Eps. 7 : What We Read in May

Sunday, May 30, 2021


Setelah dua bulan vakum, JanexLia is finally back! Siapa yang kangen dengan rekomendasi bacaan dari kami berdua? Ada nggak ada, pokoknya kami tetep mau berbagi bahahaha 😆

Awalnya aku sedikit ragu untuk comeback (halah kambek) bulan ini, pasalnya buku yang dibaca juga cuma satu. Terus iseng nanya Lia, kalo bulan ini JanexLia naik tayang lagi gimana. Eh, disambut hangat hahaha. Maksudnya, sih, biar sekalian Lia update blog lagi. Siapa yang kangen tulisan barunya peri kecil kesayangan kita semuaaa? Ditambah aku juga kepo doi udah baca buku apa aja selama sebulan ini hihi. 

Tanpa basa-basi, here are what I read this month: 

Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) - Toshikazu Kawaguchi



Novel yang sempat dibaca bulan lalu namun belum diulas di sini. Kayaknya nge-review buku lebih enak di blog ketimbang ngomong/ngetik di Instastory 😂

Bercerita tentang sebuah kafe tua di gang kecil kota Tokyo, yang punya kekuatan magis di mana bisa membawa seseorang melintasi masa lalu. Namun syarat dan ketentuan untuk kembali ke masa lalu cukup ribet, sehingga orang-orang yang tadinya ingin mencoba time travel pun berubah males. Ahh, mitos nih jangan-jangan. Apalagi saat tahu bahwa salah satu ketentuannya, apa pun yang kita ubah di masa lalu nggak akan mengubah realita di masa sekarang, mereka yang ingin mencoba pun mulai mengurungkan niat. What's the point if we can't change our past? 

Meski demikian, beberapa tokoh dalam novel ini tetap ngotot ingin mencoba kembali ke masa lalu untuk "mengubah" realita mereka. Apakah perjalanan waktu mereka akan membuahkan hasil manis di masa kini? 

Secara garis besar, novel ini termasuk yang enak dibaca karena gaya penulisannya ringan dan sehari-hari. Penggambaran kafe tua ini pun bisa kubayangkan di kepala. Banyaknya karakter yang berkesinambungan dalam empat cerita pengalaman yang berbeda ini sempat bikin aku bingung. Si A ini siapa? Lho, si B ini siapanya si C? Beberapa kali aku harus balik ke halaman depan untuk menyatukan cerita 😂

Di Instastory aku mengaku kalau baca novel ini nggak membuatku merasa emosyenel yang gimana banget. Cenderung datar malah. Kurang terbawa dengan penuturan ceritanya. Sehingga saat menutup halaman terakhir buku ini aku merasa, "Oh, gini aja?". Padahal menurut Lia novel ini berhasil membuat dia menangis haru seperti saat membaca karyanya Mitch Albom. Tapi menurutku pribadi *duh maap banget yang suka dengan novel ini*, di aku malah nggak ngena sama sekali 😅

Saat nulis draft ini, mendadak ada dorongan untuk baca ulang dua bagian cerita yang mungkin (harusnya) bisa bikin aku seenggaknya berkaca-kaca. Eh ternyata bener, cerita akhir berhasil bikin aku terenyuh, soalnya menyentuh area ibu dan anak hiks. Berarti kayaknya waktu baca pertama kali aku nggak terlalu fokus deh. Kepalang bosan sejak awal LOL 

Penulis menyampaikan pesan yang cukup realistis namun juga klise, di mana manusia hidup hanya sekali jadi gunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Jangan juga berasumsi tentang hal yang kita nggak ketahui kebenarannya. Kalau masih ada kesempatan untuk bertanya, sebisa mungkin kita berusaha untuk mendapatkan jawabannya. 

Btw, terima kasih Lii udah memperkenalkan aku dengan buku ini! Dan setelah baca buku ini aku pun jadi merasakan apa yang kamu rasakan saat baca Gadis Minimarket. Selera buku emang subjektif banget, sih 😂

Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya - Haruki Murakami 



Mau apresiasi diri sendiri dulu, karena berhasil menyelesaikan novelnya Murakami lagiii. Horeeeee! 

Lagi-lagi ini direkomendasikan oleh Reka (maacih yaa!). Kayaknya sejauh ini rekomendasinya blio selalu cucok di aku hihi. 

Novel ini kubeli di akhir tahun 2020. Baru awal bulan ini segel bukunya aku buka dan selesai dibaca dalam kurun waktu tiga minggu. Agak lama memang. Soalnya di awal-awal cerita aku berusaha meresapi tiap kata dan kalimat yang disampaikan penulis. 

Bercerita tentang seseorang bernama Tsukuru Tazaki yang punya empat sahabat semasa SMA. Secara kebetulan, keempat sahabatnya ini mempunyai nama dengan unsur warna, hanya nama Tsukuru yang nggak menyiratkan warna. Suatu masa, keempat sahabatnya ini tiba-tiba memutuskan hubungan dengan Tsukuru tanpa alasan yang jelas, menyebabkan Tsukuru menjalani hidup dengan segan mati tak mau. 

Sampai suatu ketika menjelang usia kepala empat, Tsukuru bertemu dengan sosok wanita spesial bernama Sara yang membujuknya untuk mencari tahu kabar keempat sahabat karibnya tersebut dan apa yang sebetulnya terjadi belasan tahun yang lalu. 

Seperti kebanyakan pembaca yang menikmati novelnya Murakami, alur cerita Tsukuru Tazaki ini pun cenderung lambat, tapi herannya nggak bertele-tele dan nggak ngerasa bosan sama sekali. Ceritanya mengalir begitu aja, rasanya kayak kita berada di dalam kehidupan nyata seorang Tsukuru. Perlahan turut prihatin apa yang terjadi dengan Tsukuru sampai ikut merasakan kelegaan saat menyelesaikan novel ini. Meski tetep yaa, Murakami tuh suka menyelipkan cerita yang "absurd" dalam novelnya. Ada beberapa bagian cerita yang cukup bikin aku mengernyitkan alis, "Ini maksudnya apa deh?", tapi yaudah. Nggak diceritakan lebih lanjut maksud dari keabsurdan tersebut... apa gue yang nggak nangkep, yak? 🤣

What I love about Murakami's writing style, beliau tuh menggambarkan tokoh utamanya dengan cara yang istimewa. Nggak sekadar menjelaskan baju apa yang dipakai atau pekerjaan apa yang dilakukan. Murakami mengenalkan tokoh Tsukuru ini melalui pergumulan yang dialaminya, masa lalu yang pahit, rutinitas dan gaya hidupnya, cara dia berkomunikasi dengan orang lain serta saat pengambilan keputusan penting. Itu kenapa aku merasa 'dekat' sekali dengan penokohan Tsukuru. Seolah-olah dia manusia nyata yang bergumul dengan persoalan  real

Meminjam ungkapan Lia dalam obrolan kami, baca novel Murakami tuh kayak diajak masuk ke gang-gang tikus yang panjang, kemudian kita juga diajak singgah di setiap rumah yang ada. Nggak tau tujuannya ke mana, pokoknya ngikut ajah. Dan ketika sampai di ujung, kita merasa bersyukur udah dikasih kesempatan menikmati perjalanan tersebut. 

Exactly this how I felt after I closed this book.

Abis ini enaknya hajar judul Murakami yang mana lagi nih? *ciyehh sombong* 🤣

***
Bisa meluangkan waktu untuk baca 1-2 buku di tengah kesibukan (emak anak dua) ternyata rasanya menyenangkan banget. Belakangan ini aku lagi suka baca fiksi lagi karena serasa dibawa masuk ke dimensi kehidupan yang berbeda gitu. Sekali-kali 'kabur' dari realita gapapa kali, yaa 🤭

Jangan lupa baca review bacaan Lia juga, ya! Sekalian kasih semangat anaknya biar rajin-rajin ngeblog lagi 🙈 *ngomong sama diri sendiri juga woyy*

Kalo kalian baca buku apa belakangan ini? (:

Shopping List 📚
Kamu bisa belanja semua judul buku di atas dengan klik link di bawah ini:

24 comments:

  1. Aku bulan ini namatin 2 buku nonfiksi lagi Ci wkwk seperti biasa😆 kayaknya tahun depan aku pingin punya target baca buku fiksi tiap bulan satu buku deh nggak banyak-banyak, biar seimbang asupan fiksi dan non-fiksinya wkwk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wihh buku apakah itu? Nanti dibahas yaa, Ndah, di blog :D huahahaha sebenernya gapapa juga sih. Sebelum masuk tahun ini, aku juga lebih suka baca nonfiksi, entah kenapa sampai hari ini malah lebih banyak buku fiksi. Mungkin aku lelah dengan realita bahahaha 🤣

      Delete
  2. Wkwk setuju banget nih, Ciii. Penilaian terhadap sebuah buku beneran subjektif banget 🤣 dan genre kesukaan kita tuh 50:50 ya, kadang masuk, kadang nggak 🤣. Buku Sayaka lainnya yang Earthlings malah aku suka lho, tapi yang Convenience Store Woman itu jatuhnya ngebosenin di aku padahal konsep ceritanya mirip-mirip 😂

    Penilaian soal Funiculi Funicula ini kalau dilihat-lihat memang terbagi atas 2 kubu wkwk. Tapi dengar-dengar seri ke-2nya lebih bagus, Ci 🤭

    Yihaawww! Congrats karena Ci Jane pada akhirnya bisa menyelesaikan buku Murakami lainnya 🥳🥳. Habis ini coba baca Kafka On The Shore boleh kali ya? 🤣 Atau yang buku memoarnya, Ci? Yang What I Talk About What I Talk About Running.

    Lastly, terima kasih Ci Jane atas ajakannya untuk merilis JanexLia bulan ini 😭 lewat postingan kali ini, semangatku dalam menulis serasa disegarkan kembali dan aku merasakan betul bahwa aku rindu menulis 😭. Terima kasih atas semangatnya 😭 sayang Ci Jane 💞💞💞

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku langsung browsing tentang Earthlings, ini ada campuran genre fantasi/magical realim gitu yaa, Lii? Mungkin plot ceritanya si Convenience Store Women itu lebih monoton kali jadi bikin kamu bosen wkwkwk

      Nah iya! Aku lupa mention soal sekuelnya, itu ceritanya masih di kafe yang sama dengan tokoh berbeda kah? Kamu udah baca?

      YAAAS AKHIRNYA 🥳🥳 kali ini bacanya bener-bener enak gitu, nggak ngerasa ikutan suram kayak waktu baca Norwegian Wood bahahaha. Akutu penasaran sama buku memoarnya itu deh, baca review orang bagus-bagus. Baca Kafka aku jiper sama jumlah halamannya 🙈

      Sama-sama Liii! Maacih juga udah betah nulis bareng sampe episode tujuh ini 🤗 Kita sama-sama transfer semangat yak! Hihi berarti memang kamu butuh break kemarin ini. Baguslahhh kalau bisa membangkitkan semangat menulismu lagi. Hwaitinggg, Peri! Lafff you too 🥰

      Delete
  3. Pss ketinggalan :
    Semangat Ci Jane untuk lebih rajin menulis 😚💪🏻

    ReplyDelete
  4. Sebelumnya salam kenal Mba. Perdana kan ya saya komentar di sini. Kalau mampir sering, tapi jarang ninggalin komentar..

    Meskipun telat, mau ngucapin selamat untuk kelahiran Anak Keduanya yah mba. Semoga dedek Krystal tumbuh sehat, dan cantik.

    Oh ya, Semenjak ikut langganan Gramedia Digital bareng si Bayu. Skrang lagi sering2 nyari rekomendasi buku2 bagus yg bisa dibaca disana.. baru nyelesaiin Rumah Lebah, sama You do you.

    Dan penasaran sama buku funicula funicili ini. Sayangnya pas dicari belum ada.. Kata si Bayu bagus bukunya..

    Kalau buku murakami ini levelnya dewa ya Mba atau gimana..? Haha. Apa karena bukunya tebal.

    Agak feeling blessed sebenernya. Meskipun saya nggk punya blog dan nggak pernah kepikiran blogger itu masih ada. Wkwk. Punya kesempatan buat salam sapa sama kalian ternyata seru juga. Bisa dapat insight dan sudut pandang baru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halooo Toni! Akhirnya bersua juga kita di sini :D aku juga terima kasih banget untuk kado spesial buat Krystal dan kami semua di sini. Padahal kita belum kenal lama udah dikasih kado aja terharu sekali akutuu 🙏😭

      Wah mantap banget! You Do You udah ada di GD ya, keren banget. Gimana? Bagus nggak menurut kamu? :D

      Buku-bukunya Murakami tuh kayak apa yaa... butuh konsentrasi tinggi untuk membaca dan memahami isinya bahahaha. Si Tsukuru ini kebetulan aku baca versi terjemahan dan nggak begitu tebal. Mungkin karena terjemahannya enak jadi betah juga sih bacanya. Kalo pake bahasa Inggris pasti lebih lama lagi deh bacanya, soalnya aku kebiasaan bolak balik kamus 😆

      Hihi abis ini Toni dan Andrew buka blog sendiri aja, pasti seru tuh. Aku juga sebetulnya udah nggak berpikir masih ada yang rajin ngeblog di era sekarang. Eh ternyata malah ketemu banyak teman baru sejak pandemi kemarin ini. Glad to know you all too! 😉

      Delete
  5. Yuhuuuu welcome back JanexLiaaa🥳🥳. Akhirnya ya kak setelah hiatus 2 bulan wkkk.

    Kak Jane....sebenernya bagian klimas Funiculi/a yang aku rasakan itu hanya ada di bagian cerita ketiga dan keempat, mungkin karena orang yg diceritakan sangat relate denganku. Bener kak, bisa jadi kak Jane butuh baca ulang bukunya👀

    Syukurlah kalau kak Jane cocok dengan kisahnya Tsukuru. Next mungkin bisa baca karya beliau yang lain sesuai yang direkomendasikan oleh Lia. 2 buku itu paling fenomenal dan terkenal sih kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Helloowww we're back! 🥳 Baru dua bulan aja ngerasa lamaaaa banget. Akhirnya nowel Lia aja buat comeback, untung anaknya siap XD

      Tuh kan berarti kita sama dong yaa, lebih ngenanya di dua cerita terakhir. Itu juga setelah aku baca kedua kalinya 🙈

      Siap! Kafka dan buku memoarnya Murakami aku masukkin ke reading list dulu deh. Sepertinya sih lebih kepengen baca yang memoarnya dulu, penasaran juga dengan gaya hidup menulisnya Murakami kayak apa sih hihi maacih ya rekomendasinya! <3

      Delete
  6. Yay! Janexlia kembali lagi 🎉🎉
    Aku belum baca Funicula Funiculi, sih... tapi udah nonton pas ada JFF kemarin dan mungkin kalau dibikin film jadi lebih ngena kali, ya... karena jujur aja pas cerita ibu-anak itu lumayan bikin berkaca2.

    Kalau untuk Murakami, sejujurnya, smp saat ini belum pernah berhasil baca karya2nya lebih dari 2 lembar. Kayaknya butuh ngosongin kepala dulu biar bisa fokus bacanya ya, mba... 🙈

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuhuuu Mba Hicha! Kangen nggak dengan kami berdua? 😁😆

      Oh iya, aku juga sempet tau dari Mba Eya kalau ini udah difilmkan, ya. Mungkin aku harus nonton filmnya juga deh, siapa tau lebih kena daripada baca bukunya.

      Bahahahahaha 🤣 emang sesusah itu sih untuk memulai baca novelnya Murakami. Ini aja harus dibetahin sampai di halaman 20, baru tuh "kebawa" dengan persoalan karakter utamanya XD benerrr, Mba Hicha. Harus plong kepalanya. Kalo lagi banyak pikiran kayaknya susah buat bacanya wkwkwk

      Delete
  7. Cihuyyy JanexLia is Back!!!! serial yang selalu dinanti-nanti setelah McD x BTS.. hahah 😂😂
    Akhirnya...

    Tim sesenggukan pas baca Funiculi Funicula angkat tangan.. 😅😄

    Btw, Aku tuh penasaran sama Bukunya Murakami.. Kemarin tuh Lia udah rekomendasi buat coba baca yang Kafka di postingan Wind Up Bird. Tapi belum berani karena ngelihat jumlah halamannya.. wkwkkwkw. Jadi nggak jadi checkout ... 😂 udah cemen duluan.. wkwk. Ntar dehh tak ngumpulin nyali dulu..

    Setuju Mba Jane.. Mba Reka itu bacaannya unik2 yah Mba..

    Btw lagi, bulan ini aku abis selesai baca Rainbirds rekomendasi Lia.. Abis ini mau lanjut baca The perfect world of Miwako Rekomendasi dari Mba Reka...

    ReplyDelete
    Replies
    1. EHH BELOM RILIS TAUK MCDxBTS nya! 🤣 Siap-siap bertempur di Mcd dengan para ARMY lainnya, Mas Bayu bulan Juni ini wkwkwk

      #salfok

      Aduh samaa aku juga jiper dengan jumlah halamannya wkwkwk mungkin bisa mulai baca si Tsukuru Tazaki yang terbitannya KPG ini deh. Kalo udah nyangkut sampai halaman 20an, mudah-mudahan bisa kelar sampai garis finish hahahaha.

      Iya lhoo, kalo suka literasi Jepang boleh tuh ngikutin bacaannya Mba Reka :D

      Aku udah baca Miwako, Rainbird udah beli di Gramedia Digital dari kapan lalu sampe hari ini belom dibaca 😂 menurut Mas Bayu gimana tuh Rainbirds?

      Delete
    2. Iyaaa, Kata Lia dimajuin tanggal 9 Juni ya.. wkwkwk. Udah ancang-ancang dari skrang. Kayanya urusan beginian harus diserahin ke Gojek.. 😂😁

      Baguuusss Mba Jane.. Aku suka juga buku yang berbau thriller dan misteri gini.. ahaha. Yah meskipun nggak se'hhmm' Rumah Lebah. Tapi Buku ini bagus.. Alurnya santuy nggak buru-buru tapi bikin mikir ttg hubungan antara Ren dan Keiko yang dikira baik-baik saja. Bahasanya juga enak banget ngalirnya... hoho..

      Oke dehh Tsukuru ya Mba.. Noted!! Kumpulin dulu listnya sebanyak-banyaknya.... 😀

      Delete
  8. Yeaay aku doong nungguin selalu racunnya JanexLia 🙋🏻🙋🏻

    Btw aku lagi baca Funiculi Funicula juga Jane, belum beres karena seperti biasa si Eya kalau baca buku lambat 🙈 Aku setuju sama yang kamu bilang soal keterkaitan antar karakternya. Pas baca cerita kedua sampai bolak-balik ke cerita pertama karena ada karakter yang disebut tapi kok sepertinya agak beda dengan pas pertama.. Eh ternyata begitu ceritany ahaha..

    Apakah aku harus nyoba baca Tsukuru Tazaki yaa ngikutin jejak kamu? Karena aku nyoba 2 buku Murakami dan susah banget buat cocok hahaha entah kenapa bisa begitu 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yessss maacih Eyaa selalu setia menunggu (racun) kami berdua 😘

      Oh iya aku lihat di Igs kamu lagi baca novel ini juga ya. Filmnya kamu udah pernah nonton belum, Eya? Iya kannn, nama karakternya mirip-mirip gitu, aku sampe bingung awalnya ini siapanya ini, si itu siapanya ini wkwkwk

      Ahahahaha ternyata bukan aku aja yaa yang selalu dibuat bingung dengan buku Murakami XD mungkin iya kamu bisa si Tsukuru ini dulu deh. Sama rekomendasi dari aku Men Without Women, kumpulan cerpennya beliau. Ini bagusss, aku suka banget dengan tiap ceritanya 🥰 mudah-mudahan cocok di kamu juga hihi

      Delete
  9. Wuaaa senangnyaa Janexlia kembalii 😍😍 Kangen baca rekomendasi buku2 Mba Jane n Lia 💖💖

    Funiculi Funicula muncul lagi nih reviewnya. Akhir2 ini aku banyak nemu yg posting tntng buku ini dan sukses bikin aku penasaran. Pas baca tulisan Mba Jane aku jg malah tambahan penasaran, walaupun ternyata agak flat yaa mnrt mba jane. Memang setiap buku efeknya bisa beda2 yaa buat setiap orang. Bahkan buat buku hits n sangat terkenal sekalipun.. Harusnya aku ikut PO kaya mas bayu kmrrn itu biar dpt harga diskon. Skrng udah normal price soalny 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hellooo Mba Thessa! Yesss we're finally back again hahahaha :D

      Iya ya kayaknya lagi rame juga yang baca buku ini. Pas baca pertama kali memang hampir nggak ada perasaan yang gimana banget, Mbaa. Mungkin aku udah ekspektasiku udah ketinggian deh 😂 pas baca kedua kali khusus yang cerita terakhir, baru deh kebawa emosinya.

      Yaaaah sayang banget, Gramedia kalo lagi harga PO memang jauh lebih murah yaa. Mudah-mudahan bisa dibaca di GD, Mbaa. Mba Thessa ada langganan di Gramedia Digital?

      Delete
  10. Saya tahu juga ini buku Funiculi Funicula Mba. Sempat baca bagian awal di rumah si Gendut, abis itu tak tutup lagi. Wkwk! Terlalu banyak karakter nggak si. Aku mikirnya gitu soalnya. Bolak balik pusing mikirin Goro ini siapa.. wkwk. Sampe keder sendiri saya bacanya.. Tapi kayanya ini salah saya juga yg agak kurang minat sama kegiatan baca buku.

    Hope someday, kegiatan sering baca tulisan teman2 blogger bisa menumbuhkan benih2 minat sama buku.

    Soal buku Murakami. Kemarin pas baca review di Blog Lia yg bikin tercengang karena jumlah halamannya udah kaya buku kuliahan (malah kayanya banyakan buku Murakami 😆). Saya iseng2 beliin buku Kafka buat ayah saya.
    Haha. Beliau kaget banget karena bukunya tebal.. Nggak tau nih bakal dibaca atau nggak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk toss dulu kita! Aku juga bingung karena karakternya terlalu banyak, mana namanya mirip-mirip jadi saru 😂

      Soal baca buku memang harus ada dorongan dari diri sendiri. Jangan sampai karena ingin ikut-ikutan apalagi terpaksa. Bacanya pasti nggak enjoy deh hihi tapi boleh banget lho baca-baca episodenya JanexLia, kali ada 1-2 buku yang bisa ngeracunin Andrew untuk baca 😆

      Waaah ayahnya Andrew suka baca kah? Sama kayak Bayu berarti, kita semua udah jiper duluan dengan jumlah halamannya buku Murakami XD mungkin kalo ayahnya Andrew sudah selesai baca, bisa kasih kisi-kisi ke kita 😜

      Delete
  11. Belum baca buku yang awal, kayaknya enggak akan baca juga. Lagi malas dengan cerita yang ada konsep perjalanan waktu buat memperbaiki kesalahan atau apalah itu.

    Sepakat dengan kata Lia. Menurut saya baca Murakami emang kudu pasrah aja, nikmati sampai halaman terakhir tanpa protes. Model novelnya kan ngikutin pola Raymond Chandler yang cerita detektif, jadi clue disebar di beberapa bagian, makanya kisah akhirnya terbuka atau diserahkan kepada pembaca buat mengambil kesimpulan. Masalahnya, waktu baca halaman terakhir Tsukuru Tanpa Warna justru saya pengin banget lempar itu buku. Gemas juga enggak dapat jawaban yang condong tentang kisah cintanya.

    Di tulisan lain, seingat saya udah pernah coba kasih rekomendasi. Kini udah dalam fase berhenti menikmati Murakami karena merasa lumayan khatam kisah dia palingan seputar musik jaz dan klasik, kucing, sesuatu hal--dan seringnya perempuan yang hilang, dan tentunya tokoh introver sekaligus kesepian. Ya, walau masih tetap enak dikunyah, lama-lama saya muak. Haha. Saya malah pengin rekomendasiin Murakami satunya, si Ryu. Penuturannya terasa lebih lugas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya kalau untuk Mas Yoga novel Funiculi Funicula akan cenderung membosankan, karena kurang menantang emosi pembaca 😂

      AHAHAHAHA maap saya jadi ngebayangin novelnya beneran dilempar dong XD iya sih emang agak gemes kenapa nggak diceritakan kelanjutan kisah cintanya, cuma karena sejak awal si Tsukuru ini emang bermasalah dengan sohib-sohibnya, saya sih ngerasa lega aja karena memang udah dapet closure-nya. Soal hubungan Tsukuru dan Sara, yasudalah hanya Murakami yang tau HAHAHA

      Iya saya ingat Mas Yoga pernah merekomendasikan Kafka on The Shore juga. Udah masuk wishlist tapi belum tau kapan akan membacanya, mengingat jumlah halamannya fantastis bahahaha. Dan setelah baca sinopsisnya, ternyata bener yaa lagi-lagi ngomongin kucing, persis kayak di sinopsis buku Kronik Burung Pegas 😂

      Judul Ryu Murakami apa yang direkomendasikan Mas Yoga? (:

      Delete
    2. Saya lebih asyik mengikuti Dunia Kafka ketimbang Kronik Burung Pegas (ya iyalah, waktu itu belum keluar terjemahannya dan terpaksa baca versi Inggris). Haha. Tapi di ingatan saya, memang lebih menarik dan membekas Dunia Kafka. Yang Kronik pembahasan tentang perangnya lumayan bikin jenuh.

      Hm, dari yang tipis dulu kayaknya menurut saya, In the Miso Soup atau Tahun 69. Yang saya favoritkan sih Miso karena perjalanan nemenin bule ke dunia malam malah berujung ke hal tak terduga (thriller). Tahun 69 tema coming of age, masa-masa SMA yang nakal.

      Ada juga Coin Locker Babies tentang kisah bayi yang ditaruh loker, diasuh seseorang, hingga dia tumbuh dewasa, dan kelak berusaha mencari orang tua kandungnya. Sayangnya, novel ini tebel, bisa 600 halaman. Kurang cocok buat berkenalan.

      Saya baru baca tiga novel itu, sih, selain kumcernya.

      Namun, setahu saya mulai susah cari yang versi terjemahannya. Saya agak beruntung waktu itu iseng cari-cari di toko online dan ada yang jual bekas dengan harga terjangkau.

      Delete
  12. funiculi funicula ini jadi inget kartun doraemon dengan mesin waktunya. kayaknya seru juga kalau dibawa ke semacam time capsule gitu. kayaknya aku kudu baca ya biar tau "efek" apa yang muncul ke diri aku.
    ini kenapa listku tambah banyak wkwkwkwkwk

    ReplyDelete