Bali Mini Travel Recommendation for Family

Thursday, July 12, 2018


Bilangnya, sih, tiap pulang ke Bali bosen, nggak tahu mau ke mana lagi. Ujung-ujungnya, sampai di sana malah banyak tempat yang pengen dikunjungi. 

Kalo dulu daftar must-visit places aku pasti nggak jauh-jauh dari kafe/restoran hits. Taste makanan nggak terlalu diprioritaskan, sing penting eksis!

Kalo sekarang? Jujur, udah nggak kuat kalo harus ngikutin yang serba kekinian. Apalagi perkembangan wisata dan tempat makanespecially, tempat makan!di Bali tuh cepet banget. Baru aja pulang dari sana awal April yang lalu, kemarin ini banyak nemu beberapa restoran yang baru, baik secara langsung saat melewati jalan tersebut atau baca referensi dari sosmed. Selain itu, kesel juga kalo tempatnya bagus, tapi makanan dan minumannya ternyata B aja. Tujuannya buka restoran apa dongggg kalo bukan untuk makan enak? 

Maka dari itu, hari ini pengen berbagi rekomendasi beberapa tempat main dan makan enak di Bali versi keluarga Jojosh. Mudah-mudahan berguna khususnya untuk yang punya wacana berlibur dengan bocah. 

Siyaaaap? 

Awalnya, aku agak maju-mundur untuk mampir ke tempat ini. Pertama, aku nggak yakin Peruvian food itu apaan (later I knew, maksudnya masakan Peru, sodara-sodara... duh.). Kedua, meski mereka menyebut "playground" sebagai nama tempat, kok pas lihat foto-foto di Instagramnya nggak begitu oke. But, why not give it a try? Soalnya emang lagi kepengen banget hunting tempat-tempat makan yang kids/family friendly. Setelah bocah bangun dari napping, sekitar pukul 2 siang kami berangkat ke La Casita, di daerah Canggu. 


Ternyata tempatnya cozy sekali. Pemandangan sawah bikin mata sejuk banget. Apalagi cuaca Bali di bulan Juni-Agustus terbilang sempurna. Karena Australia lagi musim dingin, sehingga Bali pun kedapetan angin sejuknya. Langit cerah, panas matahari dapet (buat yang pengen tanning), cuaca adem. Cucok! 

Area playground ada di belakang dan cukup luas untuk anak-anak. Waktu kami ke sana, ada dua emak-emak bule yang asik me time, sementara anak-anak mereka seseruan di playground. Nah, buat yang pengen me time tapi nggak bisa nitipin anak di rumah, restoran kayak gini tuh win-win solution. Ortu hepi, anak hepi. Oke banget, lah. Apalagi ada staff restorannya yang bantu untuk mengawasi anak-anak saat bermain. Jadi, kita pun nggak usah kuatir, yaa.

Selama kami makan, Josh asyik aja gitu main-main bareng anak lainnya. Walaupun sempet ada anak bule konsisten merebut mainan apapun yang dipegang Josh, anaknya lempeng banget, nggak bete samsek. Setelah beberapa kali direbut, akhirnya si Josh bisa mempertahankan mainan yang lagi dipegangnya dan anak bule tsb diboyong nyokapnya untuk makan, hoahahaha.


Sayangnya, gubuk-gubuk dan mainannya sendiri kurang dirawat dan nggak dibersihkan. Ada banyak mainan yang kena kotoran pasir. Ada juga yang rusak, namun nggak diperbaiki. Semoga ini lebih diperhatikan aja, karena yang main pasti anak-anak jadi harus lebih bersih, lah. Jangan lupa habis main, cuci tangan, ya! 

Untuk harga makanannya sendiri cukup affordable. Buat yang penasaran Peruvian food itu cem apa, menurutku mirip-mirip masakan Yunani campur Italia. Menunya kebanyakan seafood, ada pasta juga, dan nggak lupa smoothies dan juga kopi. 

 The classic Fish n Chips. Dikit? Ya iyalah, ini, kan, porsi anak-anak :D
Ikannya bukan dory, yaaa, melainkan ikan kakap. 

 Seafood risotto 

Aku lupa ini namanya apa, tapi menu ikan juga dan ada singkong gorengnya 

Setiap hari Rabu, ada cooking class untuk anak-anak. Kebetulan waktu ke sana pas di hari Rabu, begitu kami mau pulang, ada beberapa anak-anak tiba untuk cooking class. Kalau nggak salah kelas ini dibuka untuk anak usia 3-6 tahun. 

Oh ya, jangan lupa bawa cash cukup, karena sementara mereka hanya melayani pembayaran secara tunai. 

The grandparents are happy too! 


Dua hari terakhir sebelum pulang Bogor, kami menyempatkan diri untuk main ke The Joglo. Soalnya baca review dari berbagai artikel, tempatnya oke banget nih. 

Benar aja, sampai di lokasi, aku dan Andreas langsung jatuh cinta dengan suasana restorannya. Area playground mereka juga ada di belakang dan jauh lebih luas daripada La Casita. Bisa main kejar-kejaran ((kejar-kejaran)), nendang bola, lari-lari, bebaringan cantik di rumput, suki-suki, deh! 

Bukan sapa-sapa, tapi mereka ngegemesin aja!

Suasana dan interior restorannya lebih ke lokal alias nggak terlalu kebarat-baratan. Kalau kataku, makan di The Joglo kayak main-main ke rumah kakek nenek gitu, hihi.  

Pilihan makanannya standar dan cukup beragam. Masih seputaran menu Australian brunch gitu, deh. Kids menu udah pasti ada dan range harganya cuma 15-25 ribu aja lho. Kecuali kalo anaknya makan pizza, harganya 30-40an ribu, sih. Cuma tetep aja, kayaknya aku nggak pernah nemu menu kids pancake dengan harga mabelasrebu, hoho. 

Buat penggemar kopi, harus coba Iced Latte-nya. Seger dan enaaaaa! 



Namanya cheesy banget, yaaa. Tapi lagi-lagi ini cocok banget untuk keluarga yang pengen leha-leha menikmati brunch lho. 

Kafe ini masuk daftar aku karena ada playground-nya juga. Namun, sampai di sana aku tidak menemukan keberadaan playground tersebut. Setelah tanya ke salah satu staffnya, ternyata playground mereka sudah nggak ada, sebagai ganti dijadikan tempat parkir yang mumpuni. Katanya, sih, ada rencana untuk bikin lagi. 

Well, ada nggak ada playground kami tetap enjoy menghabiskan waktu di kafe ini. Masih berlokasi di Jalan Berawa, mereka pun menawarkan view rice field di restoran. Emang, ya, kafe do daerah Canggu ini lagi beramai-ramai menawarkan pemandangan sawah. Bikin rileks, sih. 


Baru aja tiba di restoran, kami disambut hangat oleh para staff. They are so warm with kids! Josh aja langsung nempel tuh sama salah satu mbak-mbak waiter-nya. Dikasih wooden toys untuk main, diajakin main dengan anjing bernama Chikoyang kuasumsikan adalah peliharaan si owner bule, sampai dikasih es krim gratis khusus untuk Josh. Hepi banget lah pokoknya. 


Tadinya pengen mampir lagi sebelum pulang, sayangnya waktu nggak sempat. Next time, pasti ke sini lagi.


Setelah tiga tempat makan (yang kebetulan semua berlokasi di Canggu), yang terakhir ini adalah tempat main seru. 

Hide N Seek adalah sebuah indoor playground yang berlokasi di Sunset Road. Tepatnya, ada di lantai dua di gedung yang sama dengan restoran Sushi Hana. 

Aku dan Andreas emang kepingin banget bawa Josh main di playground yang proper. Secara di Bogor belum ada yang sebagus yang kami harapkan. Kalau di Jakarta pun lokasinya hanya di dalam mall. Belakangan ini Josh juga lagi seneng banget nonton channel Blippi di Youtube, di mana video-video yang dia tonton kebanyakan review indoor playground yang bagus-bagus banget. Tambah mupeng deh papa mamanya untuk bawa anak main. 

Eh, suatu hari si Mama nyeletuk, "Kamu pernah ke Hide N Seek nggak? Itu tuh yang ada di Sushi Hana. Katanya itu playground lho. Ajak si Josh aja." 

Penasaran dong, kok bisa ada playground di Sushi Hana. Soalnya sebelum Josh lahir, kami berdua pernah kencan sekali di Sushi Hana ini. I noticed this place called Hide n Seek, tapi nggak pernah ngeh kalau ternyata ini adalah sebuah tempat main anak-anak. 

Setelah browsing dan baca review, akhirnya kami memutuskan untuk main ke sana, sehari sebelum kami pulang ke Bogor. Nggak lupa ajak adikku yang masih liburan sekolah untuk nemenin Josh main bareng. 

 Bok, baru sadar matanya cuma satu, hahahaha


Tiket masuknya untuk non member 85k, untuk member 65k. Orang dewasa ada tambahan 15k/orang. Harga segitu bisa main sepuasnya selama 3 jam. Sebagai yang belum pernah menyambangi playground kayak begini, menurutku ini mayan murah, sihhh. Worth it malah dengan permainan di dalamnya. Oh ya, jangan lupa bawa kaos kaki. Kalau lupa bawa, bisa beli dengan harga 10k. 

Karena nyambung dengan restoran Sushi Hana, kalau anak kelaperan kita bisa mesen sushi dan makannya di area kafe playground. Tinggal pesan, kemudian akan diantar ke atas oleh si pelayan. 


Bukan anak doang yang hepi, kami bertiga yang nemenin Josh juga nggak kalah girang. Si suami dan adikku main sampai lupa umur. Dikira badan masih pada enteng apa. Berkali-kali aku ingetin ini area permainan anak-anak *sendirinya lupa diri main perosotan hampir nyangkut di tengah dan susah keluar XD;

***
Masih ada beberapa tempat lagi yang belum sempat dikunjungi. Salah satunya kids club tersohor di Canggu bernama Cubby House Kids Club. Padahal udah sempat tanya-tanya ke blogger kece panutanque, Mba Lei, soal kids club atau lebih tepatnya daycare ini, karena dese pernah ke sana. Terus masih kepengen main air di Splash, yang lokasinya masih sama dengan Cubby House. 

Teman-teman ada rekomendasi seru lainnya? Monggo, komen, ya! :D 

5 comments:

  1. jayden kalo ketemu restoran yang ada pasirnya gitu kelar deh... pasti susah disuruh pulang hahahaha...

    ReplyDelete
  2. Setuju deh sama yang mba bilang soal cafe kekinian menjamur di Bali hahaha, mungkin sekali kedip, yang muncul banyak, sampai saya kadang kaget, "Eh lho, sekarang ada ini?" Contohnya Keranjang Mart. Saya bahkan nggak pernah lihat pembangunannya, tau-tau sudah jadi macam dibantu sama Roro Jongrang. Padahal itu di pinggir jalan :))))

    Eniho, mama dan papanya mba Jane masih muda bangetttt kelihatannya, mungkin kalau awal ketemu nggak akan sadar bahwa beliau berdua sudah punya cucu :3 Dan mamanya mba Jane mirip banget sama mba hehehe, copy paste rangkap dua :DDD

    Ohya, ngomong-ngomong Hide N Seek ini saya pernah lewat, tapi nggak tau isi dalamnya apa. Ternyata playground anak-anak. Saya taunya DMZ itu yang foto dengan background kelihatan seperti real hahaha. Mungkin pankapan mba Jane bisa main ke sana atau sudah pernah, mba? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Enooo, makaciiii udah main ke postingan lamaku yaaa XD

      Iya lho, nggak cuma kafe atau tempat makan aja, kadang kayak hotel atau tempat perbelanjaan pun tau-tau udah mejeng dengan indahnya di pinggir jalan seperti yang Mba bilang hahahaha Btw, Keranjang Mart itu apa lagi? 😨 Supermarket atau tempat belanja oleh-oleh, Mbaa?

      Hihi puji Tuhan mereka sehattt dan sepertinya kehidupan di Bali membuat mereka terlihat semakin awet muda 😆 pasti mereka (khususnya mamaku) senang banget deh baca komentar Mba Eno ini wkwkwk Iya, Mba Eno. Makin ke sini makin banyak orang yang berkomentar aku mirip mama, padahal dulu nggak ada yang bilang aku mirip mama 🤣

      Aku belum pernah ke DMZ, Mbaa. Pernahnya ke tempat serupa juga di Jalan Sunset Road ke arah Seminyak sana, namun tempatnya sudah lama tutup. Sebelas dua belas sih dengan DMZ itu :D

      Delete
  3. Seruuuuu banget, kebayang sih ini anak2ku bakal seneng makan di tempat yg ada Playground ya gini. Makan mereka jd lebih lahap. Apalagi kalo udh capek main ya mba :p.

    Tau ga sih mba, yg Paliiiiiing aku inget kalo ttg peruvian food, waktu baca tulisan mba Trinity traveler, makan Guinea pig, lengkap dengan kepala dan kaki mengangkang -_- . Aku pikir itu tikus awalnya. Terjytaa Guinea pig. Hahahahahaha , penasaran tp kok ya jijik. Cm kurasa di resto atas, Guinea pig ga disajikan yaaa :D

    ReplyDelete
  4. Terimakasih orang baik, tulisannya sangat membantu ❤️

    ReplyDelete