Books Love: Review Empowered ME (Mother Empowers) by Puty Puar

Saturday, April 9, 2022


Banyak buku tentang produktivitas di luaran sana, tapi jarang sekali ada yang nulis spesifik untuk kalangan ibu-ibu. 

That's why rasanya kayak ketemu sahabat lama begitu baca buku ini. Rasanya kayak dimengerti banget dengan segala kegalauan dan pikiran para ibu yang bingung dengan status perannya, yang banyak sekali dilabeli ini-itu oleh masyarakat. 

Jadi ibu tuh harusnya di rumah aja ngurus anak, nggak usah karir tinggi-tinggi. Udahnya di rumah aja, eh malah dijulidin lagi, kenapa, sih, di rumah aja, nggak bosen apa? Cari kerjaan sana. Maunya ape dah. Elo aja yang ganttin gue gimana *lah dia curhat* 

Blurb


Perempuan berdaya bisa diartikan sebagai perempuan yang memiliki kekuatan/kemampuan memilih atau mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri.

Setelah menjadi ibu, tidak sedikit perempuan yang merasa kewalahan dengan adanya tambahan peran dalam hidupnya. Berbagai ekspektasi yang terbentuk di masyarakat dan hadir setiap saat melalui media sosial kerap membuat ibu semakin sulit memahami dirinya sendiri. Padahal pemahaman akan diri sendiri, peran, dan tujuan adalah dasar dari kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan.

Ketika seorang ibu berdaya, merasa kuat, dan percaya diri akan pilihan hidupnya, ini akan menciptakan dampak positif tidak hanya bagi dirinya, tapi juga keluarga dan masyarakat—termasuk para perempuan di sekelilingnya.

Buku berilustrasi ini diharapkan bisa menjadi teman bagi para perempuan termasuk ibu-ibu untuk lebih memahami dan memercayai diri serta menghargai proses bertumbuh dalam hidup. Terdapat pula beberapa templat yang dapat mengarahkan penyusunan prioritas, pengukuran kemajuan, dan refleksi diri.

How I Discovered This Book


Of course dari Instagram Kak Puty Puar sendiri. Begitu tau beliau publish buku baru bertemakan ibu-ibu berdaya, nggak mikir dua kali untuk ikutan pre-order! Plus, I got cute stickers as bonus! *penting*

My Personal Thoughts 


Buku ini screams a lot to all the moms. Kak Puty pernah bahas di blognya, kalau buku ini memang ditulis untuk para ibu menemukan kembali tujuan dan prioritas hidup mereka. Segala contoh kasus, gaya bahasa sampai jumlah halaman pun disesuaikan untuk dibaca para ibu yang harus multitasking dengan pekerjaan di luar maupun dalam rumah. Luv banget nggak, sih, sampai jumlah halamannya aja dipertimbangkan sekali. Buku yang nggak nyampe 200 (180 pun nggak lho) halaman ini terasa "penuh" karena banyak teori yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata. 

Buku ini tuh kayak versi panjangnya dari tweet Kak Puty yang sebelumnya pernah aku share dalam sebuah tulisan Mother's Day. Emang dari tahun lalu tuh Kak Puty udah berkoar-koar banget soal ibu-ibu berdaya. 

What I love about this book, kayak berasa dirangkul karena ibu-ibu tuh cenderung mudah merasa kewalahan dengan beban peran mereka sehari-hari. Dan aku suka sekali dengan pernyataan semacam, "Iya gapapa kok gue ibu rumah tangga dan gue nggak kayak ibu-ibu lain", tapi setelah itu ada follow up-nya, "Ok, gue ibu rumah tangga, terus apa yang bisa gue lakukan, ya?". Jadi, di sini Kak Puty seolah-olah ngajak kita untuk terus membuka diri pada hal-hal baru untuk terus bertumbuh. Lagi-lagi nyambung banget dengan apa yang pernah aku curhatin di tulisan Never Stop Learning. 


Things I Can Do after Reading this Book 


Karena buku ini dibekali berbagai macam activity plan/templates, semuanya bisa banget dikerjakan dalam kehidupan kita. Tapi untuk saat ini, hanya ada beberapa template yang bisa aku isi, di antaranya ada: 
  1. Wheel of Life: ini ngebantu bangettt untuk menyusun ulang prioritas kita yang kadang amburadul dan aspek apa aja, sih, yang bisa kita kembangkan lebih lagi. Jadi konsepnya seperti roda. Roda itu kan bentuknya bulat, yaa. Nah, setelah isi diagram ini, kita bisa lihat secara "visual" seperti apa bentuk roda kita sekarang ini. Bulat sempurna kah atau malah penyot-penyot. Kalau nggak bulat, gimana mau gerak dengan baik, kan. Sungguh sebuah analogi yang keceh. 
  2. Membuat rencana dan jadwal: salah satu plan yang sangat applicable, karena semua orang bisa membuatnya. Setelah menyusun life goals, langkah selanjutnya bisa membuat plan tahunan, bulanan, mingguan dan harian. Dengan begitu, tujuan (besar) kita nggak kerasa jauhhh dan nggak keburu capek duluan di awal. 
Contoh membuat rencana tuh gini gambarannya: 

Tujuan besar: Jane menjadi ibu berdaya yang menghasilkan karya dan bisa mengelola keuangan rumah tangga dengan baik. 

Tujuan turunan: Jane ingin terus mengembangkan diri dengan membaca buku dan menulis blog/buku. Banyak baca atau ikut kelas soal finansial keluarga. 

Maka, rencananya bisa dibuat seperti berikut: 

Tahunan: Membaca sebanyak 20 buku, menghasilkan 60 tulisan baru di blog, punya tabungan sendiri 
Bulanan: Minimal baca 2 buku sebulan, nulis 5-6 blogpost, investasi reksadana
Mingguan: Bikin catatan setelah baca buku, posting minimal 2 tulisan di blog
Harian: Catat pengeluaran setiap hari, cari inspirasi nulis 

Dst. 

Kira-kira gitu, deh. Nangkep nggak? Kalau bingung, monggo baca langsung bukunya, ya! 

Favorite Quotes 


"Sebagai manusia, kita akan selalu membandingkan diri. Pertanyaannya: Apakah kita cukup kenal baik dengan diri kita untuk membuat perbandingan? Apakah kita tahu bahwa kita adalah apel yang tidak bisa dibandingkan dengan pisang?" 

"Sering kali kita berpikir kita tidak punya waktu luang, padahal sebetulnya punya. Hanya saja kita tidak merencanakan alokasi waktu tersebut dengan sungguh-sungguh." 

"Kebutuhan untuk rehat dan me-time adalah sesuatu yang perlu diakomodasi. Hal ini membantu mencegah kejenuhan dan menjadi perayaan kecil yang dapat kita antisipasi dan kontrol." 

"Kita sering lupa untuk berhenti sejenak, memandang apa yang kita miliki hari ini dan mensyukuri progress yang telah kita buat, seberapa jauh kita berjalan dan harapan-harapan apa saja yang sudah terkabul." 

Who Should Read This Book? 


Every mom, khususnya yang lagi bingung kenapa hidupnya gini-gini aja. Kepikiran juga, sih, kalau buku ini udah ada sejak lima tahun yang lalu, mungkin nggak, ya, aku bakal jadi lebih baik dari sekarang ini? Well, nggak ada yang disesali juga. Belajar bisa kapan pun dan asal ada kemauan untuk terus bertumbuh. Semuanya berproses! 

Terus, kalau bukan ibu, apa nggak bisa baca buku ini? Bisa aja kok, malah bagus, kan, udah dibekali lebih dulu sebelum jadi ibu nanti? :D 

9 comments:

  1. Aku terbiasa dengan target, malah ngerasa hidup jadi ga ada arah kalo tanpa target yg hrs dicapai 😄. Makanya pasti tiap tahun dan bulan juga bikin target kayak di atas Jane. Dengan gitu ada bayangan apa yg harus dilakuin utk achieve itu semua.

    Blm baca bukunya, menarik. Apalagi sebagai ibu, jujur aja aku akuin masih kurang sisi keibuannya 🤣. Aku LBH fokus utk mencapai target pribadi drpd keluarga. Butuh buku2 begitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Justru aku setelah punya anak susah susun target, Mbaa. Mungkin karena dulu mereka masih kecil ya jadi semua hal tuh kayak masih tergantung sama mereka. Pelan-pelan sekarang udah bisa susun target mimpi pribadi lagi, seneng rasanya bisa melakukan buat diri sendiri 😂

      Eh iya ya, Mba Fanny suka baca buku non fiksi sejenis self improvement gini? Soalnya baru ngeh bacaan Mba Fanny fiksi semua, penasaran ada buku non fiksi favorit juga nggak 😁

      Delete
  2. Mba Janeee.. ihhh ajarinnn sih bikin review buku Caem kaya gini 😊😊. Sumpahh Bagusss bangett 😇😇 Aku lohh baca ini tahu2 udah abis aja sangking ngalirnya bahasanya... Well Donee mba 😁😁

    Kalau ngomongin soal Ibu... duhhh, aku sih selalu di samping para Ibu 😊 nggk tahu kenapa suka aja ngeliat Buibu Rumah Tangga. Apa karena aku yg sring bergaul sama buibu kompleks ya.. wkwk 😅😅

    Semangat Mba Jane dan juga para Ibu seluruh Dunia 😊😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahh, Mas Bayu bisa aja nih bikin aku terhura-hura 😆 *sodorin takjil* Sejujurnya review buku aku mah nggak review banget kann, lebih ke curhat colongan semua isinya, wkwkwk.

      Hauhahaha iya ih, kebetulan banget ya dikelilingi para buibuk komplek. Dulu sebelum pandemi tiap ketemu ibu dari teman sekolah Josh juga suka transfer energi. Ternyata ya yang namanya ibu mah semua sama yaa, sama-sama riweuh dan mau yang terbaik buat anak. Tapi nggak lupa buat tetap ngembangin skill diri sendiri 🥰

      Maacihhh semangatnya, Mas Bayu!! 💪

      Delete
  3. Aku pun suka sama buku ini karena kak Puty menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Di gramedia digital, buku ini tetap berwarna dan ada ilustrasinya, kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, Woro baca buku ini juga? Gimana menurutmu? 😄

      Wihh asik banget meski digital tetap berwarna yaa. Soalnya ilustrasinya gemeshhh, sayang kalau putih item mah 😂

      Delete
  4. Sebagai seseorang yang belum menjadi ibu-pun, aku merasakan sekali manfaat dari buku ini 😆. Seperti yang Ci Jane bilang, buku ini jadi semacam bekal untukku kelak ketika menjadi ibu 😆. Praktikal banget dan gaya bahasanya itu lho, luwes banget. Nggak berasa baca buku non-fiksi 🤣. Gara-gara buku ini juga, aku jadi pengin balik lagi nulis journal dan tracker 😆. Dan, sewaktu aku selesai baca buku ini, mantap banget suara hatiku berkata "buku ini pasti akan aku re-read!!" Saking sesuka itu sama isinya 🙈

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iniii, ada lagi yang bukan berstatus ibu dan baca bukunya Kak Puty ini. Ayokkk cepetan bahas di blog, Liii, apa yang kamu dapat dari sini :D

      Yap bener banget. Sungguh mulia sekali Kak Puty ini sengaja menulis dengan bahasa yang mudah ditangkap ibu-ibu dari berbagai kalangan. Ihiyy ada yang mulai rajin ngejurnal lagi nih XD semangat mengembangkan diri terus ya, Lii! <3<3<3

      Delete
  5. Wah oke juga ya breakdown tujuannya. Selama ini aku kesusahan Ci kalau harus breakdown kayak gitu, nggak tau mulainya dari mana hehehehe. Mba Puty tuh nyenengin kata-katanya, terus gambarnya lucu-lucu pula. Apakah aku harus baca buku ini? WKWKWKWKWK Atomic Habit aja belum kesentuh. :"

    ReplyDelete