Diary of the Month: January 2021

Sunday, February 7, 2021


Memulai tahun yang baru, ada sedikittt yang baru juga dari format Diary of The Month ini. Supaya nggak monoton namun tetap enak dibaca :D 

Jadi, ada apa aja, sih, selama bulan Januari kemarin ini? 

Best Memories This Month 


Impromptu Taman Safari Trip! Bukankah liburan yang tidak direncanakan selalu berakhir menyenangkan? That's how we felt about our spontaneous zoo trip. Walau sebetulnya ada cerita behind the scenes sebelum berangkat. Pagi itu, kami bertiga sempat debat karena Josh "bertingkah". Sebetulnya kalau kepala papa dan mama sama-sama dingin, harusnya pagi itu nggak diwarnai dengan suara-suara tinggi πŸ˜‚ Hanya saja kami berdua hilang kesabaran; papa yang riweuh ngurusin kerjaan sebelum berangkat dan mama yang kalang kabut bujukin Josh bersiap karena kalau tidak dia telat online school meeting dan kesiangan sampai di Taman Safari. Setelah cooling down beberapa menit, seperti biasa "perdebatan" kami berakhir dengan peluk-pelukan  dan saling maap-maapan *klise* 😝

Read seven books in a month. The January reading game is going strong (I guess) 😝. Beberapa teman penasaran gimana caranya aku bisa menyelesaikan bacaan sebanyak itu dalam sebulan. Jawabannya: entahlah, guys wkwkwkw. Nggak deng. Mungkin karena aku "ketemu" dengan buku yang tepat, itu kenapa proses membaca pun cepat. Dari tujuh buku yang kubaca, beberapa di antaranya memang kuselesaikan hanya dalam dua hari, paling cepat semalam yaitu buku Penance (review coming soon!). 

Dua judul buku akan kubahas secara singkat di bagian akhir tulisan ini, ya! 

Something I've Learned This Month 


Masak-memasak. Salah satu hal positif yang lahir sejak pandemi ini adalah aku lebih sering 'terjun' ke dapur. Alasannya ada dua: aku ingin Josh lebih banyak menikmati masakan mamanya di rumah (meski menunya terkadang masih itu-itu aja) dan aku merasa tertantang untuk masak makanan kesukaan suami yang mungkin selama ini jarang atau nggak pernah kumasak sebelumnya. 

Belakangan ini aku lagi senang masak daging sapi. Kebetulan teman kami ada yang jualan frozen meat yang mana kualitas daging sapinya tuh juicy parah. Harganya pun menurutku paling murah di antara seller di Bogor yang pernah aku beli. Buat manteman yang penasaran bisa cek Instagramnya @tomeat.id, yaa. Not sponsored, anyway! Just supporting our friend's business! :D 

Jenis daging sapi yang paling sering kami beli itu di antaranya Saikoro Beef (bentuknya cubes) dan tentunya Shortplate (Josh's favorite!). Kadang-kadang beli buntut karena suami suka rikues dimasakin sop buntut yang cucok disantap di tengah musim hujan seperti saat ini 😁

Yum! 🀀

Reward terbaik dari masak-memasak ini, selain piring bersih tak bersisa, tentunya adalah pujian dari anak dan suami. Rasanya bangga banget kalau suami muji masakanku apalagi di depan mama mertua. Yang kemudian diledekin oleh beliau, "Iya lah, masakanku diprotes terus!" 🀣 Sungkem dulu sama mama mertua. Mana mungkin lah kita berani protes masakanmu, Mak. Wong enak-enak gitu πŸ˜‚

Bagaimana dengan respon Josh? Mari kita simak percakapan singkat di bawah ini: 

"Josh, mana yang lebih kamu suka: ayam goreng kiepci atau ayam goreng mama?" 
"Mama yang masak lebih enak dong" *dua jempol terangkat* 

Yesss, mama wins! 

Food/Drinks I've Tried


Nasgor Tiarbah Bogor 
Setelah di-review Mba Fanny dari kapan lalu, akhirnya kesampaian jugaaaa untuk nyobain nasgor hits ini! Btw, makasih banyak Mba Fanny sampai dibela-belain cari informasi tentang keberadaan Tiarbah cabang Bogor, yang mana ternyata dekat dong dari tempat kerja suami πŸ˜†

Baru pertama kali ini beli nasgor pesannya dengan cara 'elit'. Karena kita nggak bisa tuh langsung mendatangi gerobaknya dan pesan, "Bang, nasgor nggak pedes satu bungkus, ya!". Bisa-bisa kita langsung disuruh pulang wkwkwk. Cara pesan yang benar adalah kita harus menghubungi dulu melalui Whatsapp, kalau beruntung bisa langsung mendapat nomor antrean kayak aku untuk keesokan harinya. Dengar-dengar, sih, PO-nya bisa berhari-hari. Iya gengs, beli nasgor pake PO. Cuma Nasgor Tiarbah kayaknya πŸ˜‚. Dan nomor antreannya ngalahin nomor antreanku kalau ke dokter, kemarin ini aku dapet nomor 92. Warbiasak. 

Tapiiii. Enaknya kita nggak perlu datang dan menunggu dari antrean satu dan seterusnya. Kita akan dikasih tahu jam berapa pesanan kita akan dimasak dan kita bisa datang setelah diberi kabar bahwa pesanan kita sudah ready. Easy peasy, right? 

Sebelum PO, tentunya aku minta izin dulu dong dengan suami. Beruntungnya lagi pesananku bisa diambil bertepatan dengan jam pulang kerja suami. Wohooo! Suami pun pulang ke rumah dengan membawa kresek yang berisi Nasgor Dendeng Lemak Original yang wanginya sangat mengundang. 

Akhirnya kita ketemu juga... 😭

Udah lama bangetttt nggak makan nasgor gerobakan versi agak mevvah seperti ini. Rasanya udah nggak perlu diragukan, namanya aja dikasih dendeng lemak sapi 🀣 Pesan sponsor dari Mba Fanny, jangan makan keseringan yaa. Dapet salam nanti dari kolestrol 😜

Buat manteman yang di Bogor Kota yang ingin coba nasgor Tiarbah ini, lokasinya ada di seberang SMA Regina Pacis. Jangan lupa pesan lewat WA dulu, yaa. Ini nomornya: 0812 8232 5592. Selamat mencoba! 

Yumcha Hauz
Di bulan yang sama, kami sempat mengunjungi restoran dimsum yang belum dicoba sebelumnya di daerah Pluit, Jakarta. Namanya Yumcha Hauz. Jadi ceritanya kami baru tahu restoran ini dikelola oleh salah satu kerabat di gereja. Iseng deh hari Minggu kami ke sana untuk mengisi perut di pagi hari. 


Untuk menu dimsumnya sendiri, dari segi rasa cukup enak, walau belum bisa mengalahkan enaknya restoran dimsum yang pernah aku bahas juga sebelumnya di blog 😝Namun, kami sangat merekomendasikan untuk mencoba menu mienya (non halal)! Tekstur mienya itu lhooo, so chewy! Ditambah topping (daging)-nya yang cukup banyak hohoho. Karena Josh suka, aku pun bungkus seporsi lagi untuk dimakan di rumah. 

Apakah kita akan kembali ke sini untuk menikmati yumcha? Untuk menambah opsi restoran dimsum yang tidak berlokasi dalam gedung mall, definitely a yes :D 

Brownies (Sweet Netz) from beloved friend
Sebuah kejutan manis datang dari seseorang yang baru saja merayakan anniversary blognya yang kedua. Siapa lagi kalau bukan our dearest Mba Eno! ✨

Walau brownies ini sampai di awal Februari dan seharusnya diceritakan untuk edisi DOTM selanjutnya, gapapa lah yaa ditaruh di sini sekalian mumpung lagi hangat-hangatnya 😁

Aku sukaaaa sekali dengan brownies! Apalagi kalau sambil dinikmati secangkir kopi panas yang asapnya masih mengepul. Beuhhh. Meminjam dari istilahnya Mas Bayu, cucok pisan lah untuk menemani musim hujan seperti sekarang ini, apalagi sambil blogwalking ke 'rumah' teman-teman. Kebetulan brownies pemberian Mba Eno ini rasanya pun nggak terlalu manis dan topping-nya nggak berlebihan. Kalau nggak inget bagi-bagi, rasanya setengah loyang masuk perut sendiri *opps!* 

Thank you so much Mba Eno for the treats! You're always the sweetest! πŸ’•

Things I've Watched


June & Kopi (Netflix) 
Suatu malam, aku random menyalakan Netflix eh muncul film ini di halaman utama. Sebuah film Indonesia yang bertemakan persahabatan anjing dan manusia, yang mana belum pernah ada sebelumnya. So, we watched this without any expectations. 


Awalnya masih ketawa-ketawa bareng suami, soalnya scene awal waktu June (anjing putih) pertama kali ketemu Aya (Acha Septriasa) diambil di jalanan Surya Kencana, Bogor. Wah, kok Surken bisa seestetik ini, sih, di film? πŸ˜‚ Belum lagi melihat tingkah June yang aktif, sementara Kopi mageran banget tapi setia kawan juga sama June kalau dia lagi dihukum Ale dikunci di luar rumah. Pintunya dibukain gengs biar si June bisa bobo di dalem bahahaha 😝

Eniweiii. Plot cerita film ini cukup sederhana; seekor anjing jalanan yang habis di-bully anak-anak kampung bertemu dengan seorang wanita, yang kemudian diadopsi pulang ke rumahnya. Awalnya Ale (Ryan Delon), suami Aya menolak kehadiran June, karena selain di rumah udah ada anjing kesayangannya bernama Kopi, dia juga takut June akan membahayakan calon putri mereka nanti karena June nggak suka dengan anak kecil. 

Yang menarik dari film ini, kita bisa melihat dari perspektif Junesi anjing aktif nan gemes iniyang amat sangat protektif dengan Aya maupun Karin (Makayla Rose Hilli) , putri kecil di keluarga mereka. Buat June, whatever happens, yang penting gue selalu ada buat mereka berdua. Ini mengharukan banget mengingat June awalnya nggak suka banget dengan anak kecil. Eh, begitu Karin lahir, dia malah ngejagain bangettt dari Karin bayi sampai akhirnya tumbuh besar. 

Pokoknya siap-siap dibuat ambyar deh nonton film ini, apalagi buat kalian yang memang pecinta anjing seperti aku 😭 Not sure if it's my pregnancy hormone (again) atau memang aku kangen dengan anjing peliharaanku dulu huhuhuhu. I felt so silly karena nangis sesunggukkan di akhir cerita. Josh yang ikutan nonton pun matanya ikut berkaca-kaca. Lagi-lagi aku nggak yakin dia terharu karena memang mengerti adegan di film atau keburu lihat mamanya nangis bombay πŸ˜‚

Secara garis besar, June & Kopi memang ditujukan pada pecinta anjing di Indonesia. Namun, nggak menutup kemungkinan juga bagi kalian yang ingin nonton film ini bersama keluarga :D 

Things I've Listened

Belakangan ini lagi suka dengerin playlist Spotify yang berjudul "Happy Hits", lagunya enak-enak deh untuk menaikkan mood di pagi maupun tengah hari 😁

Books I've Read


Laut Bercerita by Leila S. Chudori 
I bought this book for three reasons: Pertama, karena jengahhhh kelamaan ngantre di iPusnas nggak pernah dapet giliran! 😀 Kedua, buku ini diulas secara singkat dalam podcast Kejar Paket Pintar episode 24: Dengan Seni, Yang Hilang Tetap Lantang, di mana dalam episode tersebut membahas tentang hilangnya beberapa warga Indonesia secara misterius di tahun 1998. Cara melawan lupa tentang tragedi ini salah satunya adalah dengan karya seni. 

Alasan ketiga, adalah karena aku ingin mengetahui lebih banyak tentang apa yang sebetulnya terjadi di era Orde Baru. Selain terjadinya kerusuhan Mei 1998 dan tahun berikutnya aku dan keluarga harus mengungsi sementara ke luar Indonesia selama sebulan penuh, aku belum cukup paham kenapa zaman tersebut disebut-sebut sebagai sejarah yang kelam dan mengerikan bagi bangsa Indonesia. 

Kisah Biru Laut dan teman-temannya di dalam buku ini setidaknya bisa mengantarkan aku kembali pada tahun kelam tersebut, menyelami pikiran dan tentunya ikut merasakan segala jenis emosi para tokoh. Meski semua tokoh adalah fiktif, namun hal-hal yang menginspirasi penulis dalam menciptakan karya ini adalah nyata. Itu kenapa sepanjang baca novel ini aku merasakan banyak emosi real yang sangat mengena di hati πŸ˜₯

Secara teknis, alur novel ini agak lambat menurutku. Aku sempat stop buku ini dalam beberapa minggu sampai akhirnya bisa tancap gas sampai akhir. Semakin ke belakang, kita seperti dibawa dalam mesin waktu dan menjelajahi setiap pengalaman 'mengerikan', menyedihkan, bahkan ada sedikit cerita yang membahagiakan juga yang dialami para tokoh. 

This is a really good book dan berhasil membuka mataku lebih lebar tentang salah satu sejarah Indonesia. Apakah ini akan menjadi salah satu best book 2021? We'll see πŸ˜‰

Di Kaki Bukit Cibalak by Ahmad Tohari
Ini karya pertama Ahmad Tohari yang kubaca dan surprisingly aku menikmati novel pendek ini. Sebelum baca, aku browsing singkat mengenai novelnya Ahmad Tohari dan katanya beliau memang spesialis menulis kisah-kisah rakyat kecil. 

Novel yang satu ini menceritakan seorang pemuda desa bernama Prambudi, yang menurutku tokoh ini too good to be true di masanya. Kenapa? Soalnya Prambudi sangat idealis dan menjunjung tinggi kejujuran. Dia mau berjuang untuk masyarakat kecil yang nggak mampu untuk mendapatkan haknya. Di saat yang bersamaan, aku juga mengagumi ketulusannya sebagai seorang manusia. Bagaimanapun juga kita hidup bukan untuk diri sendiri, melainkan juga untuk sesama. Setidaknya itu pelajaran kecil yang aku dapat dari seorang Prambudi (: 

Terima kasih banyak untuk Nisa atas hadiah kecilnya ini dan udah memperkenalkanku pada karya beliau ❤

***
Sedikit cuplikan tentang bulan Januari yang udah dilewati. Gimana dengan bulan Januari versi kalian? 😁

27 comments:

  1. melihat foto brownies: kameraku elek, foto-foto browniesnya kok ya nggak kintjlong. Jadinya nggak kusertakan di foto 🀣🀣 Tapi yang pasti, browniesnya lichinnn tandazzz masuk perut siap menjadi lemak.... ha ha ha!

    Sebenernya kalo mantengin diary mba Jane tuh ngga jauh-jauh dari merhatiin dari isi makanannya. Terutama nasi goreng Tiarbah ini. Duh penasaran akuuu, di Bandung ada cabangnya sih, tapi males mantengin dan lagi niatin lebih banyak masak di rumah, sama kayak mbak Jane... meskipun perbendaharaan resepku tentu saja jauh dari kata ideal.

    Di dekat rumah juga ada tukang nasi goreng yang enak, tapi nggak tahu sih apa bisa nyaingin Tiarbah. Langganan suami jaman kuliah. Jenis nasi gorengnya itu lho banyak banget sampai pusing kalau milih. Ada nasi goreng rempah dendeng sapi juga. jadi, sementara belum bisa PO dari sono, anggap aja yang itu udah mirip-mirip 🀣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahahaha sing penting brownies masuk perut wisss ya, Mba! πŸ˜†

      Kayaknya tanpa disadari DOTM ini identik sama rekomendasi makanannya deh yaa πŸ˜‚ nasgor Tiarbah ini cabangnya memang di mana-mana yaa, Mba. Mungkin kayak di kota besar seperti Jakarta atau Bandung pasti ada banyak deh.

      Mba Megaa toss dulu ah! Samaan kita, koleksi resepku juga nggak banyak. Soalnya kalau masak resep tertentu berhasil, pasti yang dirikues itu-itu lagi 🀣 kadang aku juga bosen sih gak tau mau masak apa lagi huhu apa kita saling bertukar resep aja, Mba? 🀭

      Wah jadi penasaran dengan nasgor langganannya. Apakah pakai sistem PO juga, Mba? wkwkwk

      Delete
    2. kalo nasgor yang itu, bisa pesan lewat gofood. namanya Nasgor Mas Yono Bungur. Tapi ngantrinya juga bisa ngularrrr.... bisa setengah jam lebih nunggu. 🀣

      Duh mbak, aku tuh bikin sop buntut/daging yang enak juga gak bisa. makanya ngiler aku liat foto sop di atas... kayaknya kaldunya hhhh enak banget apalagi di sini lagi dingin-dinginnya πŸ˜†

      Anyway, dari obrolan ini, ku jadi tercetus mendokumentasikan makananku deh. Soalnya tahun ini punya cita-cita berjudul "eat through your fridge" alias harus abisin apa yang ada di kulkas. Kulkasku isinya gak aneh-aneh sih... mari kita lihat apakah nanti ada yang bisa di-post. 😎

      Delete
  2. Akhirnya yang dinanti-nanti rilis juga, DOTM ala Cici Jane πŸ₯³ format barunya tentu lebih kece sekali πŸ™ˆ

    Cieeee Cici pasti senang banget masakannya dibilang mengalahkan kaepci πŸ™ˆπŸ™ˆ aku setuju dengan Josh, masakan mamak memang paling enak ya, Josh 😝 *acung 4 jempol karena acunginnya bareng Josh*

    Nasgor Tiarbah enak ya, Ciii 🀀 apalagi dendeng lemaknya, unik banget perpaduan rasanya, tapi pada dasarnya sih nasi gorengnya sendiri udah enak 🀣

    Teman Cici ada yang punya dimsum di Pluit? Wahhh, apakah dekat Wingheng? Aku jarang ke daerah Pluit sih, tapi memang dimsum-dimsum enak kebanyakan berlokasi di sana πŸ˜‚
    Kue brownies dari Kak Eno memang maknyusss banget! Dalam semalam langsung ludes sih di rumahku 🀣. Manisnya pas dan ada asin-asinnya juga jadi enak πŸ˜†. Terus aku jadi salfok, kok Cici fotonya bisa bagus sih 🀣 wkwk

    Tidaaaa, bukan karena hormon mamak hamil tapi June&Kopi memang SEDIH 😭 Aku juga ambyar nontonnya, dari awal sama selesai, mata ini nggak berhenti nangis 😭. Btw ternyata shootingnya di Bogor ya! Aku kira di Bandung, Ci 🀣. Terus taman bunganya itu di Bogor juga kah? *Kok jadi kejauhan bahasanya*

    Finally Cici berhasil selesai baca Laut Bercerita! Wohooo πŸ₯³ congratss! Setelah perjuangan lama ya, akhirnya selesai juga wkwkwk. Ceritanya memang agak lambat, tapi bagussss dan sedikit membuat sedih di bagian akhir-akhir baik dari sisi Laut atau Asmara. Membayangkan rasanya jadi anggota keluarga yang ditinggalkan, kok nyesek banget 😭😭😭. Oiya, Cici tertarik untuk coba baca karya Leila lainnya nggak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nyahahaha makasih sudah menunggu yaa πŸ˜† duh, perubahan formatnya nggak ada yang signifikan sih, but I'm glad you noticed it, Lii πŸ™ˆ thank you yaaa hihi

      Iya donggg. Meski menunya hanya ayam goreng, tapi mama senang karena anak doyan hahahaha

      Yumcha Hauz ini lokasinya pas di belakang Pluit Village, Lii. Aku juga baru pertama kali sih makan di sana dan menurutku dibanding Wingheng, ku lebih prefer ini :D rasa dimsum Wingheng kurang nendang buatku entah mengapa, apa karena kurang micin 🀣 sama satu lagi yang enak itu Super Yumcha di PIK. Itu enaknya amponnnn deh 🀀🀀🀀 kamu harus cobak!

      Fotonya diniatin, Lii. Mumpung ada natural lights, langsung jepret sebelum disantap 🀣 dan kayaknya bagus karena brownies-nya sendiri penampakannya kece hahahaha

      Nahhh kutak tahu scene lainnya di Bogor apa bukan, Lii. Yang jelas di awal itu pas June ketemu Aya syutingnya di jalanan Surya Kencana Bogor wkwkwk tapi villa tempat mereka nginap itu kece banget nggak sih, jadi pengen liburan juga huhuhu taman bunganya juga nggak yakin ada di mana πŸ˜†

      Iya akhirnya selesaaai! Dan makin ke belakanh ceritanya makin seru, makin emosyenel, makin haru 😭 nggak kebayang apa rasanya jadi Asmara, apalagi ayahnya Laut. Sedih banget rasanya ngebayangin betapa kangennya dengan sang anak 😭

      Karyanya Leila yang lain yang rekomen apa, Lii? Pulang, ya? Kalau bagus aku mau coba baca lagi sih 😁

      Delete
  3. Masakan Ibu tuh ya.. walaupun cuma sekedar masak Indomie goreng sama telur dadar tetap bikinan Ibu lebih enak daripada indomie goreng bikinan orang lain.. Apalagi kalau disuapin makannya.. auto nambah.. hehehe
    Mother is the best... 😍
    Miss you Mom πŸ˜‡

    Makin penasaran sama Nasi Goreng ini.. hahah.. ini yg jual cuma di bogor yah mba? Mereka nggk mau buka cabang di kota2 lain tah?? Ya ampun ngiler banget... 🀀

    Browniesnya emnk lumyer banget yah mba... brownies terenak yg pernah saya coba.. soalnya kemarin pas makan brownies ini saya panasin bentar mba.. biar fudgenha agak lembek dikit.. Uhh makannya makin mantepp ditambah secangkir teh pas hujan2 smbil nonton film...2 hari langsung ludes... hehe

    Januari saya hmmm agak kelam. Karena 2 minggu awal smpat sakit pneumonia. Jadi kbanyakan menghabiskan keseharian di kamar.. tapi beruntung bisa ikutan Challenge yg diadain Mba Eno jadi yah nggk lame2 amat lah yah... heheh πŸ˜†πŸ˜†

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huhuhu komentarnya Mas Bayu bikin saya auto kangen dengan Mama :( memang tangan seorang ibu itu luar biasa yaa efeknya. Tapi kalau suatu hari nanti Josh udah dewasa lalu minta disuapin saya bakal nolak sih wkwkwk 😝

      Nahh setahu saya si Nasgor Tiarbah ini cabangnya mayan banyak, Mas. Coba tengok IG mereka deh di @nasgortiarbah, nanti di HL story-nya banyak info tentang cabang di berbagai kota :D Mas Bayu do daerah Tangerang ya kalau nggak salah? Saya lihat belum ada sih kayaknya yang dekat sana, paling Depok (jauh banget) πŸ˜‚

      Waaah dipanasin mantap banget! Cokelatnya pasti lumer-lumer gitu ya 😍 memang paling asik tuh menikmati dessert sambil melakukan aktivitas lain hihi

      Oh iya, tapi lumayan karena punya banyak waktu untuk beristirahat di rumah, Mas. Dan bahkan bisa seseruan bareng di CR Challenge kemarin :D

      Thank you Mas Bayu sudah berbagi cerita bulan Januari 😁

      Delete
  4. Diary of the month pertama di thn 2021 yaaa 😍😍
    Bisa baca 7 buku dlm sebulan luar biasaaa bgd mbaa janee. Eh Penance bagus ya mba? Aku punya dong bukunya udah lama nganggur di rak blm dibaca πŸ€£πŸ˜… Jd pengen baca jadinyaa..

    Salah satu yg bikin bahagia pas masak itu memang pujian dr anak dan suami yaa. Hehehe.. Apalagi liat mereka makannya super2 lahap. 😍

    Akhir2 ini aku sering liat film June&Kopi berseliweran. Skrng di post mba jane juga. Ku kan jd makin penasaraaan mau nontoon. πŸ˜†

    ReplyDelete
    Replies
    1. Spoiler alert: akhir bulan ini mau review Penance, Mba Thessaaa. Coba Mba baca dulu deh, nanti pas post tayang kita diskusi bareng hihi *sok misterius* 😝

      Bangett, Mba! Ternyata begini rasanya jadi Mamaku kalau lihat makanan di atas meja ludes sama orang rumah hahahaha

      Itu berarti tandanya Mba Thessa harus segera nonton juga! Hihi filmnya menghibur, Mbaa. Cocok deh ditonton bareng anak-anak di kala santai 😁

      Delete
  5. Haloo kak salam kenal, kayaknya baru pertama ke blog ini. Sepertinya kegiatan dalam sebulan menarik2 yaaa jadi gak bosen. Liat makanan-makanannya jadi pengen, sayang rumah jauh dari Bogor. Dulu sih waktu di Depok pernah nyobain makan di Bogor, tapi sekarang udah gak pernah lagi. Semoga dehhh bisa ke sana lagi hehe πŸ˜…

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mba Mutiara! Salam kenal juga dan makasih sudah mampir ke sini yaa (:

      Hahahaha memaksakan diri untuk menuh-menuhin kegiatan karena selama pandemi ini bawaannya cepat bosan huhu. Wah semoga next time bisa main ke Bogor lagi dan mencoba makanan di sini ya! 😊

      Delete
  6. Sebagai penggemar nasi goreng, saya sudah beberapa kali kena racun Nasgor Tiarbah itu. Sayangnya tidak ada cabang di kota saya. Hmm, mesti bersabar sampai cabangnya dibuka. Untuk browniesnya saya setuju dengan kak Jane, dimakan bersama kopi hitam memang edan sih. Ngga ada lawan. Ha ha ha.

    Mendengar cerita kak Jane tentang masak-memasak, saya jadi ingat Mama saya yang kadang sedih campur kesal kalo makanan ngga abis. Ha ha ha. Soalnya biasa kalo maasak banyak, ada aja makanan pemberian tetangga atau orang rumah lagi sibuk di luar sehingga makannya kadang di luar. Kalo begitu, kadang biar kenyang saya tetap makan biar Mama ngga terlalu sedih masakannya sisa banyak. Karena itu, saya berpikir,"kasih sayang Ibuku jarang terucap, lebih sering kutemukan di meja makan"

    --

    June & Kopi sudah masuk watchlist saya, hanya karena kemarin sibuk jadi belum sempat nonton. Kayaknya akan jadi tontonan minggu ini. Kalo untuk Laut Bercerita, itu jadi novel thriller favorit saya. Suspensinya sangat intens untuk saya. Apalagi sebagai mahasiswa, ada kedekatan yang masih sangat personal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya si Tiarbah belum sampai Sulawesi nih, kayaknya paling jauh hanya sampai di Denpasar. Semoga kelak bisa coba juga, Mas Rahul. Sayang saya nggak bisa bantu Gojekin dari sini, bisa-bisa habis di tengah jalan oleh kurir 🀣

      Quote Mas Rahul yang terakhir tentang masakan ibu BENAR SEKALI. Saya jadi teringat sebuah kejadian lama waktu berantem sama Mama karena suatu hal dan kami nggak ngomongan samsek seharian. Tapi saat nengok meja makan, Mama tetap memasakkan makanan kesukaan saya walau masih dalam keadaan marah 😭 maap jadi curhat ahahaha

      Oh iya benar juga. Cerita Laut dan teman-temannya pasti dekat dengan masa-masa yang dialami Mas Rahul sekarang ya. Meski genrenya fiksi, saya malah belajar banyak dari sini. Salah satu buku terbaik deh di Januari kemarin (:

      Delete
  7. Kenapa ya kalau lihat foto-foto makanan dari Ci Jane aku langsung laper. xD apalagi di sini habis hujan, lihat sup-sup begitu kayak kebayang angetnya gimana. T_____T

    Oh iya tentang brownies dari Kak Eno itu lumeeeerrr sama kejunya enak. :9 jadi pingin lagi. *lho*

    Ya ampun Ci Jane sama keluarga terdampak kejadian 1998 itu ya. :( I'm sorry to hear that, emang pas itu kita masih kecil ya jadi nggak tau apa-apa secara mendalam. Di tempat tinggalku dulu barengan sama kejadian itu, ada isu ninja juga. Astagaaa semoga nggak keulang lagi tragedi 1998. Aku jadi beli-beli buku sejarah tentang Orde Baru tau Ci gara-gara penasaran dan nggak mau kemakan hal-hal yang dicuit di twitter, kalau pas deket-deket tanggalnya tuh kan suka ribut bahasnya. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soalnya emang biat bikin pembaca ngiler, Ndah wkwkwk πŸ˜† tapi musim hujan gini kayaknya emang liat apa aja tuh laperan deh ckck

      Sebetulnya nggak berdampak gimana, cuma memang saat itu mau pergantian presiden kan orangtuaku takut terjadi apa-apa lagi. Makanya ngabur deh akhirnya sebulan sampai situasi Indonesia kondusif. Cuma memang kejadian Mei 98 itu agak blur sih di aku, yang kuingat tiap malam Papa bawa pentungan dan jaga di depan rumah. Sekarang ingat itu malah takut sendiri 😒

      Duh iya deh soal beginian mending ngulik sendiri dari buku-buku atau yaa karya seni. Kalau dari sosmed mah ampon dehh, bisa kesulut duluan πŸ˜ͺ

      Delete
  8. Aduuuh, dari foto sop yang dibuat Kak Jane, itu bikin ngiler banget. Aku waktu lihatnya aja udah terkesima *cailah* gimana suami Kakak dan Josh yang makan yaaaa. Btw, browniesnya jadi estetik sekali disinii, dan lagi-lagi aku ngiler dong wkwk

    June & Kopi sudah masuk dalam watchlist ku, tapi sejujurnya aku masih takut buat nonton itu karena aku takut mataku bengkak dan perih kalau sesedih itu... Soalnya aku juga punya hewan peliharaan, pasti akan relate banget. Nanti aja tunggu waktu lowong biar kalau bengkak nggak ke-notice orang kantor hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk sejujurnya sop buntut itu harus berterima kasih juga sama Mbak di rumah, karena beliau yang bantuin aku ngeracik. Karena aku nggak pernah bikin sop buntut sebelumnya, ehh mana tahu ternyata hasilnya enaaak πŸ˜†

      Duh kalau gitu aku nggak usah kasih review dulu ya biar kamu nontonnya nol ekspektasi kayak aku (kemudian nangis nggak kekontrol di tempat kerja) πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ iyaa kann, pecinta hewan pasti mewek dehh nonton film beginian, apalagi hewan peliharaan itu memang kayak sahabat baik kita nggak sih huhu

      Delete
  9. Sekarang Diary of The Month ada Best Memories sama Something Learned yaa, jadi makin seru deh Jane πŸ’•

    Sop Buntut kamu dari foto aja keliatan enak + segar lho Jane, ya ampun lapar padahal habis nyemilin pie susu πŸ˜‚ Dan muncul lagi nasgor Tiarbah, belum kesampaian niih soalnya lokasi terdekat di Bandung pun masih jauh dari tempatku huhu.. Semoga buka lagi di lokasi yang lebih deket jadi bisa nyobain 😭

    Aku akhir bulan lalu nonton June & Kopi juga aaa gemes yaaa pembukannya itu lho ngingetin ke Air Bud. Terus tingkahnya June juga lucu bangeet lincah banget, 180 derajat dari Kopi yang mageran πŸ˜‚πŸ˜‚

    Laut Bercerita aku belu dibaca aduuh πŸ™ˆ Tapi aku suka bukunya Leila S. Chudori yang sebelumnya, Pulang. Ini juga bahas sedikit tentang tragedi 1998 dan lebih banyaknya soal tragedi 1965, menyayat hati banget bacanya terus jadi mempertanyakan sejarah yang selama ini kita pelajarin di sekolah itu akurat apa enggak πŸ˜…

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yesss, Eya! Ditambahin yang baru biar nggak bosen-bosen banget hihi

      Ahhh sayang sekali ternyata masih agak jauh yaa dari tempat tinggal kamu. Mudah-mudahan nanti mereka berminat untuk buka cabang baru yang lebih dekat dan bisa nyobain juga yak :D

      Jadi pie susunya udah ludes des des kah? πŸ˜†

      Eh iya lho. Aku juga jadi bertanya-tanya yang kita pelajari di sekolah dulu tuh bisa dipercaya nggak sih wkwkwk aku malah lupa-lupa ingat apa ada bahasan tentang itu di buku pelajaran. Jujur banyak tragedi dan kisah 1998 aku dapatkan dari film maupun buku, Eyaa. Dan habis ini kayaknya aku harus coba baca Pulang deh. Maacih udah rekomen hihi πŸ€—

      Delete
  10. Jadi kalian semua bersekongkol ya biar aku ngiler tiap liat nasi goreng elit! Ini udah ke-3 kalinya, yang pertama di IG, kedua pas main ke Mbak Fanny, dan sekarang Jane. Sungguh terlalu! Untung mama kemarin bikin nasgor ala hotel, yah walaupun g bisa dibandingin cuman hatiku lebih tenang menghadapi kisah kuliner kalian semuaaa!!

    Eh eh.. aku tuh penasaran sama sosok Leila S. Chudori, pertama kali tahu beliau di youtube pas ada interview sama Joko Anwar. Orangnya girl crush gitu, g tau kenapa mataku langsung sreett.. ini orang keren banget!! Terus karena Jane suka bahas ipusnas, aku ikutan download deh. Makasih racun-racun baca bukumu Jane!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwk nggak bermaksud lhoo sisterrr. Aku aja ini menuntaskan rasa penasaran karena postingannya Mba Fanny juga. Setelah berapa bulan baru kesampaian bulan lalu πŸ˜† btw, nasgor ala hotel itu cemana yaa? Kok aku ngebayangin pake sate ayam, potongan ayam goreng, acar timun, telor ceplok sama kerupuk? Makkk aku lapar mendadak 😭

      Eh iyaa? Aku baru dengar suaranya aja di podcast KPP itu, Pit. Dan emang pembawaannya gimana gituu. Dulu doi kerja di Tempo katanya terus ngurusin cerita-cerita orang yang masuk tentang 1998. Thus she wrote the book based on that stories. Amazing yaa.

      Ahahahaha tuh maacih sama Lia yang ngeracunin aku duluan hihi senang dong kalau kamu bisa ikutan juga. Met reading ya! πŸ˜‰πŸ˜

      Delete
  11. Wah semangat banget ya mbak! Aku juga jadi termotivasi untuk terus belajar..
    7 buku dalam sebulan itu waw banget mbak! Keren, dan terus aku kepikiran, kapan ya aku bisa seperti itu haha

    Seneng banget baca achievement mbak Jane disini, liburan, masakan, netflix, buku, musik, jajanan, sampai brownis dari mbak Eno hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha iyaa semangatnya lagi membara, semoga aja terus demikian sampai akhir tahun nanti πŸ˜πŸ™ˆ

      Semangat, Mba Marina! Mungkin bisa cari buku yang cocok atau kesukaan, siapa tau setelah itu bisa lanjut ke buku-buku lainnya 😊

      Hihi thank youu Mbaaa sudah menikmati diary of the month ini. Gado-gado banget yaa isi diary selama sebulan kemarin ini πŸ˜†

      Delete
  12. Mba Jane, kenapa Sop Buntutnya terlihat begitu menggoda? 😍😍😍😍 Besok jadi ingin makan Sop Buntut jugaaa, nyam nyaaam, apalagi musim hujan kayak sekarang. Aduhay ~

    By the way, saya belum kesampaian makan Nasi Goreng Tiarbah, padahal sudah baca review-nya di blog mba Fanny, Lia dan sekarang mba Jane ikut-ikutan. TEGA KALEAAAN SEMUA hahahaha *menangis di pojokan* 🀣 Katanya sudah mau ke luar di Bali, tapi saya belum update info lagi apa sudah atau tetap belum hahahahahaha πŸ™ˆ

    Teruuuus, saya akan menunggu dengan sabar review buku terbaru yang Penance itu, kalau mba Jane bilang bisa selesai dalam waktu cepat, sepertinya akan cocok dibaca sebagai selingan buku om Barack yang sukses buat keriting rambut saya πŸ˜† Oh and it feels nice, ketika tau mba Jane sekeluarga suka dengan brownies kiriman saya.

    I know rasa browniesnya memang nggak begitu manis, karena yang makan sudah terlalu manis. Kiwww kiw πŸ˜‚ Thank you so much mba Jane, semoga bulan Februari ini ada lebih banyak cinta untuk mba 😍 Lavvvv ~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cuss minta tolong Mbak Chef buatkan, Mba Enoo. Pasti rasanya enaaaak sekali deh 😍

      Mbaa, udah buka lhooo di Denpasar. Ada di Jalan Seruni, barusan aku cek di IGnya @nasgortiarbah.denpasar. Bisa digojekin pulak! 😍 Soalnya yang di Bogor kudu PO nggak via ojol hikss

      Akhir bulan ini review Penance naik tayang, Mbaa. Ditunggu yaa πŸ˜† bukunya Om Obama memang seberat itu yaa? Hahahaha aku sempat lihat teman screenshot halamannya di IG, kalimatnya memang berat banget sih, aku sampai bingung mencernanya πŸ™ˆ semangat menyelesaikannya ya, Mba Eno! πŸ˜‚

      Aaah kalo menurutku ini karena yang memberikannya yang udah kelewat manisss thats why brownies-nya enakkk puol *ihiiiy* πŸ€ͺ maacih banyak yaa Mba Eno! πŸ’•

      Delete
  13. Aduh browniesnya menggoda selera, salah satu kue favoritku huhu, jadi pengin jajan brownie esok hari hehehe. Terus itu dimsum juga!! Aku tuh jadi suka banget sama dimsum gara-gara makan dimsum kampus yang enak, setelah itu aku jadi ketagihan makan dimsum, udah menjadi cemilan favorit hohoho.

    Laut bercerita bagus ya kak Jane??? Aku baca Pulang soalnya tapi masih aja nangkring di "current reading" belom kulanjutin lagi hahaha entah kenapa. Sepertinya belum menemukan kecocokan dengan tulisannya mba Leila :((

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah kamu suka makan dimsum juga, Nis? Suka makan apa biasanya? :D seruuu banget bisa makan dimsum di kampus. Makan dimsum tuh bisa kalap juga ya, soalnya isinya tiga-tiga, tau-tau bisa makan berapa porsi wkwkwk

      Bagusss, Nis! Aku kira kamu malah udah baca XD memang awalnya ngebosenin gitu sih karena alurnya agak lambat. Aku juga sempet mogok beberapa minggu (start bacanya udah dari Desember, tapi baru selesai Januari kemarin), sampai akhirnya sampai di halaman yang mulai seru, terus berlanjut deh. Coba baca Laut Bercerita dulu mungkin? Bisa pinjam di iPusnas, Niss. Tapi aku queque berbulan-bulan nggak dapet-dapet, kzlll wkwkwk

      Delete