ciyeee. 


Menu lekker-nya macam-macam tergantung rasa yang dipilih. Harga paling murah kalau nggak salah Rp 2,500, itu untuk rasa plain. Aku beli rasa Ovomaltine dan Oreo, dua biji total Rp 6,000. 

Yang Ovomaltine lebih enak, karena cokelatnya lebih menyerap ke adonan lekker. Mungkin karena tekstur Oreo berupa bubuk, ya, jadi nggak begitu terasa. Overall, oke lah! 

Third stop: Nasi Campur Babi 88 

And readers will be like, "NASI BABI LAGI?" 

😜😜😜😜

Kayaknya tema trip ke Bandung ini memang serba spontan, deh. Padahal kami nggak berencana untuk makan nasi lagi lho. Cuma berasa dipanggil-panggil oleh gerobak nasi campur ini LOL 

Dan ternyata, mereka baru siap-siap jualan. Belom buka aja, kami udah dapet nomor antrian 8. Yang jualan adalah sepasang suami istri, enci dan engkoh gitu. Dibantu oleh beberapa pegawai dan seorang cici lainnya yang aku asumsi sebagai anak mereka. Sejak kami datang dan selesai makan, si engkoh dan enci nggak berhenti potong-potong daging lho. Laris manis banget! 

Tau nggak, sih... awalnya hanya suami yang pesan seporsi (Rp 50,000). Terus, waktu nunggu mereka siapin, kok aku ngiler. Entar nyesel lagi nggak nyobain sepiring. Yaudah, akhirnya pun nambah seporsi lagi, deh. WAGELASEH ðŸ˜‚

Value for money: 7.5/10

Taste: 8/10 *hampir sama rasanya kayak nasi campur Kenanga* 

Last stop: Sekoteng 

Setelah perut nampung dua porsi nasi, kayaknya udah nggak mungkin untuk diisi makanan berat lainnya. Padahal masih kepengen makan sate dan nyicip kuliner lainnya. Daripada perut meledak dan akhirnya nggak menikmati, yasud lah mari kita tutup hari yang menyenangkan ini dengan semangkok sekoteng hangat! 

Rp 10,000 

Sekoteng ini dessert tradisional favoritnya suami. Walaupun aku lebih suka wedang ronde, sekoteng juga seger, sih. Apalagi Bandung lumayan dingin, bisa sekalian angetin badan. 

Value for money: 8/10 

Taste: 8/10 

 ***
Demikianlah laporan kuliner hari pertama di Kota Kembang ini. Gimana, gimana, bikin kalian ngeces juga nggak? :D 

Saking bahagianya, aku dan suami sampai berkali-kali ngomong "hepi" selama makan-makan di Bandung. Pertama, karena semuanya belum pernah kami coba. Kedua, semua rasanya masuk ke selera kami. Komentar makanannya hanya dua, enak dan ENAK BANGET! 

Sampai ketemu di postingan selanjutnya. ya! Tenang aja, bukan makanan lagi kok :P 

8 comments:

  1. nasi samcan nya itu beneran bikin ngeces... :D

    ReplyDelete
  2. mukanya josh lucu banget sih... pipinya minta diuwel uwel hahahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha padahal ceritanya lagi muka galak, nih, Ontii :P

      Delete
  3. 😂😂 liburannya diisi dg makan,makan dan makan. Tapi emang.. Kalau perut kenyang bawaannya bahagia ya kak hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul. Perut kenyang=bahagia. Bikin aku bahagia mah gampang banget, kasih aja makan sampe kenyang hahahaha

      Delete
  4. Waah Josh lucu banget muka judes baru bangunnya :D sebagai penggemar yamien dan bakmi yang udah 10 tahun lebih tinggal di Bandung, aku sedih belum pernah tau Mie Lezat :((

    ReplyDelete