Dream House

Friday, December 10, 2021


Beberapa waktu lalu, aku dan suami iseng mampir ke sebuah perumahan yang nggak jauh dari rumah. Niatnya, sih, ingin lihat-lihat aja. Siapa tau bisa ketemu calon rumah baru, kaaaan. 

Sebetulnya perumahan ini udah agak lama. Lucunya, enam tahun aku tinggal di Bogor, hampir setiap hari melewati gang perumahan ini, kami berdua nggak pernah ada keinginan untuk mampir. Cuma bergumam aja, "Oh, ini ada perumahan, ya." 
 
Hari itu kami baru aja pulang dari sekolah Josh dan langsung pulang. Entah ada bisikan dari mana, suami random banget membelokkan setir mobil masuk ke gang perumahan tersebut. Perdana, deh, kami lihat-lihat rumah di sini. 

Setelah security membukakan portal, kami pun masuk dan terkesima dengan perumahan tersebut. 

Wuoooh, gang masuknya, sih, lumayan kecil. Nggak nyangka banget ada perumahan nyempil dengan view Gunung Salak seasri ini! 

Model perumahannya cluster, khas rumah modern kesukaan anak milenial zaman sekarang gitu, deh. Karena bukan perumahan baru, rata-rata rumah sudah ditinggal banyak orang. Menuju arah keluar, kami lihat ada beberapa rumah kosong bahkan ada yang masih dibangun. Kemudian, kami juga melewati rumah yang dijadikan kantor marketing. Suami mulai iseng, "Kamu mau turun tanya-tanya nggak?". Aku bingung, gengs. Mau tapi ragu. Tanpa diminta, suami malah muterin lagi dong mobilnya. Mungkin supaya ngulur waktu untuk aku pikir-pikir. 

Satu putaran hampir selesai, mobil kami berhenti lagi dong di depan kantor marketing. Mbak-mbaknya yang kebetulan lagi jaga sendirian pun sampai keluar ruangan karena melihat mobil kami. Mungkin dia juga penasaran, ini orang mau ngapain, dah bolak-balik, wkwkwk. Karena udah disamperin keluar, suami langsung komando, "Udah sana turun aja, tanya-tanya gratis ini." Aku memutuskan untuk turun berdua bareng Josh, sementara suami nemenin Krystal yang ketiduran di mobil. 

Tanpa basa-basi, aku minta house tour ke mbaknya dan langsung diizinkan. Kebetulan memang ada rumah yang sudah jadi dan siap huni, masing-masing berlantai satu dan berlantai dua. Rumah pertama yang langsung menarik perhatianku adalah rumah berlantai dua. 

Begitu masuk, suasana rumah kosong tersebut langsung membuatku merasa nyaman. Aku langsung bisa membayangkan jika kami tinggal di rumah ini. Mainan berserekan, suara TV yang memutar lagu Cocomelon favorit anak-anak, aku yang masak di dapur dan suami ngopi di ruang makan. Keadaan rumah tersebut pun persis seperti yang kami berdua mimpikan. Kamar yang cukup untuk kami dan anak-anak, ada halaman belakang, teras dan kamar mandi yang memadai. Aku makin bengong saat naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamar utama. Aku masih ingat Mbaknya ngomong, "Nahh, ibu bisa nih ngopi sore di sini sambil lihat pemandangan. Tuh... (sambil buka jendela teras), cakep, kan?". Aku tau, sih, kalimat tersebut hanya sekadar "bahasa marketing" yang mungkin aja udah diucapkan beratus kali oleh si Mbak kepada calon pembeli. Namun, bagiku yang memang sangat mengidam-idamkan sebuah rumah, kalimat tersebut langsung aku aminkan dalam hati. 

Josh yang menemaniku pun sampai nyeletuk, "Ma, enak banget tinggal di sini! Kayak di hotel, ya!" Dasar anak-anak. Asal lihat rumah bagus langsung dibilang mirip hotel. Tapi kuyakin itu opini apa adanya. "Ya, Josh. Kamu mau kalau kita tinggal di sini?" tanyaku pakai bahasa Mandarin, biar nggak kedengaran sama si Mbak sales, hahaha. Tentu saja anaknya ngangguk-ngangguk. 

Keluar dari rumah tersebut, ternyata suami udah turun dari mobil sambil melihat-lihat keadaan sekitar. Terus doi nanya, "Gimana?", yang langsung kubalas dengan wajah sumringah, "It's perfect for us." 

And now, moment of truth. Kami harus tahu harga rumah idaman. Ketika kami dengar nominal angka yang disebutkan, mulut kami cuma bisa berbentuk O. Padahal dalam hati ingin menjerit, pengen minta diskon gede-gedean. 

Harganya melampaui jangkauan kami. Herannya, aku malah nggak merasa lemas atau gimana. Setelah menerima brosur dan memberikan nomor kontak, kami pulang dan sampai di rumah kami berdua nggak berhenti senyum. Entah kenapa setelah lihat rumah tersebut rasanya ingin melambung. 

Iya, harganya memang melampaui kemampuan kami. Kami belum punya cukup uang untuk membelinya. Tapi entah kenapa mimpi punya rumah ini nggak "sejauh" seperti sebelumnya. Rasanya kayak Tuhan mulai memberikan vision yang lebih jelas tentang rumah impian kami. Entah memang rumah ini atau rumah lainnya, we don't know yet. 

Suami sempat bilang, sepertinya owner rumah tersebut nggak butuh uang cepat. Rasanya kami nggak bakal di"teror" oleh marketingnya tentang rumah ini. Aku, sih, iya-iya aja. Biasa omongan suami itu benar. 

Namun, percakapan soal rumah tersebut sukses menjadi topik sehari-hari kami berdua. Nggak lagi makan, ya lagi kerja, lagi nemenin anak main, yang diomongin rumah tersebut 😂 Apalagi sekarang kami punya dua anak, kebetulan sepasang cowok dan cewek. Tahun depan kami juga berencana untuk "memberikan" Josh sebuah kamar sendiri. Nggak berapa tahun kemudian, Krystal juga butuh kamarnya, nggak mungkin, kan, mereka sekamar berdua. Kebutuhan untuk beli rumah seolah-olah makin mendesak. 

Seminggu berlalu, tiba-tiba masuk sebuah pesan WA. Ternyata dari Mbak T, yang kemarin menemani kami lihat-lihat rumah. Beliau follow-up kami tentang rumah, nggak lupa memberikan simulasi perhitungan KPR. Aku hanya bilang terima kasih, akan kami diskusikan kembali. 

Nggak sampai seminggu, Mbak T WA lagi, menanyakan apakah ada penawaran harga dari kami untuk rumah tersebut, karena akan ditanyakan ke owner-nya. Baca WA tersebut jujur aku bengong lagi. Aku forward ke suami dan kami "iseng" memberikan penawaran harga. Beberapa hari kemudian, Mbak T memberikan info bahwa owner deal dengan harga penawaran kami. 

Di sini aku dan suami bertatap-tatapan... nggak, deng. Wong, waktu chat ini aku terima kami lagi nggak barengan, hahahaha. Saling tatap-tatapan layar hape mungkin, ya. 

Suer, kami nggak nyangka, sih, bakal dapat jawaban kayak gini. 

Selama lima tahun belakangan ini, kami suka lihat-lihat rumah di beberapa perumahan dan nggak ada yang sampai secocok ini. Jadi kami masih bingung. Apakah iya ini rumah yang udah Tuhan sediakan? Atau ini hanya suara hati kami? Atau ini hanya modus dari marketing perumahan? Entahlah. 

Selain soal biaya, masih ada beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan kami. Saat ini, kami masih tinggal di rumah orangtua, di rumah mertuaku tepatnya. Kami nggak bisa tiba-tiba pindah begitu aja walau orangtua pasti tau suatu hari nanti kami pasti akan tinggal di rumah sendiri. 

Tiba-tiba aku teringat dengan sebuah kalimat saat aku nonton sebuah video di Youtube. Kurang lebih bunyinya seperti ini: "If you're not happy at home, you won't be happy at anywhere else." 

Mengingat kondisi kami yang masih "numpang", aku yang kadang-kadang nggak selalu nyaman atau hepi berada di rumah karena merasa terbatas ini dan itu, kalimat ini sangat menusuk ke ulu hati. 

Lepas dari rumah itu buat kami atau nggak, mungkin saat ini yang bisa dilakukan adalah banyak bersyukur dan menikmati rumah yang ada sekarang. I know home is not just a place. Meski di sini memiliki punya rumah sendiri tentu adalah sebuah hal yang ideal untuk kami miliki, kan? *ciyee cari validasi dari netijen* 

Tulisan ini sengaja aku simpan di sini, who knows suatu hari nanti ketika kami udah menempati rumah baru (amiiiiiiin) dan membaca cerita ini lagi, kami bisa mengingat kembali tentang awal mula kami bermimpi untuk punya rumah sendiri (: 

19 comments:

  1. Halo mba Jane, semoga disegerakan sama Tuhan untuk dapat rumah impiannya yaa. Amiin.

    Untuk punya rumah sendiri memang harusnya punya budget yang cukup besar ya mba, walaupun KPR untuk urus ini itunya juga butuh uang berjuta-juta. Kemaren aku juga sempat mau ikut KPR rumah sama teman, namun mempertimbangkan banyak hal, akhirnya nggak jadi, karena aku nggak ada rencana buat stay di kotaku sekarang dalam waktu yang lama, makanya aku mikir nggak usah dulu.

    Semoga soon atau later waktu itu akan datang mba dan nanti bang Josh punya kamar dia sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hiii, Mba Sovia! Apa kabarmu, Mba? Lama nggak bersua sudah bantu didoakan, huhuhu. Terima kasih banyak ya! 😊

      Betul, karena setelah bayar rumahnya sendiri, ada biaya tambahan lainnya seperti mungkin renovasi minor, beli perabotan, tukang dan sebagainya. Beli rumah tentu harus siap dengan segala maintainence-nya juga 😂 Wah, berarti Mba Sovia ada rencana untuk merantau ke kota lain ya?

      Amin amin! Terima kasih banyak sekali lagi, Mba Sovia for your kind words! ❤

      Delete
  2. Mba Jane, I know how it feels, ketemu dream house terus berhari-hari bahas itu terus hihihi ~ teringat masa ketika saya sama si kesayangan cari rumah di Jeju Island. Karena impian punya rumah tapak, jadi hobi hunting saat ada waktu luang, sampai one day ketemu rumah yang diinginkan, bahkan seperti mba Jane, saya mendadak bisa membayangkan apapun di sana, dari mulai masak, bersih-bersih, main sama si kesayangan, urus tanaman, this and that. Dan itu bisa sampai kebawa mimpi, mba 🙈

    Sayang gara-gara alasan parno, saya jadi maju mundur akhirnya. Wk. Eniho, saya turut mengaminkan doa dan harapan mba Jane, semoga suatu hari nanti mba Jane bisa dapat rumah yang sesuai dengan apa yang mba Jane impikan. Katanya kalau kita bayangkan secara detail, semesta akan mengabulkan, mba 😍

    Bila saat itu tiba, saya akan jadi salah satu yang ikut berbahagia untuk mba Jane sekeluarga, karena telah jadi bagian terkecil yang melihat perjalanan mba Jane hingga titik di sana, meski bagian terkecil dalam bentuk komentar doang 😂 Wk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tossss dulu Mba Eno! Ternyata kita punya pengalaman yang serupa tentang rumah impian, ya 😆 iya lho, begitu aku masuk ke rumah tersebut kayak imajinasi di kepala sangat vivid, I can actually "see" bagaimana kami menjalani hidup di rumah tersebut. Sekarang kami hanya bisa terus berdoa dan terus berusaha untuk bisa meraih rumah impian. Di mana pun itu aku percaya udah disiapkan yang terbaik, tinggal tunggu waktu yang tepat 😊

      Huhuhuhu why so sweet, Mbaaa 🥺 thank you so much sudah menjadi teman yang baik selama dua tahun belakangan ini, Mba Enoo. Dengan Mba Eno dan teman-teman blogger lainnya di sini seperti udah kenal lama, padahal nggak pernah bertemu. So lucky to have you all! <3<3<3

      Delete
  3. Tante Jane kita seumuran lho ternyata ?? Oh ya, tari aminkan doa Tante Jane untuk segera punya hunian baru agar kristall dan Josh bisa bermahin sepuasnya meski berada di rumah. Dan, semoga impian tari juga bisa terkabul juga, untuk segera punya suami idaman. Salam untuk Josh dan kristal semoga sehat selalu, Tante Jane juga yaaa??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haloo, Mba Tari. Wah bener nih seumuran? Kalau gitu aku jangan dipanggil tante dong, Mbaa. Panggil nama aja biar akrab 😆

      Aminnn! Terima kasih untuk dukungan doanya, Mba. Aku juga turut mendoakan supaya Mba Tari bisa meniti rumah tangga dengan pasangan idaman, ya. Salam dari kami juga! Sehat selalu untuk Mba Tari 😊

      Delete
  4. Aduh ini bacanya hangat banget, aku pas baca bagian kamu keliling rumah sama Josh jadi ikut ngebayangin rumahnya juga dong Jane ahaha...

    Aku ikut doain semoga kamu sekeluarga cepet ketemu sama rumah impian yang bisa bener-bener cocok segalanya Jane.. Cocok di harga, cocok di suasananya, cocok sama lingkungan dan para tetangganya juga 💖

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hangatnya kayak minum hot choco nggak, Eyaa? XD huhuhu makasih banget ya untuk doanya, kenapa sih kalian sweet banget 🥺❤ Punya tetangga baik-baik juga bonus banget yaa, hahaha. Semoga suatu hari nanti kami bisa segera menempati rumah impian 🤗

      Delete
  5. Ci Jane semoga petualangan mencari rumah idamannya segera berakhir di rumah yang bener-bener cocok sama Ci Jane sekeluarga. Kondisinya aman, lingkungannya sehat, tetangganya nggak rese nggak suka motong keramik lol, dll pokoknya yang baik-baik❤

    ReplyDelete
    Replies
    1. AMINNNNN! Yaampunnn ini banyak banget yang dukung dalam doa, semoga Tuhan balas kebaikan teman-teman sekalian dan mengabulkan doa kalian juga yaaa 🥰🤗

      HAHAHAHA kamu curhat yak soal tetangga?? 🤣

      Delete
  6. Ci Jane semoga segera menemukan tempat tinggal yang sesuai diinginkan yaa. Semoga dilancarkan juga segala prosesnyaaa. Semangat cici!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aminnnn! Thank you so much, Devvv! Semoga kita bisa segera nyusul kami bisa menemukan tempat tinggal impian yaaa 🤗🥰

      Delete
  7. aamiin semoga bisa segera teralisasi ya mbak Janeeee!
    dan semoga juga di mana pun mbak Jane n keluarga berada selalu nyaman bin bahagiaaa 💕
    aku yang masih sendiri juga kadang pengen punya tempat tinggal sendiri
    mungkin karena ingin hidup dengan cara sendiri kali ya
    sedikit banyak dalam beberapa hal aku nggak sesuai dengan orang rumah hehe

    semoga di amiin kan ya mbak Janee! 💕💕💕

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aminnnn aminnn! Semoga Tuhan juga yang terus berkati Mba Dea sekeluarga yaa! 🤗

      Mungkin seiring bertambahnya usia, entah sudah berkeluarga atau belum, rasanya ada keinginan untuk bisa hidup dengan cara sendiri ya, Mba. Semoga Mba Dea bisa menemukan cara terbaik untuk mewujudkan impian Mba Dea juga. Sehat terusss, Mba Dea! ✨🥰

      Delete
  8. aminnn semoga bisa segera menempati rumah baru ntar ya mbak
    mbak jane sama kayak aku nih, sering bengong kalau liat pameran perumahan, sampe sibuk survey ke perumahan, liat liat aja udah seneng, sambil dalam hati bilang "kapann aku bisa punya sendiri", dannnn dari dulu kenapa aku ga beli sebelum harganya makin naik kayak sekarang. Dibilang nyesel ya nyesel, tapi kudu berusaha lagi, tapi DP kenapa makin mahal ya wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aminnnn! Terima kasih untuk dukungan doanya ya, Mba Ainun! 🤗 \

      Wkwkwk Mba Ainun sama banget kayak aku dan suami pas "main" ke salah satu perumahan yang sempat kami datangi lima tahun lalu, ternyata harganya udah naik jauh, sampe agak syok saat dengar harga DP nya 🤣 tapi sedang diusahakan semuanya, kalau memang Tuhan menghendakinya, mudah-mudahan bisa bertemu dengan rumah impian segera XD

      Semoga Mba Ainun juga bertemu rumah impiannya yak! :D

      Delete
  9. Aku ikut aminkan ya Kak Janeee... Semoga Tuhan kasih jalan dan dipermudah untuk beli rumah ❤ Yang jauh lebih penting, dimanapun nanti tinggal semoga Kak Jane dan keluarga always happy ❤❤❤

    ReplyDelete
  10. Janee, semoga akhirnya memang rezeki kalian yaaaa 😄. Dari cerita mah udah kayak ditunjukin jalan bangettt soalnya 😘.

    Nemu rumah yg langsung sreg itu ga gampang soalnya. Rumahnya oke, harga ga oke. Rumah oke, lokasi ga oke. Jadi kalo sampe Nemu yg bisa pas banyak, sarankh ambil. Tapi memang pertimbangan juga hal2 lainnya yang kalian pasti lebih tahu .

    Tapi aku ngebayangin sore2 minum teh sambil liat gunung salak, ya ampuuuuun itu juga rumah idamanku Jane 🤣

    ReplyDelete