BPN DAY 2: 3 Tema Blog Favorit untuk Ditulis dan Dibaca

Wednesday, November 21, 2018


Belum berapa lama ini, aku baru aja membuat sebuah postingan yang berisi guide singkat untuk blog ini. Dalam postingan tersebut sebenarnya aku udah memberikan cuplikan sedikit tentang apa yang aku tulis dan kenapa akhirnya memilih tema lifestyle (baca: gado-gado) untuk blog ini.

Menulis blog dengan tema gado-gado ada keuntungan dan kerugiannya sendiri. Aku pernah dapet 'bocoran' tips blogging dari seorang blogger idolaque. Keuntungan bagi yang menulis topik campur, kita jarang merasa jenuh. Karena topik yang bisa dibahas luas banget, kan. Kita punya kebebasan untuk jadi diri sendiri dalam menulis blog. Inget blognya Raditya Dika dulu nggak? Kenapa dulu doi nge-hits banget? Ya, karena dia nulisnya bebasss. Pembaca jadi suka mampir ke blognya karena ini. 

Terus, kerugiannya apa? Kalo kalian berniat untuk menjadi full-time blogger, biasanya harus membangun personal branding. Nah, kalau topiknya campur aduk gini, agak sulit untuk menciptakan branding. Kerugian kedua, ya, jadi nggak fokus aja nulisnya. Karena apapun dibahas, kan.

Nah, untuk menghindari gagal fokus tersebut, aku membatasi pembahasan topik di blog ini. Kemarin ini orang rame ngomongin Awkarin yang 'cabut' dari Instagram. Aku nggak bakal bahas itu meski trending topic. Alasannya, ya aku nggak ngikutin dia. Follow Instagramnya juga nggak. Hanya sekedar tau Awkarin ini emang penuh sensasi. Hanya sekedar tau nggak berarti bisa menghasilkan satu postingan tentang hot topic tersebut.

Nulis topik hanya karena trending, sih, nggak salah. Cuma aku berpaku pada prinsip ngeblog: menulis apa yang disuka dan apa yang aku tau.

Dari sekian tema yang ada di blog ini, ada 3 tema favorit yang enak ditulis maupun dibaca: 

1. Tema Personal 

Tema atau kategori personal dalam sebuah blog biasa berisi curhatan, pemikiran atau renungan pribadi seseorang. Aku paling suka baca blog yang punya tema seperti ini. Secara nggak langsung, kita jadi bisa kenal lebih dekat dengan si penulis. Nggak mudah lho untuk seseorang bisa berbagi cerita personal di media digital. Apalagi netizen jaman sekarang 'kritis' banget. 

Mungkin karena suka dan sering baca tema blog yang satu ini, tulisan di blog ini pun banyak yang berbau personal. Salah satu alasan aku ngeblog, ya karena ingin berbagi cerita. Kalo bukan cerita milik pribadi, masa ngomongin orang lain, kan. 

Dengan menulis cerita pribadi, kita juga sekaligus melakukan refleksi pada diri sendiri. Menulis itu udah terbukti membantu aku untuk memahami diri sendiri. Kalau nggak terlalu privat dan mendapat restu dari suami (khususnya topik relationship), aku cukup sering membagikan pengalaman pribadi di blog ini. Kok nggak malu? Nggak ngerasa sungkan? Nggak lah. 'Kan moral of the story-nya udah dapet, hahahaha.

Sharing is caring. Siapa tau ada yang sedang mengalami hal serupa, meski nggak langsung menyelesaikan masalahnya, minimal bisa ada pencerahan sedikit, ya. 

2. Tema parenting/motherhood.

Aku adalah salah satu ibu-ibu di luar sana yang akhirnya lebih sering berbagi cerita tentang anak daripada diri sendiri. Buktinya, bisa dilihat dari feed Instagram yang sekarang isinya kebanyakan foto anak, hahahaha. 

Tapi aku sadar, menjalani peran sebagai orangtua itu membantu untuk mengenal lebih jauh, lebih dalam lagi tentang diri sendiri. Banyak hal yang udah aku pelajari selama dua tahun menjadi seorang ibu. Nggak ada sekolah resmi untuk menjadi ibu yang baik. Belajarnya di rumah aja, setiap hari. 

Karena ini lah kenapa sebenarnya nggak begitu banyak juga postingan semacam milestone si kecil, berbagi resep MPASI, ide aktifitas anak di rumah atau review produk bayi dan lainnya. Aku lebih suka menceritakan tentang apa yang aku pelajari selama menjalani peran sebagai Mamanya Josh. Balik lagi ke poin pertama, ya. Blog ini emang lebih menonjol di tema personalnya. Apalagi mayoritas pembaca blog ini sebenarnya bukan ibu-ibu lho. Jadi aku berusaha untuk tetap menulis yang relevan dengan pembaca di sini.

3. Tema Kuliner dan Jalan-Jalan 

Nggak semua orang pintar menulis jurnal traveling. Percaya nggak? 

Pintar di sini maksudnya nggak sekedar menulis postingan yang isinya itinerary, review tempat wisata atau akomodasi yang dipakai dll. Kalo sekedar informasi, sih, udah banyak yang bahas, ya. Yang bikin berbeda, saat si blogger menambahkan bumbu-bumbu personal (yak, lagi-lagi personal, hahahaha) yang menjadikan cerita perjalanan tersebut jadi lebih seru. 

Salah satu blogger yang paling suka aku pantengin terus topik traveling-nya adalah Laila Achmad (Let The Beast In). Doi pun ngaku lho, topik traveling-nya itu emang yang paling 'megang' di blognya. Pembaca selalu nungguin banget cerita jalan-jalannya. Coba deh baca salah satu postingan traveling-nya yang ke Bali. Itu favoritku banget. Dibaca berulang kali tetep bikin ngakak ((:

Aku sendiri belum berani menonjolkan topik travel journal di blog ini, karena sadar diri emang masih butuh banyak latihan. Setidaknya hasil latihan dan modal nekad untuk mencoba, tulisan honeymoon ke Kyoto bisa dimuat di majalah Travel 360 di akhir tahun 2016 kemarin. Ini murni mau pamer doang, sih, ceritanya. HAHAHA.

Hasil coba-coba kirim tulisan, ehhh dimuat (: 

***
Kalo kalian juga salah satu blogger yang menulis topik gado-gado, nggak perlu minder atau merasa punya pressure harus menulis dengan niche tertentu. Karena itu yang aku rasakan juga waktu awal-awal ingin serius ngeblog.

Banyak kok blogger di luar sana yang sukses dengan topik gado-gado gini. Kalo nggak salah, blognya Freaky Teppy juga awalnya campur aduk. Tapi karena tulisan review film-nya itu ada ciri khas tersendiri dan Teppy banget, makanya topik itu yang paling menonjol.

Intinya, sih, asal nulisnya dari hati (dan jujur, ini penting), tulisan kita perlahan bisa punya penikmatnya sendiri kok. Sukses itu, kan, nggak seperti masak mie instant: robek bungkusan, tuang bumbu, masak mie 5 menit, jadi deh. Kalau mau sukses ngeblog, harus sabaaar dan rajin nulisnya *note to myself*

To my fellow bloggers, semangat kakakk nulisnya. Dengan adanya challenge dari Blogger Perempuan ini, membantu dan memacu kita untuk semangat nulis juga lho. Semoga yang ikutan bertahan sampai akhir, ya!

Yang pengen ikutan, masih bisa kok. Kita seseruan bareng di akhir tahun :D

12 comments:

  1. yoooshh.. ini semangat kok kak.
    btw, keren deh, tulisannya masuk majalah gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu modal nekad, Mba 🤣 eh puji syukur ternyata rezeki hihi

      Delete
  2. Hi Jane! (Berasa manggil diri sendiri) 🤣🤣 Nulis ttg daily life itu justru paling penuh tantangan imho, krn kita harus mikir otak merangkai kata dan menyusun dalam paragraf supaya tetep nikmat dibaca. I mean, kalo nulis ttg travel atau beauty,foto yg ciamik is key. Tapi nulis ttg daily life itu berpusat pada harmonisasi rangkaian kata. And I find that in your writings💙
    Mau kasih suggest blog nya Sastri, have you ever read? Think u might like her blog (anindita.wordpress.com)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oalah, jadi panggilannya Jane juga ya? Hahahaha

      Nah iya bener-bener. Makanya tiap kali mau nulis tentang every day life, mikirnya lama banget. Postingan bisa kelar dalam 2-3 hari karena mikirin diksi yang tepat, pemakaian kata yang enak dibaca dll. Semacam nulis cerpen ya, hahahaha. Ah, thank you so much for your compliment. I do love to read your blog too <3

      Belum pernahh. Nanti coba baca deh (:

      Delete
  3. Mudah-mudahan tetap semangat hingga akhir challenge, Mbaa... 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baru hari ketiga nih, semangatnya masih membara huahahahaha semangat juga untuk Mbanya ya!

      Delete
  4. Aku juga suka baca konten travel-nya Laila Achmad! Favoritku yang cerita trip ke Singapore, suka banget sama idenya 'nyelinap' masuk kelas di kampus NUS dan pura2 jadi mahasiswa sana utk belajar hal baru. Seru!

    Betul banget, kalo masih ngeblog campur2 nggak usah minder dulu. And I think almost every blogger had that experience (blogging randomly), right? Konsisten menulis aja dulu, sampai dapat pembaca yang loyal atau menemukan ciri khas tulisan yang dirasa cocok untuk didalami.

    And I've been wondering why your writings feel so personal and relate-able, ternyata memang niche favoritnya yg personal ya. Well, that's what I admire about your writing: you're so good at storytelling! I rarely like blogs yang isinya pure cerita (semacam blog Raditya Dika) karena tend to ngebosenin. But yours aren't! You keep it real but straight to the point. Semoga terus semangat utk nulis, ya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tosss! Aku kepincut banget sama postingan jalan-jalannya. Kok bisa sih dia cerita seseru itu, hahahaha. Iya ya, yang ke Singapore terakhir nyusup jadi mahasiswa itu seru banget.

      Huhuhu you're too sweet T_T thank you so much for your kind words! Bikin aku tambah semangat dan lebih rajin menghasilkan tulisan yang oke. Love your blog too! <3

      Delete
  5. Wah keren itu yg honeymoon mbak, heheu. Akupun gitu membatasi menulis hal hal yg aku suka aku kuasai dan menyenangkan hati.

    Pokoknya apapu nichenya mbak yang penting membikin bahagia yhaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menyenangan hati sendiri itu bener yaaa. Kalo cuma ingin bikin pembaca senang, tapi hati terpaksa nulisnya juga percuma. Semoga tetap hepi ngeblog ya, Mba :D

      Delete
  6. I really love how you write at the first time I read it.

    Lis komen segini aja ah, soalnya mau liat artikel lain di blog ini *gasabaranorangnya

    ReplyDelete
  7. Ahh, thank you so much Mba Lis! <3 aku juga kemarin baca postingan Mba tentang VBAC. Sampe deg-degan bacanya. Semangat juangnya keren banget!

    ReplyDelete