Eps. 2: Book Swap

Friday, October 30, 2020


Hello! Kembali lagi di postingan JanexLia episode kedua! 

Buat teman-teman yang belum tahu, JanexLia adalah konten kolaborasi antara aku dan seorang sahabat blogger, Lia, di mana kami akan membagikan 4 buku favorit (masing-masing dua buku) setiap bulannya. 

Nah, untuk bulan Oktober ini, aku dan Lia memutuskan untuk melakukan book swap alias saling meminjamkan buku dari rak buku kami masing-masing. Seru, kaaaan. Jadi aku meminjamkan Lia dua buku, demikian juga sebaliknya. 

Kebetulan aku rikues sendiri ingin baca dua judul buku yang sebelumnya Lia pernah bahas di blognya. Dua buku tersebut bergenre self improvement dari negara Korea Selatan. Sepertinya Hallyu Wave (demam Korea) di Indonesia kali ini nggak cuma di musik, drama, beauty maupun fashion, tapi juga sampai ke buku! Kurang tau pasti, sih, apa penyebab buku-buku penulis Korea bisa laku di sini. Kalau dari pengamatanku sendiri, kemungkinan besar artis atau idol Korea tuh banyak yang merekomendasikan buku bacaan mereka sendiri ke publik. Masih ingat novel Kim Ji-Young Lahir Tahun 1982 yang pernah kubahas di blog? Katanya, sih, novel best seller tersebut pernah dibaca oleh Irene Red Velvet, Sooyoung SNSD sampai RM BTS. Kegemaran membaca para public fugures ini  secara nggak langsung menularkan para fans (khususnya yang usia muda) untuk membaca juga, so I think it's a good influence, ya! 

Eniwei, tanpa basa-basi lebih lanjut, kita langsung aja yuks bahas dua buku di bawah ini. 

Bukannya Malas, Cuma Lagi Mager Aja by Dancing Snail 



Summary: when you feel overwhelmed with works or activities, tired, sad, worry about (almost) anything, it's okay to take a break and do nothing. "Doing nothing" helps you to recharge yourself.  

First impression saat melihat sampul buku ini, WHY SO CUTE! Warnanya kuning pastel disertai ilustrasi yang ceria. Ternyata si penulis buku ini adalah ilustrator novel hits dari Korea yang berjudul I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki (pernah aku bahas juga di sini). Oh pantes, kok sepertinya agak familiar juga dengan gaya ilustrasinya hihi 

Sesuai dengan judul, isi buku ini sangat ringan. Ilustrasinya juga banyaaaak banget! Pokoknya colorful sekali deh isi buku ini. Ada beberapa bagian buku di mana si penulis menyampaikan hal-hal yang cukup menyentil hati. Aku nggak sebut semuanya karena akan terlalu panjang, jadi dua poin aja, yaa. Kalau penasaran, baca sendiri gih 😜
  • Jangan menutup kemungkinan. Ini tentang terjebak dalam comfort zone sehingga membuat kita malas bergerak untuk melakukan perubahan. Jangan membatasi diri sendiri dan mulai melakukan apa yang kita bisa. Jangan sering cari alasan kalau kita nggak bisa ini dan itu (ehem...). Terlalu memaksakan diri nggak baik, tapi terlalu membatasi diri pun juga nggak membuat kita ke mana-mana. Ingett, ini judulnya bukan malas, tapi lagi mager. Tapi magernya jangan kelamaan juga, ya! 😜
  • Hal terburuk yang bisa kita lakukan saat merasa cemas adalah membuka sosial media. SO DON'T DO IT. Dulu waktu Josh masih susah makan, nggak jarang aku uring-uringan. Udah lagi bete, buka Instagram, ehhh ada emak-emak panutan seantero Instagram nge-post anaknya yang pinter banget makan sendiri. Mendadak sedih dan mulai membandingkan diriku sendiri dengan si emak tersebut, termasuk membandingkan Josh dengan anaknya 😭Sama juga di saat aku lagi merasa hidup gini-gini aja, sementara liat teman-teman di sosmed kok pada suksyes amat yaaa, mulai deh jatuhin diri sendiri *not proud* Satu-satunya cara untuk lepas dari rasa cemas, yaa cari solusi yang bisa kita lakukan. Anak nggak mau makan, yaudah cari alternatif lain, coba masak resep lain, jangan buka IG. Biasanya kalau lagi overthinking, semuanya jadi negatif. Sebelum kita tenggelam dalam pikiran tersebut, STOP dan mulai do something matters 😊


Rangkuman terakhir dari buku ini, si penulis mengingatkan kita untuk beristirahat (baca: malas-malasan) setelah beraktivitas penuh selama seminggu. Nggak usah merasa bersalah walau cuma tidur-tiduran tanpa melakukan apa-apa. Tujuan dari bermalas-malasan itu adalah di mana saat kita melakukannya we don't feel guilty at all. Dan jangan lupa, temukan kebahagiaan kecilmu sendiri setiap hari untuk mengisi ulang jiwamu! 💕

Hidup Apa Adanya (I Decided to Live For Myself) by Kim Suhyun 



Summary: hidup akan terasa melelahkan kalau kita terus hidup berdasarkan apa pendapat orang lain. Omongan orang lain tidak menentukan kebahagiaan kita. We are the only person who decides to live as ourselves. Jadilah diri sendiri dan terus bersyukur tentang hal-hal kecil yang ada di sekitarmu. 

Kata Lia, buku ini pernah dibaca oleh salah satu member BTS (yang juga adalah bias-nya Lia 😜), si maknae Jungkook. I can see why he chose to read this book, karena keseluruhan pesan dari buku ini sangat cocok dengan message yang disampaikan BTS dalam lagu-lagu mereka di "Love Yourself, Speak Yourself" era. Mana cover bukunya warna ungu pulak... *nggak penting*  

Sekilas aku merasakan vibe yang sama dengan buku sebelumnya. Isi pesannya kurang lebih mirip-mirip. Namun, buku "Hidup Apa Adanya" ini lebih menekankan gimana caranya hidup menjadi diri sendiri, mengenal diri sendiri lebih jauh, mencintai diri sendiri apa adanya, pokoknya semua tentang how to live as myself. Buku ini juga berisi beberapa ilustrasi namun nggak sebanyak buku sebelumnya. Lebih banyak tulisannya dengan gaya bahasa yang santai. 


Salah satu poin penting dari buku ini yang disampaikan berulang-ulang oleh si penulis, di mana pembaca diingatkan untuk bisa menaruh nilai dan menghormati diri sendiri lebih dulu. Harga diri itu bukan soal pride atau kepuasan sesaat karena diakui seseorang. Harga diri dibentuk dari kepercayaan diri dan penghormatan terhadap diri sendiri. Selain itu, harga diri juga percaya bahwa masing-masing individu berhak mengejar kebahagiaannya. Kalau kita nggak menanamkan usaha dan perhatian untuk hidup sendiri, boro-boro orang lain, kita pun nggak akan bisa menghargai diri kita sendiri. 

***
Menurutku pribadi, kedua judul di atas ini cocok banget dibaca oleh para remaja yang baru memasuki usia 20an. Kalau misal nggak begitu suka baca buku self improvement tapi tertarik dengan gimana sih caranya mengembangkan potensi diri sendiri, nah aku sangat merekomendasikan dua buku ini 👍 Gimana dengan yang udah melampaui usia 20an? Ya, gapapa juga, sih. Buat hiburan dan reminder untuk diri sendiri aja. Karena aku percaya kita selalu butuh pengingat untuk bisa menjadi versi diri sendiri yang lebih baik lagi 🤗

Terima kasih, Liaaa, sudah meminjamkan kedua buku yang menyenangkan ini! Teman-teman jangan lupa untuk mampir ke blog Lia The Dreamer juga untuk membaca dua judul buku lainnya, ya 😉

Seperti biasa, adakah judul buku menarik yang teman-teman baca selama bulan Oktober? Dari kedua judul di atas, manakah yang pernah atau ingin kalian baca? (:  

26 comments:

  1. Yay! Post ke-2 kita akhirnya tayang 🥳. Aku sungguh penasaran bagaimana kesan Cici setelah membaca 2 buku ini 🤭 dannnn, ternyata kesan kita sama ya, Ci 🤣 Padahal nggak janjian, tapi kesan yang ditinggalkan sama 🤣. Apakah ini artinya kita jodoh? #eh #apasih

    Buku Bukannya Malas Cuma Lagi Mager Aja lebih gemesin banget karena banyak ilustrasinya dan terjemahannya udah lebih mulus, jadi lebih enak bacanya 🤭

    Sejujurnya, waktu pertama aku ingin beli buku Hidup Apa Adanya, aku nggak tahu kalau buku ini viral. Aku cuma lihat covernya yang lucu dan judulnya yang menarik aja 🤣 ternyata isinya bagus! Betul kata Ci Jane, buku ini cocok sekali untuk self-reminder. Kadang-kadang kalau aku lagi butuh penguatan, aku suka baca buku itu kembali karena ada beberapa point yang sering relate denganku 🙈.

    Aku senang kalau Ci Jane bisa enjoy membaca ke-2 buku ini 😍, walaupun ternyata lebih cocok dibaca sama yang usia di awal 20-an 🤭. Thank you Ci Jane for sharing 💕
    Sampai jumpa juga di Eps.3~ #ups #spoiler 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Inikah yang namanya jodoh, meski tak pernah bertemu muka dengan muka, namun hati dan pikiran kita saling terhubung nyahahaha 🤣

      Tapi beneran memang dua buku ini baguss, Lii. Bacanya nggak pake mikir, meski isi pesannya tetap masuk ke hati. Soal gaya bahasa terjemahannya aku setujuuu, si kuning lebih enak dibaca ketimbang yang ungu. Entah kenapa buku Hidup Apa Adanya pake bahasa-bahasa gaul zaman sekarang malah terkesan sok asik 😂

      Hahahaha iyaa soalnya bahasa dan isi bukunya mayan ringan, cucok kayaknya buat dedek-dedek yang lagi cari jati diri 🤭

      Yeaaaay! Sampai jumpaaa di episode selanjutnya dengan kejutan spesialll 😝 *halah*

      Delete
    2. Untuk buku Bukannya Malas Cuma Lagi Mager Aja ini, apakah pepatah Don't Judge a Book by It's Cover jadi tidak berlaku? karena sungguh lah covernya kok ya unyu sekaliii :3

      Delete
  2. Wah seru,, bisa book swap sama temen blogger. Jangan-jangan pas book swap copy darat juga?

    Aku suka bukunya, covernya lucu-lucu. Isinya juga menarik ya. Aku tarik kesimpulan, intinya hargailah dirimu dan explorasi kemampuanmu seluas-luasnya. Eh, bener nggak sih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huhuhu sayangnya kami belum sempat kopi darat nih, Mba Dini. Mudah-mudahan nanti kalau situasinya sudah memungkinkan bisa saling berjumpaa *kedip-kedip ke Lia*

      Iyah betul! Jadi memang message dua buku ini hampir sama, tentang cintai diri sendiri dengan mengeksplorasi potensi diri sedalam mungkin. Karena kalau bukan kita yang melakukannya, siapa lagi? 😁

      Delete
  3. Kayaknya sejak ada penerbit lokal yang menerbitkan beberapa buku dari penulis Korea atau Asia lainnya, jadi buku-buku ini cukup booming juga. Menurutku ini bagus banget yaa supaya kita bisa lebih banyak buku-buku karya penulis Asia, apalagi kalau buku self improvement gini menurutku bakal lebih relate kalau dari penulis Asia dibanding penulis Barat hehe..

    Dua-duanya menarik Jane kalau baca dari review kamu nih.. Tapi kayaknya kalo mau baca duluan aku bakal pilih yang kedua deh *siapa yang nyuruh milih wkwk*

    Mana sampulnya juga gemas banget yaa pakai warna-warna cerah dan ilustrasi gemas..

    Thank you rekomendasinya Jane..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya betul. Sepertinya penerbit lokal juga melihat maraknya minat pembaca atas buku-buku dari Korea maupun negara Asia lainnya juga. Dan setujuuu soal pembahasannya yang relatable! Pas baca kedua buku ini (dan ada satu buku lainnya yang pernah aku review juga), aku ngerasa banyak hal yang nyambung dengan budaya kita. Mungkin karena masih sama-sama Timur yaa, jadinya banyak poin yang relevan juga.

      Duh iyaaa ilustrasinya ngegemesin emang! Khususnya yang pertama, Eyaa. Kayaknya kamu bakal suka sih soalnya ilustrasinya lucu dan warnanya kayak pastel-pastel gitu 😆

      Sama-sama, Eya! Semoga suka yaa nanti dengan bukunya ❤️

      Delete
  4. Kedua buku ini keren. Saya tertarik baca buku yang kedua. Eh, tapi konsep JanexLia ini seperti apa sih? Saya pikir memang semacam tukaran kado. Tapi ternyata konsep ini cuma untuk bulan Oktober. Saya ngga begitu ngeh dengan yang kemarin meski konsep kolaborasi ini menurut saya kreatif.

    Gara-gara pembahasan buku pertama, saya jadi tertarik baca buku "I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki". Judulnya saja menggemaskan.

    Ditunggu eps 3 kak Lia 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Konsep original kolaborasi ini di mana aku dan Lia memberikan rekomendasi 2 buku bacaan tiap bulannya (total ada 4 judul). Nahh, khusus bulan Oktober ini kami berdua mencoba hal baru dengan saling meminjamkan buku favorit dan mereview-nya di blog masing-masing 😁 tapi nggak menutup kemungkinan bulan-bulan ke depannya akan melakukan hal yang sama sih hihi

      Nah, boleh dicoba baca juga, Mas Rahul buku yang itu. Meski judulnya menarik, tapi sejujurnya isinya agak gloomy, bakal paham deh setelah selesai membacanya 😉

      Delete
  5. Waah jadi seru nih mbak Jane saling bertukar buku dan bisa menjadikan inspirasi menarik buat tulisan blog.😊👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya, Mas Satria. Ide tukar buku ini terinspirasi dari Youtuber yang suka saling menukar item favorit mereka ke lainnya terus di bahas di platform masing-masing. Iseng ngide ini ke Lia, eh disambut baik 😝

      Terima kasih ya sudah membaca!

      Delete
  6. Buku yang ke dua itu baguuus mba Jane, saya pun beli habis kena racun dari Lia barengan sama rekomendasi buku dari mba Jane bulan kemarin 😂 hahahahaha. Lately lagi suka baca buku-buku penulis Korea sebab lebih relate sama seperti yang mba Eya bilang, mungkin karena kultur kita serupa dengan kultur mereka (both Asian) 😄

    Eniho, saya salfok lihat tulisan tangan Lia yang meliuk-liuk di foto atas. Cakep amat yah 😂 Lia ini sepertinya bisa segala macam hal hehehe 💕 Ditunggu colab season tiganya mba, semakin penasaran akan ada hal baru apaaaa 😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huahahaha yesss ada yang kena racun buku rekomendasi dari kita berdua 😂🙈 Entah kenapa juga saat baca buku kedua itu aku teringat dengan beberapa tulisan Mba Eno di blog yang ngomongin soal "Know Your Worth" dan lain-lainnya. Apalagi Mba Eno sendiri suka menyelipkan kata-kata mutiara dari si kesayangan yang memang orang Korea juga. Jadi aku nggak heran juga Mba Eno bisa menikmati buku kedua karena isi pesannya relevan yaa 😁

      Emang si Lia ini apa sih yang nggak bisa dia hahahahaha aku sampai simpen sticky notes nya itu karena tulisannya lucuk, Mbaa 😝

      Yeaaay ditunggu ya, Mba Eno! Habis ini mau rapat lagi ngomongin untuk episode selanjutnya hihi makasih sudah membaca yaa 💕

      Delete
  7. Kok kolabs Janexlia nya makin seruu aja siih 😍😍

    Kok aku kudeeet bgd yaa, aku baru tau donk buku ini 😅 aku jd penasaran sama dua buku ini mba, apalagi akhir2 ini aku juga lg suka bgd buku pengembangan diri yg dibungkus dlm bentuk illustrated book. Ga ada foto tampak dalam ilustrasinya Mba Jane? Hehehehe.. Apalagi pesannya dapet bgd ya, tntng bagaimana mencintai diri sendiri, baik dg beristirahat sejenak maupun dg lbh menghargai diri sendiri 💖💖

    Ditunggu Janexlia berikutnya Mba 😘😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Thessaaa, maapkaaan aku baru sempat membalas komentarmu 😅 Btw, aku udah nambahin isi ilustrasinya yaa, Mbaa. Kemarin itu memang pengen ditaruh sekalian cuma aku malah lupa foto 🙈 Kalau menurutku, ilustrasinya si Dancing Snail lebih lucuk dan memang pesannya semua dari ilustrasi itu sendiri, sementara yang buku satu lagi ilustrasinya hanya sebagai pendukung 😊

      Siap, Mba! Ditunggu yaa episode selanjutnya ya XD

      Delete
  8. Pantesaaaan sama kayak buku yang I want to die but I wan to eat tteokpokki gaya ilustrasinya, lha emang ilustratornya sama wkwk. Buku-buku self improvement Korea banyak yang bagus ya Ci, judulnya panjang-panjang juga kayak unik gitu jadinya mudah dikenali.

    Btw buku menarik yang aku baca bulan ini adalah...Goosebumps I live in your basement HEHEHEHEHE, jalan ceritanya sedikit lebih rumit daripada cerita-cerita Goosebumps yang lain. Sejauh ini akhirnya yang itu jadi judul terfavorit. Lagi mood throwback banget bulan kemarin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha iyaaa! Begitu liat cover-nya kok familiar, ternyata memang orang yang sama XD terus aku jadi penasaran, judul asli si buku pertama itu apa, kok bisa diterjemahkan ke kata "mager", ternyata judul Inggrisnya "I'm Not Lazy, I'm on Energy Saving Mode", witty banget yaa wkwkwk 😂

      Eh aku inget pas SD suka colongan baca Goosebumps di perpus sekolah, cuma sekarang udah lupa lagi dengan ceritanya. Kalau di iPusnas ada mau coba baca juga ah!

      Delete
  9. Waaa, seru banget ya bisa kolaborasi gitu :) Aku kok tertarik dengan buku-bukunya. Bisa dimasukin list bulan ini, nih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haii Indi! Iya nih baru coba-coba kolaborasi di blog untuk pertama kalinya, dan ternyata memang seseru itu 🙈

      Monggo, saranku bisa baca yang judul pertama dulu karena lebih santai dan lebih banyak ilustrasinya, jadi bacanya mungkin lebih nyantai juga hihi mudah-mudahan suka juga ya dengan bukunya! (:

      Delete
  10. abis baca segmen ini di blognya Lia langsung baca juga dari blog nya kak Jane. sudah lama sekali aku gak baca buku non fiksi, dan sepertinya kedua buku ini juga pas untuk aku baca. wah bener banget nih

    "Hal terburuk yang bisa kita lakukan saat merasa cemas adalah membuka sosial media" , bener banget! aku setuju. Bulan oktober lalu, aku berhasil namatin 2 buku, malice sama gadis minimarket. gadis minimarket kurekomendasikan buat kak Jane :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Nisa! Lama nggak bersua :D aku juga baru belakangan ini baca buku non fiksi lagi, sebelumnya baca fiksi terusss XD

      Iya kannn, buka sosmed di saat banyak pikiran itu not a good idea banget. Kadang kita nggak sadar kalau sedang dalam kondisi mental yang nggak baik, sosmed itu malah jadi toxic buat diri sendiri ): memang harus mindful kalau buka sosmed karena sifatnya pedang bermata dua yaa.

      Eh kok aku tertarik dengan judul Gadis Minimarket? Itu karya penulis Jepang bukan? Nanti coba kucari deh, masuk wishlist dulu. Thank you, Nis! <3

      Delete
    2. Betul kak penulis Jepang (Sayaka murata) hehe, siap kak sama-sama. Saling sharing ya kak kalau kak Jane sudah baca ^^

      Delete
  11. yang bikin penasaran buku yang pertama, karena judulnya "aku banget sekarang" :D
    pengennya nggak males, tapi kok banyak rebahannya atau magernya.
    bisa buat cambukan ke diri sendiri nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nahhh cucok kayaknya sambil rebahan sambil baca buku ini, Mba Ainun! Kebetulan penulisnya memang menyarankan untuk rebahan kalau memang sedang dibutuhkan, jadi gapapa banget kok kalau emang lagi mager hihi yang penting setelah itu semangatnya bangkit lagi ya, Mba! XD

      Delete
  12. Blm baca semuanya ada hahahha. Aku ntr mau coba baca buku pengarang di atas. Blm prnh baca pengarang Korea sblmnya. Jd penasaran

    Aku udh baca yg ouny Alia, dan tertarik mau baca dimsum trakhir Clara Ng. Kbtulan kmrn liat ada di ipusnas Jane.

    Aku jd sukaa bgt Ama Clara sejak namatin gerhana kembar.

    Skr ini aku baca novel Gadis Kretek karangan Ratih Kumala. Sebelumnya aku baca tulisan diabyg Tabula Rasa, dan jujurnya agak bosen. LBH enak tulisan suaminya Eka Kurniawan.

    Tapi aku ga mau judge dulu sblm BCA buku kedua. Mau tau aja, bakal tertarik ato ga. Ternyata yg Gadis Kretek jauuuuh LBH bgs. Gila ya ini, suami istri , sama2 jago nulis novelnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau buat Mba Fanny, coba baca yang I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki itu deh, kayaknya (kayaknya sih :P) cocok buat Mba hihi kalau dua judul di atas ini bisa dibaca kapan pun kalau lagi santai-santai :D

      Dimsum Terakhir WAJIB baca, Mbaaa. Itu karyanya Clara Ng favoritku sejak duluuu. Terus aku kaget dong pas Mba Fanny review Gerhana Kembar, soalnya beliau kan banyak nulis cerita anak-anak huahahaha tapi ya nggak kaget juga sih kalau Clara Ng memang bisa nulis kayak gitu 🤣 Btw, Gerhana Kembar udah masuk wishlist-ku juga hihi

      Oh, Ratih Kumala itu istrinya Eka Kurniawan? Eh tapi karyanya Eka aja aku belum pernah baca sih, di iPusnas ngantre terus untuk pinjam bukunya huhu

      Maacih, Mba Fanny untuk judul rekomendasinya! Senang ihh sejak nulis rekomendasi buku di blog jadi dapet banyak referensi bacaan dari teman-teman yang genre-nya di luar comfort zone aku :D

      Delete