Eps. 9: Top 3 Page Turner Books

Friday, July 30, 2021


Nggak berapa lama JanexLia ep. 8 di-publish, email baru masuk di malam hari, dari si peri kecil: 

"Ci, mumpung ada ide untuk berikutnya aku langsung email cici biar nggak lupa wkwk. Aku punya ide Top 3 Page Turner Books ala JanexLia, gimana menurut cici? 😁"

How do I think? Tentu saja langsung kuterima idenya! Kebetulan banget aku pengen resubscribed Gramedia Digital lagi (thanks Lia for helping!), jadi bisa deh sekalian baca beberapa novel yang selama ini nangkring di wishlist dan langsung masuk ke daftar top page turner books kali ini! 

Second Sister by Chan Ho-Kei


Perasaanku setelah selesai baca novel ini seperti Kate Winslet yang terharu saat Leonardo DiCaprio akhirnya mendapatkan piala Oscar pertamanya:


Prolog novel ini berhasil membuatku melanjutkan cerita dari satu halaman ke halaman selajutnya, terus tanpa henti. Fun part: aku nggak sadar novel ini setebal 600 halaman lebih karena saking serunya dan karena memang baca di Gramedia Digitaland I'm not bothered to find out the total pages in the first place tho loljadi nggak terlalu 'berasa' dan 'terbebani' dengan tebalnya buku. Pokoknya scroll aja terus ke atas , tau-tau tamat 🀣

Dan lucunya, aku baru ngeh novel ini ternyata bukan novel Jepang saat membaca nama karakter berserta latar tempat cerita yaitu di Hong Kong. Huruf kanji besar yang terpampang pada cover dan warna khas novel-novel Jepang yang sebelumnya ini pernah aku baca (dan tau) cukup meyakinkan bahwa ini novel misteri Jepang. Ternyata saya salah, ferguso. Kanji ηΆ²ε…§δΊΊ secara harafiah mempunya arti "orang dalam internet" dalam bahasa Mandarin. 
 
Apa hubungannya orang dalam internet dengan judul novel? 

Second Sister bercerita tentang seorang wanita muda bernama Nga-Yee, yang tidak menerima kenyataan bahwa adik perempuannya yang masih SMA, Siu-Man, ditemukan meninggal karena bunuh diri (tenang ini bukan spoiler). Nga-Yee merasa kematian adiknya disebabkan oleh sesuatu karena dia merasa mengenal adiknya dan bunuh diri bukan sesuatu yang dilakukan adiknya. Merasa bingung, Nga-Yee dikenalkan kepada sosok misterius (yang juga jenius) bernama N (iyah, N doang namanya) untuk mengungkap kebenaran di balik kasus kematian Siu-Man dengan cara menelusuri jejak orang-orang yang diduga kuat sebagai penyebab kematian Siu-Man dalam internet. 

Tema cerita cyber bullying dan mental health sebetulnya bukan tema baru yang pernah aku nikmati. Sebelumnya aku sering menonton film yang mengangkat tema besar ini, sebut saja "Cyberbully", "Trust", "Disconnect" (kalian coba nonton judul ini deh!) sampai "Searching". Semua film maupun buku yang bertemakan cyber crime ini bukan bertujuan untuk menakut-nakuti kita tentang internet, justru sebaliknya, kita harus lebih berhati-hati dalam pemakaiannya. Internet itu apa yaa.. sekali masuk, kita nggak bisa 'melarikan diri'. Apa pun yang kita posting ke dalam internet, jejak kita selamanya akan ada di sana meski kita udah menghapusnya. Mengutip apa yang N katakan dalam novel, "Internet itu seperti senjata bermata dua, tergantung bagaimana kau memakainya." 

Selama proses penyelidikan, Nga-Yee disadarkan bahwa selama ini dia nggak begitu kenal baik dengan adiknya sendiri. Dia hanya sibuk memikirkan kenapa adiknya nggak pernah cerita kalo ada masalah setelah kejadian yang menimpa keluarga mereka, padahal dirinya sendiri sibuk bekerja di luar demi bertahan hidup, sehingga nggak punya waktu untuk heart-to-heart dengan adiknya. Ini sedikit mengingatkan pada film "Searching", di mana sang ayah ternyata nggak mengenal putrinya sendiri setelah kematian sang ibu. 

Kepiawaian penulis dalam menuturkan cerita nggak membuatku ingin buru-buru mengetahui pelaku kejahatan yang sebenarnya. Padahal yang namanya cerita misteri detektif gini, biasanya kita bakal ingin mengetahui siapa biang dari semua kejadian, kan. Tapi ini nggak lho. Enak banget deh pace-nya. Berasa nonton film serial. Makanya nggak heran begitu ketemu twist, aku cuma bisa bengong. Bahkan mendekati akhir cerita aku dikejutkan dengan twist yang membuatku sampai literally say "WHAAAT? HAH GIMANA SIH?". Sampai Josh pun ikutan bingung, "Ma, lagi baca apa, sih?" 🀣

Karakter N stole the whole story! Aku hanya mengira dia sebatas tokoh pendamping cerita (duh, dibocorin nggak ya status dia dalam cerita? Nggak deh ya, baca sendiri aja biar makin penasaran 😜), tapi setiap kali dia memberikan "clue" saat melakukan investigasi seperti ingin mengajak pembaca ikut menyusun kepingan puzzle cerita. Sampai aku gregetan sendiri pokoknya tiap selesai baca satu chapter. Pokoknya jangan sotoy baca novel ini. Yang kita benar, belum tentu tepat *halah* 

Pada akhirnya, pesan sponsor dari novel ini adalah, jangan lupa kalau setiap kita punya topeng sendiri dalam bermain internet. Di dunia maya, kita bebas menjadi siapa aja tanpa menggunakan nama asli. Tapi yang nggak kita sadari, kita justru membuka karakter asli dalam diri kita bahkan mungkin 'membangkitkan' sisi gelap dari diri sendiri. 

Terakhir, aku rekomendasikan ini untuk kalian semua penggemar novel misteri, detektif dan sejenisnya. It will blow your mind away!

Oh ya, aku belum bilang, ya, kalo novel ini berhasil aku selesaikan dalam dua hari aja. Seharinya pake bergadang lho. Bergadang ngurus bayi ❌. Bergadang baca novel misteri cyeeeeek. 

Terusss, mau bilang makasih sama Reka dan Lia yang udah meyakinkan untuk baca novel ini. Jangan main-main deh sama rekomendasi buku mereka, ngeri mennn! πŸ˜†

The Silent Patient by Alex Michaelides


Yesss, lagi-lagi kategori mystery-thriller masuk dalam urutan kedua top 3 untuk kategori ini. Nggak capek setelah baca novel sebelumnya, aku langsung tancap gas untuk membaca judul ini, di Gramedia Digital juga. Udah lama banget dengar judul novel ini sejak digaung-gaungkan sebagai novel psychological thriller terkeceh sejak terbit, bahkan mendapatkan Goodreads Choice Awards 2019 untuk kategori mystery and thriller

Alicia Berenson adalah seorang pelukis ternama ditemukan bersama jasad suaminya, Gabriel, yang mati ditembak sebanyak enam kali di bagian wajah dalam rumahnya sendiri. Nggak ada perlawanan maupun pembelaan dari dirinya sama sekali saat dituduh sebagai tersangka pembunuhan suaminya sendiri. Alicia bungkam sejak kejadian tragis tersebut. 

Enam tahun kemudian, seorang psikoterapis bernama Theo tiba-tiba menawarkan diri untuk mendalami kasus Alicia dan berjanji akan membuat Alicia lepas dari kejadian tragis tersebut. Semua orang bilang usaha Theo akan sia-sia, karena Alicia nggak pernah bicara lagi sejak kejadian tersebut. Mentalnya terganggu, kondisinya di bawah pengaru obat-obatan, hal-hal tersebut nggak memungkinkan dirinya untuk bisa pulih kembali. 

Pertanyaannya: apakah benar Alicia pelaku pembunuhan suaminya? Kenapa dia bungkam selama enam tahun? Apa yang disembunyikannya? 

Baru aja mulai baca beberapa halaman aku agak kecewa sedikitttt, karena ternyata novel ini nggak diceritakan dari sudut pandang Alicia secara keseluruhan. Padahal cuma nama dia yang muncul di blurb novel. Alih-alih kita akan dibawa ke dalam cerita oleh dari sudut pandang sang psikoterapis, Theo. 

Alur novel ini sedikit lambat di awal. But again, namanya novel misteri-thriller nggak afdol kalo pembacanya nggak dikejutkan dengan plot twist yang memunculkan pertanyaan: why, why, why??

Aku mulai merasakan ketegangan cerita di tengah buku. Bahkan saat selesai baca sebuah chapter, aku merinding sampai nggak berani buka mata saat tidur malam karena merasa seperti sedang 'diawasi' dari jendela kamar. Perasaan yang sama saat aku selesai nonton film Gone Girl, aku sampai numpang tidur di kamar adikku karena 'trauma' πŸ˜‚

Tapi tenang aja. Ini nggak semenakutkan itu kok. Akunya aja yang cemen HAHAHA. Melalui novel ini lagi-lagi aku diingatkan betapa seramnya seorang manusia jika diliputi rasa dendam yang mendalam. Manusia kepahitan seperti ini tuh mudah banget 'dipakai' iblis untuk melakukan hal-hal yang nggak kita inginkan sebenarnya.

Ngomong-ngomong Gone Girl, plot novel ini juga memiliki sedikit persamaan karena sama-sama membahas unhappy marriage. Masing-masing tokoh punya isu sendiri sebelum menikah. Karena nggak diselesaikan, isu tersebut ' meledak' dalam pernikahan dan akhirnya pasangan pun jadi korban. 

Penulis menyelipkan cerita mitologi Yunani yang sampai sekarang ini masih membuatku berusaha untuk menghubungkannya dengan kasus Alicia. Bahkan sampai ending pun aku masih bingung dan nggak menemukan jawaban pasti tentang apa yang membuat Alicia nggak bicara sampai enam tahun? 

Who would like this novel? Penikmat Gone Girl, this is for you. Siapa tau suka (:

Lukisan Hujan (dan sekuel lanjutannya: Putri Hujan dan Ksatria Malam)


Setelah dua karya thriller, yang terakhir genre favoritku sepanjang masa: romance πŸ˜†

Nggak banyak novel romance yang selama ini aku baca bisa masuk kategori page turner. Saat aku browsing pun, daftar page turner books itu kebanyakan genre thriller. Novel romance kesayanganku, Safe Haven, pun berbalut thriller sebetulnya. Cuma karena pernah membahas singkat tentang novel tersebut, untuk postingan ini aku ingin memberikan rekomendasi lain. 

Lukisan Hujan dan sekuel lanjutannya sebuah karya teenlit yang menemaniku melewati masa SMP (ciyeeeh). Seorang teman yang merekomendasikan, katanya teenlit ini nggak kacang-kacangan. Nggak menye-menye. Pokoknya harus baca, deh! 

Sebelumnya, harus kenalan dulu nih dengan penulisnya. Ada yang udah pernah baca karya beliau? Pada dasarnya, Sitta Karina menciptakan sebuah keluarga besar bernama Hanafiah. Kalo kalian pernah baca novel trilogi Crazy Rich Asians karya Kevin Kwan, nah persis gitu deh. Keluarga Hanafiah ini ceritanya keturunan Indonesia-Meksiko, mereka semua lancar berbahasa Indonesia, Spanyol dan Inggris. Hanafiah dikenal sebagai keluarga terhormat, tajir melintir dan beberapa anggota keluarganya termasuk bagian socialite Jakarta. 

Novel pertama yang mengenalkan keluarga Hanafiah adalah Lukisan Hujan, dengan tokoh utamanya Diaz Hanafiah. 

Plot cerita novel ini sebetulnya sederhana banget. Cowok cewek meet-cute, terus bangun hubungan, mengalami turbulence, at the end mereka harus mengambil keputusan apakah hubungan ini layak dipertahankan atau diakhiri. 

Yang membedakan Lukisan Hujan dengan novel romance lainnya, tentunya gaya menulis Kak Sitta yang apik dan sangat elegan. Kita bisa diajak menyelam lebih dalam emosi yang dirasakan setiap karakter. Deskripsi berbagai setting nggak terkesan berlebihan. Penggambaran kehidupan sosialita Jakarta pun terkesan nggak lousy. Beberapa kali disebutkan nama-nama resto atau hotel mewah, maupun brand high-end, nggak berkesan norak sama sekali. Semua disampaikan dengan cara halus. Beneran deh. One of a kind banget. Selama di Bali, aku baca ulang kedua novel ini. Setelah belasan tahun lamanya, ternyata novel ini masih memberikan pesona yang sama huhuhu. 

Supaya paham sama maksudku, coba baca cupilkan isi novel ini, deh. Penulisnya berbaik hati membagikan penggalan cerita Lukisan Hujan di blognya pribadi.

Untuk sekuel lanjutannya, Putri Hujan dan Kstaria Malam, this one is gold. Selain romance, Kak Sitta menyelipkan sedikit sentuhan action dan misteri dalam sekuel ini. Kita juga bakal berkenalan dengan beberapa tokoh Hanafiah lainnya yang bikin kita merasa they're actually real person! 

Sejak pertama kali baca Lukisan Hujan dan karya Sitta Karina lainnya, penggambaran tokoh-tokoh Hanafiah di imajinasiku nggak berubah. Apalagi si Diaz ini. Ngebayangin cowok blasteran Indo-Latin itu pasti guantengnya ampun, kan ya. Belum lagi sepupunya, Reno Hanafiah, yang menurut Kak Sitta, sih, penampakannya kayak jelmaan dewa Yunani. Pusing nggak tuh? πŸ˜†

Fun fact: Kak Sitta menolak beberapa kali tawaran PH untuk menjadikan novel ini ke layar lebar. As a loyal reader, aku mendukung keputusan beliau. Nggak rela rasanya para tokoh harus dimainkan oleh aktor beneran huhuhu. Biarlah Diaz dan para sepupunya yang keceh tetap seperti apa yang ada dalam imajinasiku 😜

Oh iya, sejak beberapa tahun lalu Kak Sitta menerbitkan ulang semua karyanya dengan revisi serta cover baru. Cover Lukisan Hujan yang ada di banner atas itu cover lama(Kak Sitta sendiri yang membuat ilustrasinya! Did I mention she's also a talented artist?)yang udah berhenti dicetak. 

***
Susah-susah gampang, ya, menentukan buku yang berhasil membuat kita saat membacanya nggak sadar waktu udah berlalu begitu aja. Dan rasanya emang benar, sih. Novel genre thriller itu mudah sekali membuat kita terhanyut apalagi kalo plot ceritanya digodok dengan sangat baik (salam untuk Katarsis dan Rumah Lebah!). 

Jujur aku penasaran banget dengan top 3 page turner books ala Lia! Secara buku yang dibaca Lia akhir-akhir ini juga menarik πŸ˜† Teman-teman jangan lupa mampir ke blognya untuk kepoin, ya! 

Jadiii... versi kalian sendiri ada buku apa aja? πŸ‘€


Shopping List πŸ“š
Kamu bisa belanja semua judul buku di atas dengan klik link di bawah ini:

25 comments:

  1. Setuju banget! Genre thriller dan mystery itu paling mudah bikin kita hanyut sama cerita sampai bikin lupa waktu ya, Ci 🀣.

    Second Sister bener-bener bikin lupa waktu ya saking serunya 🀣. Aku juga nggak ngecek berapa halaman bukunya wkwk aku tahu itu tebel, tapi nggak sangka kalau sampai 600hal dan nggak berasa banget 🀣.
    Aku pas baca Second Sister malah lebih penasaran dengan cerita N daripada pelaku utama pembunuhan siapa 🀣. Huhu N keren banget sih 😭 luv N banget wkwkwk

    Nah yang Silent Patient ini, aku kepengin baca jugaaa! Berhubung belum baca blurbnya sebelumnya *kebiasaan*, ulasan dari Cici ini ngebantu banget! Aku jadi takut nggak bisa tidur juga nih 🀣 karena aku anaknya cemen 🀣. Tapi I'll try first! Penasaran soalnya 😝

    Dan buku ke3, kayaknya nama Sitta K. nggak asing di telinga, Ci πŸ€”. Beberapa hari lalu sepertinya Kak Thessa juga pernah bahas soal Sitta K. dan salah satu karyanya. Mungkin dulu aku pernah baca novelnya, tapi udah lupa πŸ˜‚
    Beuhh, karakter cowoknya seperti dewa Yunani?! Astagaa~ itu pasti gantengnya kebangetan dan bersinar-sinar gitu wkwkwk. Menarik novelnya karena nggak cuma romance aja, tapi ada actionnya juga 😍. Btw kalau nggak baca buku pertamanya, kira-kira bakal ngerti sama buku keduanya ini nggak, Ci?

    For the last, terima kasih banyak Ci Jane karena udah mau berkolaborasi denganku sampai selama ini 😭😭. Nggak pernah kebayang bisa kolaborasi sama blogger yang tulisannya membuatku jatuh cinta sejak awal pertama lihat 😭😭. Thank you so much, Ci Jane πŸ₯°

    Psss, dear Josh, yang sabar ya kalau mommy-nya seru sendiri kalau lagi baca buku πŸ€ͺ

    ReplyDelete
    Replies
    1. Paraaaah sekali memang genre thriller ini bikin lupa waktu! Jadi inget pas baca Rumah Lebah dan Katarsis, Liii. Sampe enggan untuk nutup aplikasi karena kehanyut dalam cerita 😭 Bedanya Second Sister ini seperti yang kita bilang juga yaa, kayak nonton film Hong Kong wkwkwk N WO MEN AI NIIII! 🀣

      Ayoooo segera baca Lii! Kalo di Libby bisa baca Inggrisnya kan, ya? Siapa tau baca originalnya lebih ngena daripada terjemahan. Tapi kemarin baca di GD aja aku juga cukup tercengang sih wkwkwk dan tenang ajaa, aku yakin kamu lebih kuat dari aku. Nggak sehoror itu sih, aku murni cemen aja karena bacanya malem-malem di saat anak-anak udah pada tidur 🀣

      Novel Sitta Karina bagus-bagus, Liii! Dan entah kenapa nih, setelah kenal kamu, aku merasa karakter Sisy yang ada di Lukisan Hujan kok mirip kamu yaa πŸ˜† kalo kamu mau coba baca karya beliau, coba baca Imaji Terindah deh. Cuma memang menurut Kak Sitta sendiri urutannya harus dari Lukisan Hujan dulu. Cuma Imaji Terindah nggak nyambung kok sama cerita LH, karakternya juga beda :D

      Huhuhuhuhu why yo so sweet sisturrrr 😭 aku pun senang sekaliiii mimpi kolaborasi di blog terwujud karena kamu huhuhuhu makasih yaa udah ngajakin aku dan betah sampai hari ini. Pliss jangan bosan ya! 😝😘😘😘

      Delete
  2. Wah ide Lia boleh di tiru nih πŸ˜‚

    Anyway Kak Jane, Chan Ho Kei punya buku lain yg judulnya The Borrowed, novelnya cukup ramai juga dibicarakan sebelum Secondsis terbit. Berniat baca kah? Kayaknya sih jumlah halamannya juga lumayan tebal wkkk.

    Wah keren aku baru tau kalo huruf kanji pada cover novelnya punya arti “orang dalam internet”πŸ€”

    Kak ngomong-ngomong soal Gone Girl, aku kok kurang sreg sama filmnya ya πŸ˜…, Kakak baca bukunya juga atau nonton filmnya ajaa?

    Daaaann syukurlah Kak Jane cocok dengan bukunya lagi..seru banget liat tulisan Kak Jane karena dari apa yg kurasakan terlampiaskan lewat tulisan kk hahaha. Anyway aku selalu gatel sih kalo ada yg membahas genre thriller. Aku mau kasih satu rekomendasi novelnya Jeong you Jeong judulnya The Good sonπŸ˜†. Siapa tau Kak Jane tergoda untuk membaca hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nahhh berarti abis ini boleh dong kamu share juga versi kamu, biar aku dapet racun bacaan thriller-mystery lagi πŸ˜‚ Aku udah download The Borrowed di GrameDig, Nisss. Cuma belum mulai baca. Kemarin aku bilang lagi baca Saha Mansion yaa, terus sekarang macet bacanya, pindah ke novelnya Keigo Higashino yang Suspect X, ternyata lebih seru πŸ˜†

      Iya dongg. Setelah selesai baca novelnya, terus jadi lebih memaknai arti kanji yang di cover ckckck

      Gone Girl aku baca bukunya setelah nonton filmnya. Tapi ya gitu deh, kalo udah nonton duluan baca bukunya jadi B aja, mana aku baca terjemahannya yang tebal banget itu πŸ˜‚ Btw, kamu baca novelnya Gillian Flynn yang lain nggak? Katanya Dark Places bagus yaa.

      Hahahaha makasih juga udah baca ulasanku, ya! Akutu sebenernya dulu nggak terlalu pandai review buku. Karena sering baca ulasan kamu, Mba Tika dll sekarang jadi lebih luwes hihi

      Whaaa baiklah aku take note dulu judul bukunya! Maacih yaa, Nis! 😘

      Delete
    2. Wkwkk boleh Kak..kayaknya aku pengin bikin juga.

      Saha mansion ada apa nih kak? Soalnya aku dapet kesan dari kenalan yg udah baca, dia agak bingung sama ceritanya wkwk. Huaaa Devotion itu lebih mantap memang!! Seru banget kan, Kak Jane udah sampe mana?😁

      Tapi karakternya Nick di novel emang kayak begitu ya kak? Sama persis? Soalnya aku kesel kebangetan sama dia sih. Parah. Aku belom baca yg Dark places. Baru pernah baca yang Sharp Objects. Buku ini juga sama karakternya pada nyebelin semua πŸ˜‚, baru inget aku.

      Sama-sama Kak Jane, aku sampai saat ini juga masih belajar dari temen-temen blogger, terbantu sekaliπŸ˜†

      Delete
  3. Tiap baca misteri-thriller, bawaannya stres sendiri. Antara pengen cepet-cepet tamat, pengen liat spoiler, tapi juga gak mau liat spoiler. πŸ˜₯ Kemarin aku baca the memory police aja udah ngebut2 itu pengen cepet tamat lantaran ada thriller vibesnya, padahal cuma sedikit.

    Karena kita seumur, Lukisan Hujan ngingetin aku sama taman bacaan waktu SMA dan majalah gogirl!. Terus aku inget dulu gak suka sama novel ini, karena menurutku tokoh-tokohnya pretensius (Horkayyyy semuahhh, maklum anak SMA bawaannya sirik ingin punya kehidupan yang sama) (HAHAHAHAH).

    Padahal sekarang aku baca crazy rich asians dan gossip girl. sungguh anak yang tidak konsisten.

    Nah. Karena alasan itulah, aku gak baca. Pas SMA tuh lagi demen-demennya Supernova, baca ulang berkali2 gak bosen. Jadi ingin baca karena lihat ulasan di atas, mungkin kalau dibaca sekarang pas udah jauh lebih tua, rasanya bakal beda.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku kalo baca thriller mystery sebisa mungkin menahan diri untuk nggak buka spoiler, Mbaa (walau penasaran banget tapi sensasinya hilang kalo udah tau spoiler 🀣). Jadi baca review pun yang benr-bener minim spoiler hihi Memory Police tuh novel Jepang juga yaa?

      Hahahaha yaampun GoGirl! tuh masa-masa remaja kita yang indah yaa πŸ˜† aku juga awalnya bingung nggak bisa relate dengan kisah Lukisan Hujan. Kebanyakan restoran dan mall yang disebut berlokasi di JakSel... dan ini juga yang membuat aku pengen banget menyambangi wilayah JakSel ketika SMA biar gaul 🀣Tapi enjoy aja dengan plotnya karena bener-bener berbeda dengan teenlit kebanyakan hihi

      Betulll novel remaja favorit kita ketika dibaca ulang hari ini pasti memberikan kesan yang berbeda (:

      Delete
  4. Tahu nggak si Mba.. aku pas beres baca second sister tuh berasa kaya huhuhuh😭😭 merasa jadi manusia paling beruntung.. πŸ˜… seneng banget aku tuh kenal sama kalian. Rekomendasi buku2nya itu lohh "Ranca Bana".. buku second Sister itu emang Page Turner banget.. kalau nggak karena kerjaan mungkin buku ini bisa kelar 2-3 hari. Hahaha. Yakin penasaran banget pas proses baca kemarin. Smpe kepikiran buat ambil cuti.. wkwkw 🀣🀣 tapi untung nggak jadi.

    Btw aku jadi penasaran sama The Silent Patient, sama Lukisan Hujan juga 😁.. berhubung ketiganya masuk kategori Page Turner versi mba jane. Rekomendasi enaknya yg mana dulu ya mba??

    Tapi berhubung Lukisan Hujan genrenya Romance kayanya aku mulai The Silent Patient dulu.. 😁 terimakasihh banyak banyak banyak Mba. πŸ˜†

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah asikkk jadi Mas Bayu udah selesai baca Second Sister juga ya?? Bener-bener yaa... mindblowing sekali! 😭

      Aku sampai googling apa itu arti Ranca Bana, ternyata bahasa Minang, Mas Bay? Artinya ciamik yaa? wkwkwk jadi sungkan ahh πŸ™ˆ dan aku ngakak kalo Mas Bayu beneran sampai cuti demi selesain Second Sister. Berasa ikut terlibat dalam penyelidikan ya 🀣

      The Silent Patient dulu ajah! Lukisan Hujan bisa kapan-kapan lahhh hihi selamat membaca yaa! :D

      Delete
  5. Kayaknya penghargaan page turner books, tuh, paling gampang digaet sama novel misteri gitu ya, mba Jane πŸ˜† dan mau seklise apapun temanya, kalau alurnya mengalir, bikin ga terasa tau-tau udah ending aja. Hahaha.

    Baiklah, ku akan semakin mengumpulkan niat untuk membaca Second Sister. Udah berapa orang yang ngerekomandasiin ini... XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget ya, Mba Hicha. Soalnya kalo genre romance, tebak-tebakannya cuma si tokoh A dan B jadian atau nggak. Sedangkan kalo thriller misteri ending-nya bisa APA AJA dan biasanya kita dibuat terkejut setengah mati πŸ˜‚

      Cusss segera baca, Mbaa! Tell us what you think later! :D

      Delete
  6. Ahahahaa aku setuju banget bagian rekomendasi Reka dan Lia (juga Jane!) itu enggak main-main, rekomendasi kalian tuh selalu baguuuss πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    AKu juga penasaran sama Second Sister, udah banyak yang review dan bilang bagus, dan jujur aja yaaa sebelum baca review kamu Jane, aku ga pernah bener-bener baca review Second Sister, jadi awalnya aku pikir ini bukan tema cyber bullying gitu πŸ™ˆπŸ™ˆ

    Ya ampun kamu nyebut Sitta Karina jadi nostalgiaaa... Aku juga dulu baca Lukisan Hujan dan seri lainnya tentang keluarga Hanafiah! Jaman-jaman cerita tentang crazy rich gitu belum begitu banyak yaa jadinya baca buku-bukunya Sitta Karina pas itu berasa fresh banget πŸ’– Selain Hanafiah, aku juga baca bukunya Sitta Karina yang Magical Seira, kayaknya kamu baca juga yaa Jane?

    Sejujurnya aku udah lama ga baca buku yang sampai begadang. Jadi yang aku inget pas baca seri Percy Jackson and The Olympians sama seri penerusnya The Heroes of Olympus itu paling page turner karena bener-bener 10 buku aku bacanya hampir ga disela buku lain πŸ˜‚πŸ˜‚

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga berpikiran sama, Eyaa. Nggak kebayang kalau ini ternyata mengambil tema cyber bullying, di mana temanya memang dekat banget nggak sih dengan dunia kita sekarang huhu

      Ihiyyy ada yang samaan baca novelnya Sitta Karina! πŸ˜† di zamannya memang seperti angin segar di tengah bacaan teenlit pada umumnya ya! Kebetulan aku nggak baca karya fantasinya Kak Sitta, Eya. Benar-benar ngikutin seri Hanafiah aja :D Judul favorit setelah Lukisan Hujan itu "Pesan Dari Bintang", kamu pernah baca nggak?

      WAWWW 10 buku benar-benar dibaca tuntas tas tas tanpa dijeda buku lain itu sih warbiasak!! πŸ‘πŸ»πŸ€£ tapi nggak nyesal gitu yaa bergadang karena baca buku bagus, apa aku aja yang merasa demikian wkwkwk

      Delete
  7. sama kayak mbak Mega, kalau baca genre thriller, aku ada takut deg deg-annya tapi penasaran mau dilahap sampe abis, tapi takut. Nah bingung kan hahaha
    kalau udah baca yang genre beginian, rasanya tangan kayak lemes apalagi kalau dibaca tengah malam :D

    aku kok penasaran sama Lukisan Hujan, apalagi si cowok digambarkan jelmaan DEwa Yunani, widihh
    setuju sama mba jane, biar yang baca aja yang berhalu-halu ya mbak.sesuai imajinasinya masing masing :D
    ntar kalau dimanusiakan, nggak sesuai expetasi, malah kecewa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wwkwwk serba dilema yaa πŸ˜‚ soal baca thriller di tengah malam itu sama banget deh, Mba Ainun! Aku juga kalo baca sendirian malem-malem suspense-nya lebih terasa, kayak berasa ada yang lihatin tapi di bayangan doang πŸ™ˆ

      Hahahaha gak ngerti lagi gantengnya kayak apa kan yaa, udah bener-bener level dewa πŸ˜‚

      Iyaa pasti banyak tuntutan pembaca fanatik dalam pemilihan aktor untuk memerankan tokoh idaman mereka hahahaha pusing banget itu pasti πŸ™ˆ

      Delete
  8. Bukunya bagus ya Mba. Dari saya baca review ketiga bukunya. Saya bisa tahu kalau mba suka sama bukunya. Wk! *sok jadi cenayang*

    Kemarin beberapa hari yg lalu, second sister ini juga disebut2 di grup WA sama si Bayu dan si Toni. Saya yg baca jadi merasa yg paling asing karena nggak ngerti mereka ngebahas apaan. Wkwk. Bisa2nya mereka ngebahas begituan di grup kenapa nggak lewat japri aja ya? Sepertinya sengaja. Mereka tahu kalau saya kurang jodoh sama buku. Haha

    Pengen ikutan betah sama buku juga. Tapi nyoba baca selembar- 4 lembar aja ini mata langsung kriyep2 ngantuk. Haha. Kenapa ya? πŸ˜… wkwk

    Btw, karakter N ini ngingetin saya sama karakter L dan Near di serial Death Note. Mereka detektif jenius juga yang nyoba bongkar kasus kematian para penjahat di penjara.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk kalo sampai aku review begini berarti benar-benar SESUKA itu! *ala inpluencer* 🀣

      Nahh, kalo itu sih kayaknya antara pengen ngeracunin Mas Andrew baca juga atau ya iseng aja mereka asik berduaan di WAG wkwkwk sing sabar ya, Mas πŸ˜† tapi beneran Mas Andrew nggak terlalu berjodoh sama buku? Lebih suka nonton film ya?

      ADUH L! Pas SMP aku sempet ngefans banget lho sama karakter L ini. Gayanya misterius gitu suka ngemutin jempol, jongkok di atas bangku, tapi otaknya jenius minta ampun ya! Jadi pengen re-watch Death Note tapi takut sama setannya wkwkwk sebel banget suka ngagetin!

      Delete
  9. Aaaaaah Second Sister tuh udah lama banget mau aku baca tapi masih shock banget liat angka ada 600 halaman itu apalagi aku bacanya mau digital aja 😭 Tapi karena kata Mba Jane page turner jadi aku mau coba baca deh kayaknya tuh menarik banget emang dari blurb-nya apalagi penuh plot twist yak...

    Silent Patient aku udah coba baca di awal tahun ini dan terpaksa aku pending karena alurnya lambat. Soalnya orang bilang ini bagus banget makanya aku penasaran tapi gak nyangka kalo ini bakal punya alur lambat dan bener banget diceritainnya bukan dari tokoh Alicia nya jadi udah turun duluan semangatnya... kayaknya aku bakal coba baca lagi deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Tikaaa, justru baca digital bener-bener nggak berasa deh. Pas baca kayak kesedot gitu dalam cerita, kalo berhasil nyangkut beberapa halaman pertama, pasti nagih banget sampai akhir πŸ˜†

      Iya betul, pace-nya agak lambat di awal dan agak kecewa kok bukan dari pov Alicia. Aku juga hampir stop, Mbaa. Tapi paksain terus eh ternyata memang serunya di tengah sampai akhir. Coba lanjut baca aja Mba siapa tau bisa selesain :D

      Delete
  10. Kalo masalah referensi, kak Lia dan kak Reka memang the best lah. Bahkan dari perspektifku, kak Jane juga termasuk yang punya referensi buku yang bagus-bagus. Cara kak Jane meracuni buku itu selalu sukses, bahkan Rumah Lebah yang ulasannya sudah agak lama masih terngiang sampai saat ini.

    Dari ketiga buku diatas, saya sangat tertarik dengan buku yang pertama. Apalagi referensi film yang kak Jane sebut itu mayoritas sudah saya tonton dan memang tema horor cyber ngga pernah gagal untuk saya. Kalo kak Jane suka film-film seperti itu, mungkin bisa coba serial Black Mirror.

    Untuk buku kedua, saya sudah ngeh sejak paragraf pertama kalo plotnya mirip Gone Girl. Saya rasa, mulai banyak cerita dengan tema serupa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yesss racunku berhasil, ya, berarti? 😝 Justru aku juga bersyukur bisa bertemu dengan teman-teman yang minat bacanya tinggi, jadi referensiku juga beragam sekarang :D

      Wah Mas Rahul sudah pernah nonton semua judul film yang disebutkan di atas, ya? Untuk horor cyber jujur aku nggak berani, kayak judul Unfriended Dark Web an sejenisnya dari posternya aja udah bikin nyali ciut πŸ˜‚ Black Mirror, ya? Okesip. Masuk wishlist dulu. Thank you Mas Rahul untuk rekomendasinya!

      Plot istri hilang, kabur, abusive/problematic marriage sepertinya memang langsung teringat dengan Gone Girl, yaa. Sekarang banyak sekali novel dengan tema serupa, namun nggak semua judul enak dibaca ya katanya.

      Delete
  11. Udah wira wiri di timeline nih Second Sister. Jujur penasaran tapi aku nggak into thriller mystery novel kak :"D paling pol terakhir baca origin-nya Dan Brown itu termasuk nggak sih? Hahaha. Mungkin aku akan coba buku terakhir nih yang teenlit.

    Oh ya, novelnya Keigo Higashino itu yang lagi banyak diobrolin udah baca belum kak?. Aku baru baca Keajaiban Toko Kelontong Namiya nih. Genrenya fantasi tapi lebih banyak slice of lifenya. Jadi nggak terlalu "mikir" hehehe dan menurutku ini salah satu page turner books di tahun ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan Brown zuzur aku cuma baca Inferno, Mbaa dan itu juga cukup mindblowing, yaa. Pecah banget πŸ˜†

      Novelnya Keigo Higashino yang pernah aku baca sebelumnya itu Malice, cuma sayangnya nggak nyangkut di hati. Sekarang lagi baca yang judul Kesetiaan Mr. X dan so far seru! Kayaknya tadi aku liat di blog ada di wishlist bacaannya Mba Lulu ya di GrameDig? :D kalo judul Keajaiban Toko Kelontong Namiya aku juga belum baca, padahal udah banyak temen-temen blogger juga yang baca. Wah kalo sukses menjadi salah satu pager turner books-nya Mba aku harus baca juga deh! 😁

      Delete
  12. Enggak ada yang tahu dari ketiga buku itu. Jarang banget baca cerita thriller soalnya. Tapi novelnya Ryu Murakami yang Miso (genre thriller) dan pernah saya sebutkan beberapa bulan lalu, itu bagi saya page turner, sih. Yang saya ingat pertama kali setiap kali ditanya buku page turner, pasti 24 Jam Bersama Gaspar. Saya mulai baca sekitar pukul 10 atau 11, lalu kelar-kelar menjelang Subuh. Enggak diniatkan begadang, terus entah kenapa malas berhenti karena penuturannya menyenangkan. Haha. Ya, sebelum di bab akhir cerita mendadak berkelok mengejutkan.

    Satu lagi Raden Mandasia. Itu bukunya memang cukup tebal, tapi gaya mendongengnya yang asyik dan lucu jadi bikin kelarnya cepet.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Yoga, kayaknya saya bakal coba baca "24 Jam Bersama Gaspar" setelah baca review-nya di Goodreads. Rata-rata memberikan 4-5 bintang. Yang memberikan 3 bintang komentarnya karena bahasanya absurd hahahaha. Saya jadi makin penasaran, dan memang betul ya ada humornya juga? :D

      Delete