Diary of The Week #7: Buzy Sunday

Monday, September 25, 2017


Minggu lalu banyak kejadian seru yang sayang kalau nggak diceritakan di sini. So, here we go! 
1. Rest in peace little furry friend

 Meet Vika, every one.

Every pet owner must know this time will come even when you're not ready.

Minggu lalu, kami kembali berduka ditinggal sahabat kecil kami, Vika, seekor pomeranian yang sudah lebih 10 tahun tinggal bersama kami. Sampai hari ini aku masih nggak percaya Vika udah nggak ada, walaupun aku juga udah jarang ketemu dia dua tahun belakangan ini. Rasanya lebay ya cuma seekor anjing aja kok segitu sedihnya. Tapi bagi yang punya hewan peliharaan, khususnya anjing, pasti tahu rasanya kehilangan kayak gini. 

Vika mati karena penyakit jantungnya. Iya, anjing aja bisa jantungan bok. 2-3 tahun belakangan ini nafasnya agak terganggu gara-gara kondisi jantungnya yang melemah. Suka ngos-ngosan, sering bengek, terus cepet capek. Sebelumnya dia masih kuat naik-turun tangga sendiri, dua tahun terakhir ini udah nggak kuat kudu digendong.

Vika ini kecil-kecil cabe rawit, judesnya minta ampun, apalagi sama orang asing yang dateng ke rumah. Dulu, waktu pertama kali dia dibawa ke rumah, aku sempet takut sama dia sampe naik ke atas sofa. Mama ngoceh-ngoceh, katanya mau anjing, udah dateng ke rumah tapi malah takut, hahaha. Soalnya Vika aktif banget, lari ke sana ke mari, terus suka ngajak main. Butuh seminggu sampai akhirnya aku berani peluk-peluk dia. Judulnya, sih, Mama beli anjing gara-gara permintaan anak-anaknya, ehhh Vika malah paling sayang sama Mama, begitu juga sebaliknya.

Kalo mau kilas balik momen-momen sama Vika lumayan banyak juga. Yang paling nggak bisa dilupain waktu dia hilang, kabur dari rumah tanpa kita ketahui, dua hari sebelum Natal tahun 2008. Namanya juga anjing rumahan yang jarang diajak jalan keluar, dia nggak bisa pulang ke rumah dong. Alhasil, Mamaku ngider semalaman itu naik sepeda, sampai titip pesen ke satpam di komplek rumah sebelah kalo ada anjing hilang tolong dikabarin. Selama dua hari Vika hilang, Mamaku down banget. Nggak nafsu makan, nggak bisa tidur, kerjaannya tiap malem liat ke jendela, ngecek Vika pulang ke rumah atau nggak. Karena Vika emang udah menjadi bagian keluarga, salah satu sodara kami sampai bantu doain biar cepet ditemukan, Anjing pertama yang dia doain katanya LOL.

Well, karena Tuhan amat baik, tepat di hari Natal pagi, tiba-tiba ada anak-anak kampung dateng gendong-gendong sesuatu berwarna cokelat. Ternyata itu Vika! My Mom was very very happy! Kepulangan Vika itu jadi sebuah hadiah natal yang nggak bisa dilupakan. Selama dua hari Vika hilang, hujan deras turun berturut-turut, badan Vika super basah dan lembab, dia juga menggigil kedinginan. Mamaku sibuk masak air panas dan mandiin dia, habis itu dikasih makan nggak lupa diselimutin biar anget. Nggak heran, ya, Vika sayangnya sama Mamaku, hihi.

Momen seru lainnya waktu keluargaku road trip pindahan dari Jakarta-Bali, Vika juga ikut perjalanan selama beberapa hari itu. Mamaku nggak tega kalau Vika dikirim via kargo naik pesawat, karena harus dibius tidur, 'kan. Sementara umurnya Vika udah nggak muda, kalo dibius bisa aja nanti dia nggak bangun. So, my Mom insisted to bring her along. Si Mama cerita betapa deg-degannya mereka waktu harus nyebrang naik ferry, Vika diumpetin di dalam tas besar supaya nggak ketahuan petugas. Lucunya, Vika kayak tahu gitu lho kalo dirinya semacam diselundupin hahahaha. Jadi selama di ferry itu dia sama sekali nggak berisik atau menggonggong. Padahal ini anjing kalo udah di tempat umum dan ketemu banyak orang bisa berisik nggak karuan. What a good doggie! 

Dulu aku selalu berpikir nggak akan nangis kalau Vika mati. Anak cengeng tetaplah cengeng. Waktu adikku kirim video terakhir Vika, aku nangis banget dong. Suara nafasnya udah terputus-putus dan lemes banget. Lebih baik dia mati daripada nafas kayak gitu. Lagipula, umurnya udah cukup tua, kalau umur manusia, she was almost 90 something. 


We will miss you so much, Vika. You taught us to be loyal and be a loving friend. Thank you for being a part of our family and you were always be. We're so lucky to have you. Farewell, my good old friend!

Btw, Vika langsung dimakamkan di tanah kosong sebelah rumah. Katanya, sih, sampe minta tolong tukang untuk gali kubur super mini untuk Vika. May she rest in peace!

2. Quick breakfast at Brood En Boter.

Yesterday was a very busy day for us. Jadwal kami setelah Sunday Service, siangnya ada acara wedding lunch teman kami di daerah Kemang. Begitu tahu lokasi meritnya di Kemang, aku girang banget. Selama tinggal di Jakarta dulu, aku paling penasaran sama daerah Jakarta Selatan, khususnya Kemang ini. Dari dulu emang dikenal tempat hits gitu nggak, sih. Mulai dari makanan sampai butik-butik lucu. Sampai sekarang pun Kemang masih jadi tempat sasaranku untuk hunting restoran atau kafe lucu (tetep yeee... padahal udah emak-emak :P). Bedanya, mungkin faktor usia, aku jadi lebih mentingin kualitas makanan daripada tempat yang instagrammable. Kalo tempatnya bagus makanannya biasa aja, 'kan nggak afdol. Plus, karena sekarang bawa anak, kalo bisa tempatnya kids friendly. 

Ini dia kenapa aku milih untuk ke Brood En Boter. Restoran ini disebut-sebut sebagai family restaurant kekinian karena ada ruangan khusus bermain anak dan memang tempatnya cukup luas. Terus, tempat ini lagi rame di kalangan emak-emak muda  ibu kota jaman sekarang. Apalagi minggu lalu Mama Bjorka habis dari sana juga, yaudah hayuklah ke sana!

Aku dan Andreas udah berencana seminggu sebelumnya untuk mampir ke Brood En Boter dulu sebelum ke nikahan teman. Sebenarnya aku, sih, yang rikues, mumpung lokasi wedding dan Brood ini nggak jauh, masih di daerah yang sama.

Sampai di lokasi, pikiran bisa bawa masuk Josh ke ruangan mainnya, ehhh anaknya malah molor. Waktu kami selesai makan, anaknya malah baru bangun. Karena restorannya sendiri semakin ramai—ada yang mau siap-siap acara ultah anak setahun, terus banyak bocah jerit dan lari sana-sini, aku pesen donat nutella buat ganjel perutnya Josh dulu. Entah keputusan bijak atau nggak mesen donat ini, karena begitu sampai di acara nikahan, anaknya sugar rush dong! *bapak emaknya lap keringet... bapaknya aja sih hahahaha*

 Aku bilang ke Andreas kalau punya rumah nanti pengen suasananya kayak gini. Enak, adem, terang, pokoknya bikin betah! 

Big Breakfast. Sayang nggak 'big-big' amat. Toast-nya plain, nggak dikasih selai atau butter. Harusnya ditambah salad atau hash brown gitu kayaknya lebih puol, deh. Scramble egg-nya enak.

Tumben-tumbennya juga aku nggak order kopi, padahal penasaran juga sama kopi enaknya mereka. Soalnya pagi-pagi aku udah ngopi, jadi nggak feeling pengen ngopi di sini. 

Untuk makanannya sendiri, pesananku itu, sih, standar, ya. Andreas pesen Spaghetti Carbonara cukup enak rasanya. Untuk pastry sebenarnya yang terkenal itu donat kentangnya, sayangnya waktu aku mau order untuk Josh, lagi habis dan sedang dibuat. Akhirnya ya beli donat nutella itu, deh. 

Kayaknya pengen balik lagi ke sini untuk coba menu makan siangnya, and of course for the coffee! 

3. The wedding day at Patio Venue & Dining.


Acara wedding hari itu sangat intimate karena memang dikhususkan untuk teman-teman dekat pengantin aja. Aku sendiri hanya kenal dengan teman-teman yang semeja, sisanya nggak ada yang kenal sama sekali. 

Btw, mau cerita dikit nih tentang pengantinnya.

Adi adalah fotografer wedding kami dua tahun lalu. Sebelumnya aku udah kenal Adi karena dia sahabatnya salah satu sahabatku, cuma memang nggak pernah ada perkenalan resmi lah waktu itu. Fast forward, akhirnya kami malah kenalan gara-gara dia menjadi fotografer wedding kami. Sejak saat itu, kami lumayan jadi teman baik. 

Lain lagi dengan pacarnya (eh, istri dong ya sekarang! Ciyeee), aku lebih dulu kenal Jesslyn karena dia lah yang desain book cover Passion Talk dulu. Karena suka sama desainnya, akhirnya aku minta tolong untuk desain undangan nikahku juga. Sebelumnya, kami nggak pernah ketemuan muka juga lho, cuma kontak lewat chat aja. Pertama kali ketemu, ya bareng si Adi itu, ngobrol sekalian meeting soal nikahan. What a fun friendship history, right?

Throwback 2015.
Nah, yang di tengah itu namanya Cai (harusnya kalian tau, sih, soalnya beberapa kali nongol dan namanya di-mention di blog hihi), sahabat kami yang sahabatan lama dengan Adi dan juga temen kostnya Jesslyn waktu kuliah dulu. And thanks to this lady, Adi sama Jesslyn bisa saling kenal dan akhirnya nikah. Yes, Cai itu mak comblangnya mereka, seru ya, mak!  

And here we are in 2017! 
Psst, this lady is already taken lho! Pacarnya yang motoin kami bertiga hahaha

Semoga kalian langgeng, ya, sampai kakek nenek. Enjoy Balimoon, btw!

Setelah semua agenda penting hari itu selesai, kami masih lanjut nyamperin sahabat kami di daerah Gading. Pokoknya hari Minggu itu memang hari jelong-jelongnya keluarga Yu, deh. Suami juga manut aja tuh kalo diajak jalan, tahu kali istri dan anak 'kan sehari-hari di rumah aja, hihi. Maacih ya, suamik. 

Selamat hari Senin semuanya!

2 comments:

  1. Turut berduka untuk Vika ya, Jane :( aku ga pernah punya peliharaan tapi selalu ikut sedih tiap ada yang cerita kehilangan peliharaannya :(( semoga Vika bahagia di sana yaa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you Eyaaa. Iya, kalau pelihara hewan di rumah kayak anjing/kucing musti siap-siap mereka pergi juga, soalnya gitu deh... sedih juga, kayak ditinggal salah satu anggota keluarga ):

      Delete