My Thoughts On 13 Reasons Why (Netflix Series)

Friday, October 18, 2019

Credit to: Netflix

Beberapa minggu lalu, aku binge watching serial Netflix berjudul "13 Reasons Why"mulai dari season pertama sampai kedua. Aku memang agak telat nonton serial ini, but it's never too late to watch a good series like this one, right? 

13 Reasons Why adalah sebuah serial yang diadaptasi dari novel berjudul sama milik Jay Asher, bercerita tentang seorang remaja SMA bernama Hannah Baker yang meninggal karena bunuh diri.  Sebelum ia meninggal, Hannah meninggalkan pesan dengan merekamnya ke dalam 7 kaset yang isinya didedikasikan kepada orang-orang yang menyebabkan dia mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya. Kaset tersebut kemudian ia berikan kepada seorang teman yang ia percaya dan meminta si teman tersebut untuk mengirimkannya secara bergilir kepada nama-nama orang yang ia sebutkan di dalam kaset. 

I didn't expect this series would be that good. Emosiku dibuat naik turun mulai dari episode pertama sampai akhir dan nggak berhenti bertanya-tanya, kenapa seseorang yang masih muda banget seperti Hannah bisa bunuh diri? Kenapa dia sedepresi itu? Kenapa dia se-hopeless itu? Padahal di awal cerita, Hannah itu terlihat seperti remaja normal pada umumnya. Orangtuanya baik-baik saja dan dia nggak kekurangan kasih sayang, pergi nongkrong bareng teman-temannya dan dia juga punya side job bekerja di sebuah bioskop di luar jam sekolah. Everything seemed just fine to me. Namun, setelah mendengar isi tape Hannah sampai selesai, aku paham (dan ikut patah hati T_T) di saat akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.


Aku nggak akan bocorin spoiler di sini, tapi aku akan menjabarkan poin-poin apa aja yang aku dapatkan selama nonton serial ini:

1. Everything affects everything. 
Kayaknya memang ini yang menjadi benang merah dari semua cerita di balik keputusan Hannah untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Mau nggak mau kita harus mengakui hal sekecil apapun yang kita lakukan akan mempengaruhi kehidupan kita sendiri bahkan orang lain. Pasti ada, kan, sebuah kejadian (besar) yang ada di hidup kita disebabkan kejadian kecil yang sebelumnya pernah terjadi?

2. Be mindful what you say to others. 
Ini nyambung dengan poin pertama. Kita nggak pernah tahu apa yang kita lakukan akan berdampak baik atau buruk bagi orang lain. Apalagi di dunia digital sekarang mau ngomong apa aja tuh gampang. Memberikan pujian atau menyakiti orang lain itu tinggal ngetik doang, nggak peduli kita kenal atau nggak dengan orang tersebut.

Kebetulan saat nulis ini, beberapa hari lalu komunitas K-Pop gempar karena menerima kabar salah satu ex-member girlband f(x), Sulli, ditemukan meninggal di dalam apartemennya dan dipastikan penyebab kematiannya adalah bunuh diri. It was such a heartbreak news to all of us, khususnya SM stan karena seperti yang mungkin kalian tau dua tahun lalu salah satu idol mereka juga meninggal dengan cara yang sama. Banyak yang berspekulasi kematian Sulli sebenarnya bukanlah "bunuh diri", melainkan "dibunuh" akibat cyberbullying yang sudah dialaminya bertahun-tahun.

Sedikit background dari Sulli, dia memang mengalami depresi dan sering menerima kritikan bahkan hujatan dari para K-netizen. Pokoknya apapun yang ia perbuat, seolah-olah salah di mata netizen. Bahkan Sulli sendiri mengakui dia lelah dan merasa sendirian karena nggak ada yang mendengarkan dia.

Aku pernah nggak sengaja dengar penjelasan dari seorang psikologi di berita tv, salah satu alasan orang berkomentar "jahat" di sosial media, adalah mereka nggak ada kerjaan. Tuh, kalo yang sering nyinyir di sosmed berarti emang nganggur makanya jadi sibuk ngurusin hidup orang lain. Own your business, get a life. Lebih baik diam kalo nggak ada kata-kata bagus yang bisa disampaikan.

3. Try to be a good listener and do whatever we need to do. 
Beberapa nama orang yang disebutkan Hannah dalam kaset rekamannya, mereka mengaku menyesal kenapa nggak melakukan sesuatu untuk menolong Hannah. Nggak paham deh gimana rasanya nanggung perasaan bersalah seperti itu di saat orang yang sangat membutuhkan pertolongan kita udah nggak ada ):

Hannah bahkan sempat memberikan dirinya sendiri kesempatan sekali lagi untuk berbicara pada orang lain, sayangnya lagi-lagi dia merasa nggak didengarkan dan pada akhir hidupnya pun Hannah merasa sendirian. 

This scene was so sad, all I wanted to do is to hug Hannah and try to make her believe that she's not alone 

Terkadang bukan hal yang kita perbuat, namun apa yang nggak kita perbuat malah bisa melukai orang lain. Coba belajar lebih peka dengan orang-orang di sekitar kita. Tawarkan mereka bantuan atau cukup menjadi pendengar yang baik. Jangan abaikan mereka yang memang butuh pertolongan. 

4. It's okay to ask for help. 
Kalo punya masalah atau beban hidup, nggak perlu malu untuk diceritakan kepada seseorang yang kamu percaya. Seseorang itu bisa siapa aja kok; teman, keluarga atau bahkan yang profesional (psikolog/psikiater) sekalipun. Nggak perlu takut dianggap 'aneh' saat menceritakan masalah kita. Nggak ada orang yang hidup tanpa masalah, even someone you probably think nothing bad happen in his/her life. 

5. Just... be a kind person. 
Jadi orang baik memang sulit, tapi bisa kok dibiasakan. Remember, small things matters. Ask yourself daily: what good deeds I can do to others today? 

We live in such a messed world already, the least we can do is trying to be a kind person for each other. 


I recommend this serial to everyone who wants to understand more about mental health or bullying issues. Depression is not a joke, bullying is a crime. 

Sedikit peringatan penting sebelum nonton: serial ini TIDAK ditujukan kepada orang-orang yang mungkin sedang 'bermasalah' dan tentunya di bawah umur. Banyak adegan dan dialog yang eksplisit seperti kata-kata kasar maupun adegan kekerasan, penggunaan obat-obatan terlarang sampai kejahatan seksual. Bahkan di beberapa epiosde tertentu, ada peringatan di awal bahwa mengandung konten seperti yang udah kusebutkan dan harapannya serial ini bisa ditanggapi dengan baik. 

Ada yang udah nonton 13 Reasons Why juga di sini? Tell me some of your thoughts! 

8 comments:

  1. AKUUUU!!! Bahkan yang kedua udah nonton juga hahaha, pernah aku tulis juga di blog and it was a total spoiler😂 season 3 mau tayang juga kabarnya tapi entahlah kapan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Season tiga udah ada tauuuuu hahahaha cuma aku belom nonton soalnya capek abis nelen dua season sekaligus dalam dua minggu huahahaha

      Delete
  2. Gak kebayang yang menerima kaset tersebut gmn rasa bersalahnya yah... bakal jadi penyesalan seumur hidupnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu dia. Makanya di season dua teman-teman Hannah yang disebutkan di kaset itu berjuang banget di pengadilan supaya mereka bisa ikut menegakkan keadilan buat Hannah meskipun sebenernya udah terlambat ya hiks

      Delete
  3. udah ada season 3 nya lho...

    gua suka banget ama series ini. bener2 membuka mata banget. kudu mesti ditonton sama para orang tua. dan gak boleh ditonton sama anak2. hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah ko, tapi masuk season 3 aku mulai bosen huahahaha apa karena udah kekuras emosinya di dua season sebelumnya kali ya.

      Iya orangtua harus tau apa yang terjadi dengan anak-anaknya di sekolah, kadang anak nggak cerita kita anggapnya nggak kenapa-kenapa. Sedih banget kalo sampe ada korban ):

      Delete
  4. Banyak yang review ini juga sih di twitter. Tapi belum sempat nontonnya, karena masih mau nyelesain insatiable (serial ini buat fun haha hihi, jd mayan ngurangin stres).

    Tapi memang baca berita artis ataupun masyarakat biasa (ada anak 14 tahun yg bundir) yang bunuh diri akhir-akhir ini rasanya nyesss banget. Perasaan paling menyedihkan itu memang merasa "sendirian" padahal kita ada diantara "keramaian". been there done that, huhuhu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insatiable itu tentang apa yaa Mba? Serial Amerika juga?

      Nonton 13 Reasons Why season pertama itu nagih banget, bener-bener penasaran kenapa Hannah bunuh diri, apa yang sebenernya teman-temannya perbuat ke dia. Kita pun pasti rasanya sedih banget ya kalo seseorang yang dekat dengan kita yang kita taunya dia nggak kenapa-kenapa namun sebenernya merasa alone ):

      Delete