Turning Twenty Six

Thursday, October 26, 2017


I don't know about you, but I was always be a birthday person since a little kid. 

Orangtuaku selalu merayakan ulang tahun kami sejak usia pertama sampai kira-kira umur 10 tahun. Merayakan di sini maksudnya bikin pesta kecil-kecilan gitu di rumah, ngundang teman-teman dekat yang seumuran, sodara dan keluarga lainnya. Nggak lupa bikin bingksan snack untuk dibagiin ke tamu. Beberapa hari sebelum ultah, Mama ngajakin belanja di Makro (yang tahu Makro ketahuan umurnya, deh! Paling nggak seumuran sama gue kan, hahaha. Sekarang Makro udah jadi Lotte Mart Wholesale, btw), seneng banget bisa ikutan pilih-pilih cemilan buat dimasukin ke kantong bingkisan. 

Aku juga inget banget tiap masuk bulan Oktober, dikirimin kartu ucapan dari Baskin Robbins dan birthday cake selalu beli di sana. Kue ulang tahun Baskin itu semacam ice cream cake dan tiap tahun pasti beli flavor yang sama, cookies and cream! 

Walaupun sejak umur sebelas udah nggak pernah dirayain (kecuali pas sweet seventeen, nggak di ballroom juga, sih, acaranya, tapi dirayain juga), kue ulang tahun tetap yang paling wajib hadir di hari spesial. Kayaknya ultah nggak ada kue tuh nggak afdol. Selain kue, Mama pasti masak, senggaknya ada mie goreng ultah—plus telor merah. Begitu kami mulai dewasa, kue ultah tetap ada, tapi sekarang lebih milih untuk makan-makan di luar.

Intinya, merayakan hari bertambah usia itu is a big deal for me. I expect so much on every birthdays. Birthday wishes, birthday cards, birthday cakes, birthday presents, birthday foods and anything to make me happy. Kalau ini semua nggak ada di hari ulang tahun, bisa dibilang aku kecewa. Yah, namanya juga hari spesial, aku boleh ngarep diperlakukan secara spesial juga, kan? Cuma sehari kok.

Lain lagi dengan Andreas, suamiku tersayang.

Dia ngaku sejak kecil bukan tipe yang suka merayakan ulang tahun. Growing up, birthdays for him are just another regular days. Nggak ada bedanya selain tambah tua, period. Paling makan-makan aja, sih, cuma ya begitulah, nothing special. Timur dan barat banget deh dia dan aku. Wajar ya, begitu tahu fakta ini aku langsung membandingkan tradisi di keluargaku dulu kalau ada anggota yang ulang tahun, walaupun nggak heboh, namun setidaknya tetap "dirayakan". 

Perbedaan pandangan kami tentang hari ulang tahun itu berdampak dalam hubungan kami. Coba bayangin, aku yang selalu berharap tiap ulang tahun dirayakan secara spesial, sementara suami datar-datar aja gitu. Btw, ini tahun kedua aku merayakan ulang tahun setelah menikah. Tahun lalu, suami surprise-in dengan kue plus buket bunga mawar tengah malam. Sebagai suami yang selalu ngaku dirinya nggak romantis—dan memang nggak romantis, tindakan seperti itu udah bikin aku macam anak ABG yang hepi dikadoin pacar. 

Walaupun suami dengan label ketidakromantisannya itu, aku tetap berharap dia bisa melakukan sesuatu untuk hari spesial kami. Iya, soalnya selain hari ulang tahun, kemarin itu juga anniversary kami yang kedua. Nggak berharap big gesture yang gimana, nggak perlu fine dining segala atau naik heli keliling Bogor, misalnya. Yang penting ada effort lah, sebatas kayak tahun lalu dikasih kue dan diajak makan aja udah seneng kok. 

Nah, kemarin itu ceritanya kami berantem nggak jelas, pokoknya ada lah yang bikin kami debat dan akhirnya sama-sama marah. Di saat yang sama, kami dapet berita kurang menyenangkan yang bersangkutan dengan kerjaan suami. Sebenarnya masalah lama, sih. Sebelumnya, kalau dapet berita ini kami ya biasa aja. Cuma karena lagi sama-sama bete, kami berdua pun 'kebakar'. Aku kesel banget rasanya, udah nggak enak gara-gara berantem, terus datang pula masalah ini. Kayak nggak bisa di hari lain aja datangnya. Aku nggak bisa bilang detil apa yang bikin kami berantem. Inti sebenarnya, sih, lebih ke aku yang mempermasalahkan kenapa si suami ini nggak peka kalo istrinya yang lagi ulang tahun plus di hari anniversary kami ini, minta dirayakan dengan makan di luar. Bukannya menyetujui, aku malah dinasehatin begini-begitu, harusnya aku hemat dan coba mikir ulang tahun itu nggak berarti makan di luar, terus bawa-bawa persoalan di masa depan. Bokkk, hari ini aja belom lewat udah ngomongin masa depan. Maksudnya gimana, sih? 

Karena kesel, aku diemin WA suami sampai dia pulang kerja. My period just ended yesterday, tapi sensinya masih menyisa. Aku jadi nangis karena kesel sama situasi. Lagi-lagi ngomel sendiri, kenapa di hari ulang tahun aku nggak bisa dikasih untuk senang-senang.

Long story short, sore hari tiba dan Andreas pulang kerja. Dia gendong Josh ke atas dan kami main-main sebentar di kamarnya Josh. Tapi situasi agak canggung, karena "berantem" tadi siang belum berujung. Jadilah aku kayak bingung gitu harus pasang muka gimana.

Lagi seru ngajarin Josh jalan sendiri, tiba-tiba suami ngomong, "Yank, ambilin cincin aku dong di meja rias." 

Did you know, selain nggak romantis, suamiku ini paling nggak bisa PURA-PURA untuk bikin surprise.  

Waktu dia minta tolong kayak gitu, sebenarnya aku udah curiga. Ini di atas meja rias pasti ada sesuatu. Lagian, aneh banget masa tiba-tiba minta diambilin cincin. Padahal, kalau nggak mandi atau nge-gym, itu cincin pasti dipake. Sengaja banget dilepas biar ada alasan HAHAHA. Maaf beb, kamu kebaca banget, segampang itu :P

Cuma ya, aku manut aja, sambil pasang muka datar, nahan diri biar nggak ketawa. So, I went into our room and guess what's on my dressing table. 

 TT____________TT

Ini maksud aku dengan yang nggak butuh big gesture. Cuma surat tulisan tangan dan sebatang mawar aja udah bikin aku mewek di tempat. Iya, aku beneran nangis. Selain nangis terharu, aku juga nangis karena ngerasa malu sama diri sendiri yang berharap terlalu banyak dan sempet meragukan kemampuan suami untuk nyenengin istri. Andreas itu paling nggak bisa ngomong lewat tulisan. Tiap kali nulis caption di Instagram aja suka bingung, nanya-nanya aku bagusnya nulis apa. Bisa dibayangin nggak, sih, waktu kami berantem itu, dia malah nulis surat kayak gini. Bisa dihitung pake jari berapa kali Andreas nulis surat kayak gini sejak awal kedekatan kami.

Aku sempat post ini di Instastory saking terharunya. Beberapa komen kalau Andreas so sweet banget. Coba baca postingan ini deh, biar tahu behind the scene-nya, hahaha. 

Pembelajaran di hari ulang tahun yang ke-26 ini, seperti yang aku tulis di caption foto Instagram kemarin. Aku copy-paste di sini, ya. 
Di dalam surat Andreas juga ngomong satu hal yang penting. Mau gimanapun tradisi ulang tahun yang kami punya di keluarga masing-masing, udah saatnya kami berdua menciptakan tradisi baru di keluarga sendiri. Ini bener banget. Umur sih boleh bertambah, tapi kalau kelakuan masih kayak bocah—masih ngarep dikadoin atau di-surprise-in—malu sama umur, malu sama anak dong 🙈 A year older, a year wiser, kan harusnya seperti itu, ya. 

Aku bersyukur banget walaupun harus pake acara berantem segala, tapi untungnya berbuah manis. Aku mulai belajar untuk supaya bahagia, nggak perlu harus lewat materi atau bentuk perhatian dari suami atau orang lain. Konsep bahagia harus ada di dalam diri sendiri dulu. Dan yang penting, bahagia itu nggak harus nunggu ulang tahun atau momen spesial lainnya. Mungkin emang harus treat every day like a special day, ya, supaya mood-nya tetap bagus.

Malam kemarin akhirnya dinner di rumah aja. Menunya ada ayam goreng, lalapan sayur, tempe mendoan, sisaan mie goreng ulang tahun yang aku masak siangnya plus sambel terasi yang endeus banget. Ini salah satu bukti untuk hepi nggak perlu fancy dining, hahaha. Nggak ada fotonya, silakan dibayangkan sendiri aja, ya :P 

Dalam surat yang ditulis suami, di bawahnya ada notes kecil, ngajakin untuk "jajan" di kafe deket rumah. Karena memang belum makan kue, setelah makan malam, kami bertiga cus ke sana untuk ngopi dan makan cake.

 "Kue ulang tahun" pilihan sendiri, Tiramisu! 

 Udah 26, udah jadi emak, tetep aja makan kue nggak bisa anggun. 

 Sebenarnya udah malem aku nggak kepengen ngopi. Cuma kalau udah ke kafe ini, kayaknya wajib banget minum Thai Iced Coffee ini. Alamak, segernya bukan main! 

 Blueberry Cheese Cake pesenan suami. Alasannya, sih, biar Josh bisa nyicip. Padahal doi sendiri yang kepengen makan *pencitraan* *soalnya makan manis bisa diitung pake jari dalam setahun*

  Low key celebration. Three of us are happy! 

Jujur aja nih, aku tengsin banget untuk share ini di blog. Aku sering banget bikin pencitraan diri sendiri ini sebagai sosok yang dewasa, padahal sebenarnya aku masih suka bertingkah kayak anak kecil. Dengan nulis begini, aku lebih mudah untuk refleksi diri dan jadi pengingat kalau sewaktu-waktu aku "kumat". And to let you guys know, dalam pernikahan itu banyak banget yang bisa dijadiin sumber masalah, walaupun hal-hal receh yang kami alami kemarin. Yang paling penting, hikmahnya dapet, ya *amin*

Malam sebelum tidur, kami berdua doa bareng untuk sekali lagi menghaturkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk usia pernikahan yang baru. Kalau Tuhan ijinkan, aku pengen hidup lebih lama supaya bisa dikasih kesempatan untuk berbagi dan menjadi dampak positif lewat kehidupan secara pribadi maupun pernikahan kami. Let us use our time wisely, to be more like Him and less like us.

Terima kasih juga untuk teman-teman yang udah ngucapin langsung maupun lewat sosmed. Maaf nggak bisa balas satu-satu, but I truly appreciate your kind wishes (: 

26... let's rock on! 

21 comments:

  1. Happiest belated birthday to you, Jane! And happy wedding anniversary too!!! And you're so young! HAHAHA ... ini iri atau apa ya but I was 26 when I married to the love of my life! lebay!! okay back to you!! I pray nothing but the best for you and your little family! May God bless you abundantly and you can continue to be blessings wherever you are! Blessed to know you and happy birthday again!!! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah, we're all young kok hahahaha. Thank you so much for your warm wishes, Mami Gide. Amennn! (:

      Delete
  2. happy birthday!!
    iya sebenernya kalo ultah tuh pengennya pokoknya lebih spesial aja ya. gak mesti pesta yang mahal2 asal ada kado dan makan2. hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener ya ko, namanya juga hari spesial pengen sesuatu yang agak lain aja daripada hari biasanya. Terima kasih ucapannya, Ko Arman (:

      Delete
  3. Nyawwwww! Waktu kemarin aku ngucapin selamat ternyata ini full story nya yahh :). You know what, aku persis bgt sm km, dan suami (aduh masih canggung nulisnya) persis jg sm suami km. I've always loved birthdays, complete with the gifts and mini surprises—yes, it doesn't have to be something big, but at least something special. And he's also not very big on surprises/gifts (but he's learning over the years).

    Wishing you the best for this year—may God bless you and your family abundantly! Happy birthday and happy anniversary!

    - Marcella Purnama

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hii, Marcella! So happy to see you here hahaha. Thank you so much for dropping by and your wishes again!

      Ah, maybe this is just a guy's thing ya, kalo nggak dikodein ya nggak bakal peka, mendingan next time minta untuk di-surprise-in aja deh LOL 😂

      Delete
  4. Happy birthday, Jane. Ternyata masih muda banget, ya. *simpen KTP*. Aku juga a birthday person, jadi ngarepnya pas ulang tahun selalu heboh spesial, sampai akhirnya ketemu yang merasa ulang tahun biasa-biasa aja. Semakin tahun semakin turunin ekspektasi deh jadinya. Hahaha. Semoga selalu bahagia, ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank youuu, Kak Naomi! Eh, enaknya dipanggil Kak atau apa nih? Hahaha :P

      Iya, harusnya aku nggak perlu set high expectation, ya. Mudah-mudahan tahun depan nggak kayak gini lagi, lebih belajar untuk bersyukur aja deh dikasih berkat usia baru (:

      Delete
  5. Happy birthday, Jane! Wish U All the best :D
    So sweet banget surprise dari suaminya. Simple tapi mengena banget ya ;D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, Ci Angel! Thank you banget ya untuk ucapannya.

      Iya, kadar sweet-nya lumayan high kemarin itu, maklum soalnya hari spesial *biasanya kagak* hahaha :P

      Delete
  6. Happy birthday Jane!

    Haha me too, meski sederhana perayaannya pokoknya pengen ada aja yang spesial di hari ulang tahun, even hal-hal yang ketebak tetep bikin haru hihi.

    Have a great year ahead!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you so much, Nina!

      Nah itu ya, yang ketebak aja bikin haru hiks.

      Delete
  7. happy birthday jane... aduh kamu masih muda sekali... mahmud beneran deh hahahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you, Ci Mel! Ah, kita kan sama-sama mama yang berjiwa muda, umur hanya lah angka hahaha

      Delete
  8. happy birthday Jane!! all the best for U 😊
    26?! masih muda skaliiiii *kemudian iri, ahahahaha*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you so much ci! Btw, happy belated wedding anniversary for you too ya! Aku tadi mampir ke blog mau drop comment, cuma kok error ya? Pake account apapun nggak bisa hiks ): Mau ngucapin congrats juga buat 2nd pregnancy-nya, hihi. Sehat selalu ya ci, glowing banget hamilnya!

      Delete
    2. Sami2 Jane :)
      tengkiu2 buat ucapan wed anniv en preggo-nya ya Jane :D amien doa2nya.

      loh kok bs ya ga bs komen :( nanti dicoba di postingan baru aja Jane

      Delete
  9. Thank you cici for sharing the story! I always read your blog and its truly inspire me to become better person :). Happiest birthday for you ci :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi there, ini siapa ya? (:

      Ah, you just made my day. Thank you for sticking with me and also for your wishes!

      Delete
  10. Happy belated Birthday, Jane! Ih seumur kamu cici masih jd petualang cinta haha. Semoga sehat terus, jadi ibu dan istri yang superrrr!

    Sama loh, di keluarga suami cici gak gitu ngerayain birthday. Boro2 pakai kue,mentok cuma kumpul makan. Sementara di keluarga cici, birthday itu sesuatu yang special banget. Tapi saat cici mulai pacaran sm si suami, langsung deh beda, merekapun mulai ikut ngerayain ultah hihihi. Itu pengaruh positif kan ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you cici untuk ucapannya!

      Wah, itu sih pengaruh positif banget hahaha. Keluarga suami sih emang bukan cake person, jadi percuma beli kue ulang tahun ujung-ujungnya nggak ada yang makan. Tapi kalo makan-makan sih wajib, mertua paling seneng masak di acara spesial.

      Delete