Menjaga Kesehatan Lebih Ekstra di Tengah Pandemi

Thursday, May 21, 2020


[Sponsored Post]

Sampai hari ini, kasus Covid-19 di Indonesia belum juga selesai. Meski yang sembuh banyak, tapi kasus barunya bertambah terus setiap hari. I hate to talk about this, but that's the truth πŸ˜”

Baru aja tadi pagi aku ingin mampir ke supermarket dekat rumah untuk belanja dikit sebelum libur Lebaran. Begitu sampai di gerbang supermarket, YA ELAH INI ORANG APA ISI KALENG SARDEN! Serius, RAME AMAT 😭Tanpa mikir ulang, suami auto puter balik mobil untuk segera keluar dari situasi ini. 

Kalau gini ceritanya, sih, paham sekali kenapa kasusnya nggak selesai-selesai. Dan aku makin merasa harus lebih ekstra jaga kesehatan dan tetap diam di rumah itu adalah hal paling aman.

Sejak Indonesia positif corona dan PSBB mulai diberlakukan, aku mulai bawelin suami untuk tetap jaga imunitas tubuh, tetap berdoa supaya dilindungi Tuhan selalu (ini penting) dan melakukan protokol kesehatan covid sesuai anjuran pemerintah. 

Kenapa aku bawel banget? Soalnya kerjaan suami itu masih harus bertemu dengan orang, bersentuhan dengan barang-barang, bahkan setiap minggu sekali pasti ke Sukabumi karena kerjaannya ini. Tiap pulang ke rumah, hal pertama yang harus dilakukan adalah mandi! Nggak boleh sentuh apapun dan siapapun, pokoknya mandi dulu sampai bersih (dan wangi). Semua tas dan barang yang dibawa suami dibersihkan satu-satu. Baju kotor suami pun dicuci terpisah, nggak lupa menggunakan cairan disinfektan (seumur-umur ngerasain harus seribet ini πŸ˜…).

Di samping aku yang rempong, mertua pun lebih kuatir lagi daripada aku. Yaaa namanya orangtua pasti lebih was-was, sih, di tengah kondisi seperti sekarang ini. Si virus ini memang nggak kenal usia dan gender, semua BISA kena. Kalau pun jadi carrier, masih bisa berpotensi untuk menularkan ke orang lain. Kan seremmm ): 

Terus, kalau (amit-amit!) mengalami gejala seperti Covid-19 bagaimana? What should we do? 

First of all, don't panic. Karena panik nggak akan memperbaiki keadaan *true story*

Waktu kasus corona di Indonesia masih hangat-hangatnya, tiba-tiba suami sempat tepar dan batuk-batuk. YAH AKU PANIK DONG. Suami tuh paling kesel kalo aku mulai panik nggak jelas. Kata doi, energi paniknya dipakai untuk merawat dia aja supaya cepat sembuh πŸ˜‚

Mertua pun sempat minta suami ke dokter aja, tapi aku dan suami sepakat nggak usah karena nggak terlalu dibutuhkan. Salah satu gejala corona memang batuk, tapi waktu itu suami nggak demam maupun sesak napas. Jadi kami pikir mungkin terlalu capek dan cuaca yang saat itu lagi pancaroba. Akhirnya, aku cekokin suami air putih yang BANYAK, nggak lupa minum obat dan minum kuah-kuahan. Agak lama, sih, sembuhnya, hampir sebulan hiks. Tapi puji Tuhan memang nggak serius dan akhirnya sembuh. Yeaay! 

Ini kalau gejalanya nggak serius. Kalau gejalanya betul-betul satu paket (flu, demam, batuk-batuk ditambah sesak napas) harus gimana? 

Sekali lagi, nggak usah panik. 

Daripada menerka-nerka, kita bisa konsultasi dengan dokter via online atau biar lebih tenang kita juga bisa langsung melakukan Rapid Test.  

Sekarang ini beberapa rumah sakit besar di wilayah Jabodetabek memiliki layanan rapid test mandiri untuk warga yang mengalami gejala Covid-19. Awalnya memang rapid test ini dilakukan oleh pemerintah dan lembaga kesehatan untuk mengetahui seberapa banyak warga yang berpotensi menyebarkan virus corona. Namun, sekarang ini kita bisa melakukan tes ini secara mandiri. 

Salah satu cara paling mudah dan cepat untuk yang ingin melakukan rapid test, bisa melalui aplikasi Halodoc. Pasti udah familiar dong dengan aplikasi kesehatan satu ini? Kita cukup download aplikasinya (bagi yang belum punya), kemudian ikuti step-step di bawah ini: 

Image credit to Halodoc 

Apa kelebihan buat janji rapid test melalui Halodoc? 
  • Cepat dan aman. Kita cukup buat janji di rumah aja tanpa mengantre (karena menghindari keramaian, yes?) melalui gadget, jadi nggak perlu bergerak ke mana-mana. 
  • Multi option. Selain rapid test, kita juga bisa memilih layanan PCR atau lebih dikenal dengan isitilah swab test. Layanan swab biasanya tindakan lanjut setelah mengetahui hasil positif dari rapid test. Kalau rapid test itu melalui sampel darah, sedangkan swab melalui lendir dahak atau hidung. 
  • Tersedia di berbagai RS dan Faskes. Setelah aku cek, RS dan Faskes yang terdaftar cukup banyak kok. 
Image credit to Halodoc

Setelah buat janji, kita akan dikirimkan SMS konfirmasi jadwal tes dan detail pesanan. SMS ini jangan sampai hilang karena kita membutuhkan ini sebagai bukti kepada tenaga medis yang akan melayani di hari H. 

Setelah melakukan tes, kita bisa langsung pulang dan menunggu hasil melalui SMS atau aplikasi Halodoc di bagian riwayat transaksi satu hari setelahnya. Doanya semoga negatif, ya. Tapi kalau (lagi-lagi amit-amit!) hasilnya positif, kita bisa konsultasi dulu dengan dokter Halodoc (they're responsive and friendly, karena aku pernah memakai layanan ini sebelumnya) untuk mengetahui tingkat keparahannya. Kalau dokter menyatakan gejalanya ringan, kita akan diminta isolasi di rumah. Sementara, jika gejalanya cukup parah, kita akan dirujuk untuk melakukan perawatan intensif di RS khusus penanganan Covid-19. 

***
Tentu harapannya kita semua dalam keadaan sehat-sehat selalu, ya. Meski sebenarnya aku mulai beradaptasi dengan rutinitas baru ini, tetap aja aku nggak mau keluar rumah dengan hati yang dag dig dug kalau harus menghadapi keramaian. Kangen banget momen ngumpul bareng teman, ibadah di gedung gereja, ngantri bayar di supermarket tanpa harus mikirin jaga jarak. Apalagi untuk teman-teman yang merayakan Lebaran tahun ini mungkin akan terasa berbeda dengan sebelum-belumnya. Ada yang terpaksa nggak bisa mudik dan nggak ketemu dengan keluarga tersayang ): 

Please please I beg us all to keep practice social distancing. Cuci tangan lebih sering, jaga kesehatan selalu dan have fun di rumah aja.

Semangat untuk kita semua! Semangat untuk para frontliners yang nggak pernah berhenti berjuang. Semoga Indonesia bisa segera bebas dari corona, ya! 

21 comments:

  1. Semenjak si covid ini ada, aku jarang banget ke luar mbak,seminggu sekali aja ke pasar, itu juga pasar khusus yg memang rada sepi alias ga berdesakan sama sekali, kebetulan memang ada di tempat aku walo selisih harga lumayan mihil, ato paling banter ke minimarket aja,kayak mmasker, cuci tangan, jaga jarak dll tetep aja ku lakuin, semaksimal mungkin deh, btw aku blom download apk halodoc ini si, tapi kayaknya ngebantu banget ya buat kita biar ga penasaran lagi ama si virus ini buat cek" juga ok tuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga kalo keluar rumah hanya belanja kebutuhan aja, Mba Heni. Kalo lagi pengen refreshing, jalan-jalan ke Puncak tapi diam di mobil aja sambil lihat pemandangan di luar. Soalnya di rumah terus juga suntuk hiks

      Coba download deh, Mba, aku sendiri sebelumnya juga pernah pakai layanan konsul dokter di Halodoc. Dokternya responsif dan bisa diresepin obat juga kalau sakitnya ringan, yaa seperti flu gitu. Sekalian untuk update-update informasi kesehatan juga oke banget 😊

      Delete
  2. Halodoc ini inovasinya memang bagus banget sih mba, semenjak ada Halodoc, asli deh nggak pernah saya beli obat ke luar kalau lagi di Indonesia :))))) makanya salut kalau mereka sampai upgrade kualitas ke tahap reservasi untuk COVID test juga ~ secara informasi di luaran soal bagaimana mau ikut COVID test agak 'buram' alias susah banget dapat info validnya. Thanks to Halodoc sekarang jadi gampang :D

    Di hape saya cuma ada 2 aplikasi related to kesehatan, satunya si Halodoc ini yang menurut saya wajib punya karena sangat berguna di era digital seperti sekarang :D eniho, semangat untuk kita, semoga si Coro segera hilang biar kita bisa aktivitas lagi seperti sedia kala <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah betul banget itu, Mba Eno! Aku juga pernah beli obat via Halodoc, ternyata ringkas dan cepat banget. Terus obatnya dikirim pake plastik merah khusus mereka punya yaa πŸ˜† Waktu tau Halodoc punya layanan rapid test ini cukup takjub juga. Memudahkan bagi mereka yang ingin tes tapi nggak perlu bikin janji ke rumah sakit segala. Praktis!

      Aminnn! Hush hush cepatlah kau pergi, corona! Aku mau jalan-jalan nih ):

      Delete
  3. trims infonya kak, emang lagi butuh ni konsultasi masalah covidm
    baru paham kalau di jabodetabek bisa pakai aplikasi halodoc

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Mas Rezky! Semoga terbantu dengan aplikasi Halodoc ini ya!

      Delete
  4. Papaku juga masih kerja. Tiap hari masih kontak sama orang luar. Pulang-pulang beneran gak boleh sentuh apa-apa, wajib mandi! Baju kotor pun ditaro di ember terpisah yang udah dikasih air dan desinfektan. Beneran gak pernah serempong ini. Hahhaa. Tapi demi keselamatan dan kenyamanan bersama ya kannn :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah ternyata sama juga ya kondisinya, hahaha. Iya memang rempong banget tapi mau bagaimana lagi deh, better safe than sorry ya 😁

      Delete
  5. Setuju mba jadi ribet, tapi mau gmn lagi ut mitigasi agar tidak tertular. Saya pulang ngantor masuk rumah lewat belakang terus. lepas semua pakaian di kamar mandi luar. Tas, ikat pinggang, sepatu dll disemprot desinfektan terus.

    Smg kita semua terhindar dari wabah ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah sampai harus lewat belakang rumah segala ya bang πŸ˜… Tapi ya betul sih, mau bagaimana lagi, karena semua protokol kesehatan ini harus dilakukan supaya kita semua terhindar dari virus penyakit dan tetap sehat ya.

      Amin amin! Semoga Indonesia cepat selesai dari wabah corona ini (:

      Delete
  6. Aku setelah ada himbauan jaga jarak dan stay at home juga akhirnya membatasi diri keluar rumah, Mbak. Biasanya suka keluar jalan-jalan cari angin, sekarang jadi gak pernah. Keluar paling gak seminggu sekali buat ke pasar dan mungkin sekitar dua Minggu sekali buat ke minimarket buat stok barang-barang keperluan rumah tangga dan stok cemilan. πŸ™ˆ

    Ngomong-ngomong sekarang halodoc juga memfasilitasi buat penanganan covid-19 juga ya, Mbak. Wah, jadi lebih nyaman nih. Soalnya kalau mau periksa langsung ke dokter atau rumah sakit kan takut, jangan-jangan yang awalnya negatif malah bisa ketularan covid-19 sama orang positif yang ada di sana. Kalau konsultasi dulu secara online kan lebih enak. Bisa jadi keluhan kita bukan covid-19, melainkan hanya flu biasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kebetulan karena tinggal di gang buntu, kadang-kadang aku masih iseng jalan-jalan sambil nemenin anak main sepeda sekalian jemur matahari juga hihi soalnya kelamaan di dalam rumah juga penat, diajak jalan-jalan suami di dalam mobil aja pun senang huahaha

      Betul sekali, Mba Roem. Dengan layanan konsul online ini memudahkan kita sekali untuk sekedar tanya-tanya soal kesehatan. Kalau nggak mendesak memang sebaiknya menghindari rumah sakit dulu, ya. Social distancing ini benar-benar nggak boleh disepelekan ):

      Delete
  7. Lebaran ini aku deg-degan sumpah masih ada salam-salaman door to door😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. ADUHHH aku dengar cerita Mbakku keluarganya di kampung masih ada yang begini juga, padahal di sana udah sempat ada yang kena 😫

      Delete
  8. Wah, thanks infonya Mbak, kebetulan saya juga pakai aplikasi ini.
    Selain jaga kesehatan tubuh, kesehatan pikiran juga penting sih Mbak. Saya sebisa mungkin mengurangi membaca berita tentang persebaran Covid-19 di Indonesia ini, bikin parno dan malah jadi takut sendiri. Apalagi di rumah ada bocah kecil juga yang belum bisa mengenali gejala-gejala sakit yang dirasain tubuhnya.

    Semoga kita semua tetap sehat dan pandemi ini segera berakhir.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Mas (:

      Setujuuu banget! Kesehatan mental itu sebenarnya yang paling mempengaruhi kondisi kesehatan juga ya. Makanya saya suka mengingatkan suami untuk bantu mengingatkan mertua untuk jangan kebanyakan mikir karena nonton berita terus-terusan, yang ada makin kuatir πŸ˜‚

      Aminnn! Semoga ini semua cepat berlalu dan kita juga sehat-sehat ya!

      Delete
  9. Kalo disini emang jauh dari pasar sih mba, tapi banyak warung sayur. Jadi kalo mo belanja gak terlalu was was kayak di pasar. Meskipun kadang serem kalo ibu2 nya berjubel dan pada gak pake masker, mentang2 bukan di pasar.

    Kayaknya emang udh mulai kendor pertahanan buat jaga kesehatannya mba, lelah mungkin. Karena gak selesai selesai. Saya juga udah lelahhhh πŸ˜‚

    Jangankan mo ke dokter, main sama anak-anak di depan rumah pun masih mikir seribu kali. Apalagi kalo anak-anak mulai sakit. Gak yang bisa bantuin, panik sendiri kalo gak punya tempat bertanya.

    Beruntungnya kita udah berada di jaman online, banyak hal bisa dilakuin tanpa perlu was-was karena harus ke dokter yang notabene merupakan tempat paling rawan dalam penularan virus. Dan itu membuat aplikasi seperti halodoc ini sebagai aplikasi yang bakal sering dicari πŸ˜†

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di dekat rumah sebenarnya ada warung sayur, cuma sejak PSBB pada tutup, entah pada ke mana juga yang jualan huhu

      Aku pun merasa sejak awal pemerintah kayak maju mundur gitu soal penanganan covid-19 ini, nggak tegas seperti yang dilakukan di negara lain. Makanya kurvanya kok seperti agak lambat menurunnya hiks

      Iyaa hidup di era serba online ini memudahkan kita sekali ya, Mba, bahkan konsul dengan dokter aja bisa sebatas handphone. Semoga Halodoc bisa mengembangkan sistemnya terus supaya lebih baik ke depannya (:

      Delete
  10. Serba salah juga sih mba pemerintahnya, mau mengutamakan kesehatan nanti yang jatuh perekonomiannya, kalo mengutamakan perekonomiannya yg terjadi sebaliknya. Berdoa aja yang terbaik buat semuanya hehe

    ReplyDelete
  11. kayaknya buka halodoc terakhir kali hampir sebulan lalu, waktu konsultasi ke dokter kulit, tibatiba ada inovasi buat janji untuk rapid test covid, makin yahud aja ini

    ReplyDelete
  12. halodoc ini bener-bener membantuku selama covid. Huhuhu berapa kali ya konsul halodoc karena keterbatasan? Seandainya tambal gigi bisa lewat halodoc vidcall, kayaknya saya mau tambal gigi via vidcall aja deh. Wkwkwkwk. Maklum udah tiga bulan menunda janji ke dokter gigi karena situasi yang seperti ini.

    Orangtua saya pun, akhirnya saya installkan halodoc ini, karena saya khawatir dengan faskes yang rentan. Awalnya sih beliau ngotot, tapi setelah melihat bisa pesan obat lebih mudah, akhirnya jadi suka nanya ke saya kalau mau konsul halodoc (soalnya memang kurang fasih).

    Sejak pandemi, kayaknya baru dua-tiga minggu terakhir saya mulai merasa lebih prima dalam bekerja dan berkegiatan. kayaknya libur idul fitri lumayan membantu nih hahaha.

    Bagusnya aplikasi kayak halodoc ini juga makin berkembang membantu. Jadi ketika terjadi apa-apa, termasuk harus rapid test, bisa janjian dulu dan merasa lebih tenang, dibanding kemarinan yang harus menghubungi hotline dulu (serta banyak menghadapi ketidakpastian kayak si gebetan... eh)

    Mudah-mudahan kita bisa menghadapi new normal dengan lancar. Semoga mbak Jane dan keluarga juga sehat selalu! Seneng bisa main ke blog ini lagi dengan proper.

    ReplyDelete