#JanexLiaRC: Pria Bernama Ove by Fredrik Backman

Friday, July 29, 2022



Sebenarnya selain buku yang akan dibahas hari ini, aku juga menyelesaikan satu buku biru di bulan sebelumnya, judulnya Parable karya Brian Khrisna, yang adalah hadiah dari seorang teman blogger, Mba Ainun, maacih banyak, Mba! 

Nah, untuk buku yang satu ini, aku udah lama ingin baca setelah mendapat rekomendasi dari salah satu book seller favoritku di Instagram. Kebetulan pas masih langganan Gramedia Digital, nemu versi bahasa Indonesianya. Cus baca, deh! 

💡Blurb


Penggerutu, kaku, punya rutinitas yang tak bisa diganggu gugat, sumbu pendek pula. Itulah Ove. Orang-orang menyebutnya tetangga pemarah dari neraka. Tapi apa betul Ove pemarah, hanya karena dia tidak terus-menerus memasang senyuman di wajahnya?

Di balik tampak luarnya yang pemarah ada cerita dan kepedihan. Keadaan mulai berubah ketika ada pasangan muda cerewet, dengan dua putri cilik bawel, pindah ke sebelah rumahnya dan tak sengaja meremukkan kotak surat Ove. Maka dimulailah rangkaian kejadian yang berujung pada persahabatan, kucing, dan tolong-menolong yang kelak begitu banyak mengubah Ove serta orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya.

💭 My Personal Thoughts


Kesan pertama saat baca beberapa bab awal adalah: IH KAKEK OVE INI NYEBELIN BANGET! 

Sejak awal kita udah disuguhkan bagaimana karakter dan rutinitas Ove sehari-hari. Dia hidup dengan penuh keteraturan, pokoknya A harus A, B harus B. Siapa pun yang berani melanggar peraturan yang ada, Ove nggak segan-segan untuk memarahi mereka, bahkan mereka yang ngakunya punya wewenang sekali pun. Nggak heran para tetangga di sekitar perumahan Ove hampir nggak pernah bertegur sapa dengannya, karena sifatnya yang pemarah dan cenderung anti sosial. Kebayang nggak kalau punya tetangga yang kaku nan galak kayak Ove? 

Ove juga tipikal orang tua kolot. Nggak bisa pakai internet, maunya pakai cara jadul aja. Minum kopi nggak mau espresso, harus kopi seduh manual. Mobil pun cuma mau pakai satu merk, nggak boleh pakai merk lain, apalagi mobil Amerika, huahaha. Btw, ini setting ceritanya di Swedia, yaa. 

Sampai suatu ketika, Ove kedatangan tetangga baru di komplek perumahannya. Perkenalan awal mereka bisa dibilang kurang menyenangkan, karena si tetangga baru merusak kotak surat milik Ove. Lucunya, si tetangga baru ini nggak pernah kapok untuk mencoba ngedeketin Ove setelah kejadian tersebut. Menurutnya, Ove ini bisa kok dideketin, walau harus pakai taktik khusus. 

Novel ini tipikal novel fiksinya Mitch Albom, di mana isinya penuh pelajaran hidup yang bermakna sekaligus membuat hati tersentuh. Siapa sangka watak Ove ini sebetulnya menyimpan kenangan masa kecil yang cukup membuat kita berempati. 

Hidup Ove yang dulu bisa dibilang agak pahit, berubah saat dia bertemu dengan istrinya, Sonja. Kalau kata Ove, hidup buat dia tuh cuma hitam putih. Saat mengenal Sonja, ia jadi tahu bahwa hidup itu bisa warna-warni. Romantis, ya 🥺

Akhir cerita pun dikemas apik dan memberikan pesan moral bahwa hidup kita tuh bukan untuk diri kita sendiri, tapi gimana kita bisa meninggalkan pengaruh dan makna hidup yang berarti buat orang sekitar kita. Dan tentu kita bisa melakukannya sedini mungkin, nggak harus nunggu tua dulu, hihi. 

💌 Favorite Part of the Book


Interaksi antara si keluarga tetangga dan Ove hangat banget! Terus, kehadiran tokoh anak muda yang bekerja di sebuah kafe juga cukup menambah warna cerita. Ada bagian tengah cerita si tetangga diajarin mengemudi sama Ove menggunakan mobil manual, lagi hamil pulak. Udah Ove galak, mood bumil juga awut-awutan, terus belajar nyetir mobil, komplit banget nggak tuh stress level-nya? 🤣

🖋 Favorite Quote


"Cuma orang bodoh yang menyangka ukuran dan kekuatan adalah hal yang sama. Ingat itu." -Ayah Ove

"Kata orang Ove melihat dunia ini hitam dan putih. Tetapi gadis itu penuh warna. Satu-satunya warna yang dimiliki Ove." (again, this is my favorite quote ❤)

***
Bagi siapa pun yang suka novel tipikal Mitch Albom, pasti akan suka baca novel ini juga. Bisa dibaca di Gramedia Digital, ya. Versi bahasa Inggris mungkin bisa baca di Scribd. 

Buku apa yang kalian baca bulan ini? (: 

6 comments:

  1. Saya udah sering lihat beberapa teman mengulas buku ini. Tapi kalau isinya tipikal bukunya Mitch Albom seperti yang Ci Jane bilang, entah kenapa kurang cocok buat saya, dan pilihan saya belum pengin menjajalnya berarti cukup tepat. Haha.

    Bulan ini masih meneruskan baca 2666 Bolaño, lumayan sebentar lagi mencapai 500 halaman (masih kurang 400-an lembar lagi, sih). Selebihnya baca buku puisi dan baca ulang beberapa buku kover biru yang disetor. Wqwq.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah iya kah? Aku justru baru dengar sekali review buku ini, entah kenapa penasaran aja eh ternyata lumayan suka 😆

      Barusan gugel buku yang dibaca Mas Yoga, tentang pembunuhan ya? Waww 500 halaman sih kayaknya aku harus nyicil bacanya tiap minggu 😂 semoga cepat selesai ya!

      Delete
    2. Ada 5 bab, Ci Jane. Tiap babnya bisa berdiri sendiri. Bagian keempat yang lagi saya baca ini yang kejahatan terhadap wanita. Penculikan, pemerkosaan, pembunuhan. Brutal banget. Berulang kali berhenti karena enggak kuat bayanginnya. Nanti mungkin bakal loncat ke bagian lima aja kalau semakin sadis.

      Delete
  2. Sejak install iPusnas, setiap tertarik ke buku yang direview teman-teman aku langsung nyari ke sana. 😂 Termasuk novel ini...YANG TERNYATA BANYAK YANG ANTRE😭😭😭 Buku ini tuh berseri kah Ci? Soalnya di iPusnas ada dua buku no. 3 dan 7 yang judulnya ada tulisannya A Man Called Ove🤔

    ReplyDelete
  3. Aku mau coba baca. Kayaknya menarik. Mitch albom aku memang blm baca. Tapi aku pernah baca buku dari penulis Swedia Astrid Lindgren. Dan sukaaaa bangetttttt. Makanya aku bisa ngerasa cocok Ama buku2nya Mitch. Ntah kenapa, mungkin kebawa Ama cara terjemahan juga, tapi agak unik buku2bdari penulis Swedia ini. Tokohnya itu cendrung cuek tapi hangat 😄.itu kalo buku2nya Astrid yaaa. Kalo baca review ove ini, kayaknya sama

    ReplyDelete
  4. Ci Janeee, apakah ini tipikal buku yang menguras air mata? 😂😂 soalnya aku tertarik ingin baca karena banyak yang mention soal buku ini, tapi aku udah kebayang dari covernya kalau ini buku syedih, jadi aku nggak berani baca 😭 karena kalau mau baca buku syedih, moodnya harus dapet dulu gitu 😂

    ReplyDelete