Makanan di Guangzhou yang Paling Dikangenin

Friday, August 28, 2020


Beberapa hari lalu, aku dan suami ngayal bareng tentang makanan apa yang paling dikangenin di tempat tinggal kami masa kuliah dulu, Guangzhou. 

Guangzhou sangat terkenal dengan surga makanan. Hampir di setiap pelosok tempat ada aja makanan enak. Mulai dari street food, warung makanan sampai restoran pasti menyediakan makanan-makanan yang menggugah selera. 

Buat yang nggak familiar, masakan Guangzhou (Cantonese food) itu kebanyakan mirip dengan masakan chinese food di Indonesia. Karena memang banyak masyarakat etnis Tionghoa di sini datangnya dari provinsi sana, sehingga mereka membawa budaya masakan mereka ke Indonesia. Jadi, kira-kira sudah ada bayangan yaa tentang rasa makanan yang akan aku share di bawah ini? 😆

Oh ya, sebelumnya mohon maaf kalau foto-foto di bawah ini kurang menarik atau sedikit blur. Maklum, waktu itu belum bisa foto makanan dengan baik (sekarang juga sih 🙈). Semoga kalian menikmati cerita tentang makanan di Guangzhou yang sedang aku kangenin, ya!

1. Korean Restaurant 金åŽļ园 (JIN JIA YUAN)


Pemilik restoran ini adalah seorang pasutri, sang suami adalah Chinese, sementara sang istri (kita panggil dengan ahjumma, ya) adalah Korean. Jadi bisa ditebak, restoran mereka ini memadukan masakan Korean dan Chinese

Pertama kali ke sini karena diajakin suami (waktu itu masih pacar yee), katanya ada restoran Korea enak yang lokasinya dekat area sebuah kampus. Karena dulu aku nggak begitu familiar dengan korean food, aku agak ragu, sih, ketiak diajak makan ke sini. But I have to say, thanks to him and thanks to this restaurant, benih-benih cinta pada masakan Korea mulai tumbuh sejak makan di sini 😆

Ada beberapa jenis masakan yang wajib dipesan tiap kali ke sini. Ada Squid riceini cumi pedes dimasak pakai gochujang gitu, endeus parah. Kemudian ada Spicy Rice Cake (tteokpokki) yang selalu habis duluan sama aku kalau makan bareng pasangan 😝

Seperti di restoran Korea pada umumnya, di sini juga disediakan banchan atau side dishes

Warnanya menggoda sekali bukan 😍

Nasi cumi pedas favorit suami dan aku. Ini enaknya parah deh, bikin nagih!

Selain masakan Korea, ada banyak jenis masakan Chinese juga di sini. Alasan kenapa aku mulai suka masakan Korea, karena di sini mereka menggabungkan taste masakan Chinese dan Korean, jadinya di lidah nggak terlalu asing. 

Saking seringnya kami berdua ke sini, ahjumma sampai hafal dengan kami. Tiap kali kami datang langsung disambut dengan beliau, "Kalian mau makan apa hari ini?" 🙈 Oh ya, ahjumma bisa berbahasa Mandarin, jadi nggak ada kendala komunikasi. 

Fun facts: gara-gara sering ke sini dengan pacar, aku mulai mengajak beberapa teman untuk makan di sini juga dan mereka juga suka lho. Bahkan sempat sekali kami mengadakan class gathering di restoran ini. Waktu ulang tahun pun, aku juga pernah mentraktir beberapa sahabat di sini. Dan yang paling aku ingat juga, di malam natal tahun 2012, aku patungan dengan sahabat yang juga adalah roommate, untuk mengtraktir dua roommate lainnya yang kebetulan adik kelas kami juga untuk makan di Jin Jia Yuan ini. Meski udah lama berlalu, tapi aku masih ingat betapa senangnya kami menghabiskan waktu bersama malam itu 😊

2. å…ļįžŽ æŊŽåˇžéąŧ蛋į˛‰ (QI MEI CHAO ZHOU FISH BALLS)


Kalau ditanya balik Guangzhou paling pengen makan apa, jawabannya adalah makan bakso! 

Eits, bakso ini cencuuu berbeda dengan bakso bening abang-abang gerobakan, yak.  

Sesuai dengan namanya, hidangan bakso ini adalah khas dari Chaozhou, salah satu kota di provinsi Eastern Guangdong. Sebenarnya di Guangzhou cukup mudah untuk mencari hidangan bakso ala Chaozhou ini. Di belakang kampus suami dulu pun juga ada yang jual (dan enak juga!), tapi aku nggak bisa mengalihkan cintaku pada si bakso yang satu ini. 

Letaknya ada di salah satu pedestrian street terbesar di Guangzhou, Beijing Road. Pokoknya tiap kali jalan-jalan ke sini, aku hampir nggak pernah absen untuk makan di warung bakso ini. Apalagi kalau makannya pas musim dingin, wuih makin nendang deh! 

Pada dasarnya, kita bisa memesan isi mangkok bakso kita dengan beberapa pilihan. Ada bakso biasa, bakso urat, pangsit dan lain-lain. Untuk karbonya, bisa pilih antara mie kuning, bihun dan kwetiau. Yaaa, hampir mirip-mirip kalo kita makan bakso di sini, kan, pilih-pilih gitu 😆 Setelah memesan, kita diberikan nomor antrian dan tinggal duduk manis menanti. 


Isian mangkok aku hampir sama tiap kali ke sini: bakso urat, deep friend fish skin atau kulit ikan goreng (ini WAJIB ada buatku) serta mie kuning atau kwetiau (keduanya ganti-gantian sesuai mood aja). Nahhh, yang bikin mantul adalah saat si kulit ikan goreng krispi ini kena kuah baksonya yang panas. BEGHHH. Kalo kata almarhum Bapak Bondan, maknyusss! 

Udah ngiler belum? 🤤

Dan jangan lupa untuk menambahkan special sauce ke dalam mangkuk bakso kamu, karena ini lah yang membuat rasa semakin unik. Saus ini bentukannya sama dengan selai kacang atau bumbu kacang sate tapi teksturnya agak encer. Menurut pengamatanku, nggak semua orang suka, sih, menambahkan saus ini ke dalam mangkuk bakso mereka. Soalnya beberapa temanku ada yang kurang suka. Tapi, aku SUKA sekali. Biasanya aku taruh agak banyakan, baru deh disantap. 

Kelihatan nggak saus kacangnya? 

Aselik, nulis ini bikin aku nahan ludah setengah mati hahahaha kalo ngidam mau cari di mana dong?? 

3. Ayam Madu 蜂蜜鸡 (Feng Mi Ji)


Salah satu jenis makanan yang populer di kalangan anak kampus di zaman itu. Letaknya agak jauh dari kampusku, tapi sangat dekat dari kampus pusat (jadi dulu itu aku kuliah di gedung college-nya, sementara si ayam madu ini lokasinya dekat dari gedung university). Tiap kali mau ke sini, biasanya aku bareng teman-teman nebeng bus kampus gratis untuk ke kampus pusat. Setelah itu, tinggal jalan kaki deh menuju lokasi makan. 

Nama menunya memang ayam madu, jadi semacam ayam goreng tepung dengan topping saus madu kental yang disajikan terpisah atau disiram langsung di atas ayamnya. 

Rasanya unik, karena si saus madunya ini bukan saus madu bening biasa. Warnanya kuning pekat, sekilas mirip saus mustard, yaa. Tapi rasanya manis dan gurih. Enak banget pokoknya dicocol sama ayamnya. 

Sebenarnya di restoran ini tersedia berbagai macam menu pilihan ayam, kalau nggak salah bahkan ada menu ayam kola dan suami pernah nyoba juga waktu itu. Jadi ayamnya dipakein saus kola (jangan tanya gimana bikinnya 😆). Namun, yang paling femes itu ya si ayam madu ini. 

Aku nggak tau apakah keberadaan si ayam madu ini masih ada atau tidak. Semoga masih ada deh. Biar suatu hari nanti kalau aku balik ke Guangzhou, bisa nyicipin ini lagi. Sepertinya Josh juga bakal suka deh 😝

4. Pangsit dan Changfen (éĨēå­å’Œč‚ į˛‰)


Pangsit pasti udah lah yaa bentukannya kayak apa. Kalau changfen itu biasa di sini disebutnya chi chong fan. Coba aja deh google dengan keyword itu, begitu liat penampakannya pasti pada "OHHH" 😂

Guangzhou itu terkenal dengan hidangan dimsum. Cari tempat makan dimsum tuh nggak sulit, mulai dari yang restoran mewah sampai pinggir jalan pasti ada. Biasanya, aku lebih suka yang pinggir jalan. Suka aja liat tumpukan kukusan dimsum anyaman yang ada di luar kedai, belum lagi asapnya mengepul mengundang sekali untuk masuk ke dalam dan menikmati sajian dimsum. Kalau nemu yang di pinggir jalan, biasa pilihan menunya nggak terlalu banyak. 

Nah, kebetulan di dekat area kampusku itu ada beberapa kedai khusus jualan pangsit dan changfen ini, salah satunya berada di pintu masuk barat gedung kampus. Awalnya mereka hanya menjual makanan cepat seperti mie/bihun/nasi goreng gitu, harganya murmer. Sebelah tempat makan adalah toko kelontong, tempat favorit mahasiswa belanja kebutuhan juga. Pemiliknya masih sama, sih. 

Waktu masuk semester lima atau enam, mereka mulai jualan pangsit dan changfen, terus LAKU dong. 

Nggak boleh kesiangan kalau ingin makan di sini. Nggak jarang aku suka kehabisan pangsit tiap kali lagi kepengen banget makan di sini huhu. Maka dari itu, aku dan beberapa teman suka janjian pagi-pagi sebelum masuk kelas untuk sarapan di sini dulu. Menu favoritku sih udah pasti pangsitnya. Satu porsi isinya 8-10pcs, dan biasanya juga nggak cukup seporsi! 🙈 

Sayangnya, aku nggak punya dokumentasi asli. Tapi kira-kira seperti ini lah penampakan pangsit favoritku dulu: 


Kalau lagi nggak ngampus, aku pun suka iseng bangun pagi jalan ke sana untuk bungkus makan di kamar asrama. 

Untuk menu changfen, biasanya aku malah nggak makan yang di kedai ini. Ada satu tempat makan changfen lagi yang juga nggak kalah terkenal di kalangan anak kampus. Jalan kaki dari kampus kira-kira 10 menit deh. Biasanya juga aku ke sini pagi-pagi, sebelum berangkat ke gereja bareng sahabat. 

Changfen di sini isiannya sederhana, hanya menggunakan telur dan taburan daun bawang. Kemudian disiram kuah kecap asin yang hangat. Wah, endesss pisan deh. Ini ngetiknya aja ngeces-ngeces 😆

Lagi-lagi nggak punya fotonya, tapi penampakannya seperti di atas berikut. 
TERLIHAT ENAK THO?

Selain isian telur, changfen itu bisa macam-macam juga variannya. Kalau di tempat dimsum Jakarta yang paling terkenal itu isi cakwe, udang dan ayam/babi charsiu. Kebetulan aku juga punya foto changfen dari kedai makan lain di Guangzhou:

Kalau nggak salah ini isian udang, soalnya kelihatan merah-merah dikit di dalam 😝

Changfen ini termasuk makanan berat atau ringan? Hmmm.. bisa dibilang keduanya, tergantung dengan kapasitas perutmu juga 😂 Biasanya sepiring changfen telur seperti di atas aku bisa tahan sampai siang hari. Karena bahan dasarnya beras, jadi memang cukup mengenyangkan, sih. 

Kapan-kapan kalau ke Guangzhou, jangan lupa cobain kedua jenis dimsum ini, ya. Must must must try! 


5. Makanan siap saji 


Di Guangzhou banyak juga tempat makan siap saji, sebutannya åŋĢ餐 (kuai can). Kalau di sini kira-kira sama dengan warteg gitu deh. Nggak sulit juga untuk menemukan restoran yang menyediakan kuai can ini. Ada yang modelannya pilih-pilih lauk sendiri, ada juga yang paketan langsung dengan nasi, jadi tinggal pilih aja yang ada di buku menu. 

Restoran siap saji termasuk favoritku juga, karena cepat, murah dan enak. Restoran seperti ini juga banyak ditemukan di area kampus atau sekolah. Berikut ada beberapa jenis makanan siap saji yang kusuka selama tinggal di sana: 

Nasi Terong Tumis (įēĸįƒ§čŒ„子éĨ­)
Percaya nggak, sebelum ke Guangzhou aku nggak suka makan terong. Tapi begitu sampai di sana, terong dimasak begini adalah favoritku 😆

Nasi Ayam Lada Hitam (éģ‘æ¤’é¸Ąæ‰’éĨ­)
Tampilannya sederhana, tapi rasanya mewah ✨

Nasi Daging Cincang (å¤č‚‰éĨ­)
Hidangan ini salah satu menu khas di Taiwan. Kebetulan di seberang kampus dulu, ada kedai makan khusus menjual makanan siap saji ala Taiwan. Nah, ini salah satu favoritku! Padahal cuma nasi, di atasnya daging pork cincang dimasak kecap serta telur. Rasanya ngingetin dengan masakan mama di rumah ❤

Mie Goreng Telur Ikan Asin (咸éąŧ蛋į‚’éĸ)
Tampilannya familiar, kan, dengan mie goreng pada umumnya? 😆

***
Sebenarnya masih banyak jenis makanan yang belum aku sebutkan di sini. Jajanan pinggir jalan alias street food aja belum kubahas. But maybe next time, ya! Ternyata aku nggak punya banyak dokumentasi kuliner selama di sana, agak menyesal juga 😂

Apakah teman-teman di sini ada yang suka dengan masakan chinese food? Apa menu favorit kalian :D

25 comments:

  1. Aku tahun lalu ada business trip ke Guangzhou dan bener makanan di sana enak-enaaak ><

    Yang paling berkesan di aku tuh restoran Vietnam di Beijing Road, namanya Tiger Prawn, karena enak-enak bangeet dan aku disuruh ngabisin sop ikan karena ga makan pork wkwk.. Sama restoran apa namanya aku lupa, di daerah yang ada pusat tekstil itu. Menunya perdagingan dan enak-enak banget, sayurannya pun enak huhu T__T

    Aku juga kayaknya makan changfen deh tapi isiannya ayam yang kayak di nasi hainan gitu (charsiu bener ga sih ini?) pas sarapan di deket hotel, seberangnya Beijing Road. Di situ juga makan bubur ikan yang pertama kupikir bakal aneh eh ternyata enaaak :D

    Sama sempat diajak makan restoran yamcha yang katanya resto favoritnya orang-orang tua dan emang kebanyakan yang dateng orang-orang tua wkwk tapi enak-enak dimsum sama nyobain mie goreng :D oiya aku ketagihan teh bunga di sini, kalo ga salah bunga chrysantemum deh sampe beli buat diseduh di hotel :D

    Jadi kepanjangan komennya iniii hahaha kangen sih makanan-makanan di Guangzhou huhu.. Emang dasarnya aku suka banget chinese food juga jadi gampang banget cocok sama makanan di sana :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. OMGG yess Tiger Prawn! ❤️ Dulu kalo ada acara atau lagi pegi rame-rame, aku juga suka makan di sana. Waktu papa mamaku datang pas acara kelulusan, aku juga ajak mereka makan di sana 😍 Emang enak-enak yaa menunya, aku paling suka spring roll dan ayam gorengnya yang ada saus asem2nya itu, selalu puas makan di sana hahaha

      Kuliner Guangzhou memang cocok di lidah hampir semua orang yaa sepertinya. Soalnya untuk orang Indonesia sendiri, taste-nya memang nggak jauh beda kan dengan chinese food di sini.

      Iyaa bener yang merah-merah yaa? Itu charsiu namanya :D aku juga suka makan bubur di sana, rasanya legit dan nggak encer hahaha

      Ah kapan-kapan kamu kalo business trip ke sana lagi, aku nimbrung yaa 🙈😂

      Delete
    2. Eh iya lupa nambahin, si kedai bakso itu deket banget sama si Tiger Prawn kalo gak salah, Eya. Kapan-kapan kalo ke sana lagi jangan lupa cobain ya 🤭

      Delete
    3. Iyaa ayam goreng pakai saus asem itu enak bangeet. Bosku sampe 2x order soalnya kita pada doyan 😆 dan Tiger Prawn itu ramee banget yaa waiting list-nya juga panjang kalo telat dikit udah deh, lama nunggunya 😁

      Hooo baksonya di daerah Beijing Road juga yaa? Aku tuh di Guangzhou bener-bener ga ada jalan-jalan, ke pasar tekstil teruuus tiap hari hahaha hiburannya cuma pas makan sama jalan malem aja 😌

      Huhu semoga yaa pandemi ini segera berakhir jadi bisa trip lagi kita ke Guangzhou dan makan-makan enak huhuhu

      Delete
  2. huwa jadi mupeng dan inget Miss World

    ayam madunya bikin penasaran
    eh tapi pangsitnya kok kayak wonton yang kemarin adekku beli
    tapi pake kuah si ada rasa jahenya gitu


    ini guangzhou kaya banget kulinernya
    kayak pertemuan kuliner berbagai daerah

    jadi ngiler mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada apa Mas Ikrom dengan Miss World? 🤭

      Ayam madunya enak banget memang, sampai sekarang belum nemu resep cara bikin saus spesialnya itu. Kalo pangsit iya memang sama seperti wonton, bedanya ini dikukus :D

      Kapan-kapan kalau ke Guangzhou harus menikmati kulinernya, Mas Ikrom. Beraneka ragam 😁

      Delete
  3. Fish skin campur ke kuah bakso itu penempuan yang jenius banget sih!! Aku jadi ngiler bayanginnya 🤤 pangsit goreng campur kuah bakso aja enak, apalagi fish skin 😆

    Terus ayam lada hitamnya juga aku ngiler! Selama ini, makan yang berbumbu lada hitam selalu enak rasanya. Pasti ayam lada hitam asli Guangzhou juga enak 🤤

    Kalau untuk dimsum, selama ini aku paling sering makannya cuma siomay sama hakau. Untuk Changfen malah aku belum pernah coba dan sekarang jadi ngiler juga, penasaran ingin coba Changfen ini 😂
    Ngiler semua dah Lia! Parah banget deh huahahaha.

    Oiya ci, menurutku, jiaozi di Indonesia malah beda banget rasanya sama yang di China. Menurut cici gimana? 😂 Soalnya aku pernah dibikinin sama Laoshiku yang berasal dari Fujian, Jiaozinya pakai daging dan banyak daun kucainya gitu, cara lipatnya juga susah deh, mirip sama yang di foto di atas đŸ¤Ŗ kalau misalnya Jiaozi disamakan dengan pangsit di sini, sepertinya beda rasa tapi kalau disamakan dengan Gyoza lebih mirip. Oiya, juga di sini ada yang disebut suikiaw sih, ini lebih mirip dengan Jiaozi dibanding apa yang disebut pangsit *kok jadi bahas jiaozi*

    Entah kenapa, setiap lihat makanan yang dibungkus-bungkus dengan bahan dasar kulit tepung beras ini, aku tertarik banget. Terus sekarang jadi kebayang Choipan đŸĨ´

    ReplyDelete
    Replies
    1. IYA KAN?? Gak paham kenapa fish skin nya cucok banget di kuah bakso itu, padahal aku nggak gitu suka ikan, tapi khusus ini kok nagih 😆

      Nahh soal jiaozi itu, di China sendiri emang punya style yang berbeda-beda berdasarkan daerah mereka gitu, Lii. Jadi bisa aja jiaozi nya orang Fujian beda dengan Beijing, kayak yang kamu bilang juga. Kebetulan di Guangzhou juga banyak kedai makan Fujian, jiaozinya beda lagi memang dengan yang aku makan biasanya. Metode masaknya juga ada yang direbus, dikukus, atau dipanggang macam suikiaw itu (mendadak kepengen suikiaw yang di mangga besar 🤤). Soo balik lagi, beda asal beda juga penampakan si đŸĨŸ.

      Btw, abis ini makan jiaozi yoks 😂

      Delete
  4. Huaaaa saya pecinta chinese food mba, bisa dibilang saya lebih suka chinese food daripada korean food 😂 ranknya 1 level di bawah haha jadi kalau lagi di Korea pun lumayan sering order Chinese food karena entah kenapa rasanya pas di lidah 😍 terus baca list food mba di atas, saya jadi ingin buat juga list food yang saya rindukan di HK 🙈

    Ngomong-ngomong saya mau coba baksonya, looks delicious! Kelihatan bukan sekedar tepung macam bakso abang-abang 😂 hehehehe. Kalau nanti saya ke Guangzhou sama si kesayangan, saya mau coba beberapa list yang mba berikan. Siapa tau ketemu yah tempatnya 😆 too bad saya dulu ke Guangzhou hanya sekali dan cuma sebentar itupun dalam rangka biztrip tanpa si kesayangan jadi kenangannya nggak ada 😍

    Nggak heran kalau mba Jane pernah bilang one day mau ke Guangzhou lagi sama pasangan ~ lihat foto-foto di post ini saja membuat saya ingin pigi ke sana 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh ditunggu sekaliii list food favorit di HK 😍 kuliner Hongkong kan juga enak-enak bangettt, sebelas dua belas deh kayaknya sama Guangzhou. Plus, kenangan di HK dengan pasangan pasti lebih banyak juga ya Mba Eno 🤭

      Kalo nggak salah banyak jenis Korean food yang terbawa oleh budaya chinese food juga ya, Mbaa? Kayak jajangmyeon itu sering disebut-sebut sebagai chinese food, terus ada tangsuyuk favoritku juga 🙈

      Semoga suatu hari nanti bisa nyobain kuliner di Guangzhou dengan si kesayangan ya, Mba Eno. Terus habis itu naik kereta cusss ke HK deh 🙈🙈

      Delete
  5. Chinese food di sini aja udah enak banget,apalagi yg asli di sana ya Mba Jane. Guangzhou sepertinya surga makanan enak yaaa.. Liat foto2 Mba Jane malem2 jd pengen makan. Hehehe. Aku paling penasaran sama bakso sama fish skin sama pangsitnya 😍😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betulll sekali, Mba Thessa. Kapan-kapan kalau traveling ke China harus cobain masakan chinese food nya langsung, pasti rasanya berbeda dan bikin kangen 😍

      Itu bakso sayangnya gak ada di sini hiks kalo ngidam jauh sekalii đŸ˜ĸ

      Delete
  6. Yaampuuun ngeliatnya jadi ngilerr...

    Kalau waktu tinggal di sana, makanan Indonesia apa yang paling dikangenin mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh pertanyaan menarik dari Mba Hicha 😁

      Sebetulnya pas di sana aku malah nggak terlalu kangen makanan Indonesia 😂 paling kangen ayam-ayam penyetan cocol sambel cobek/terasi gitu, Mbaa. Di sana kan nggak ada 🙈 terus sama jajanan pasar, nahh itu deh paling yang dikangenin hihi

      Delete
    2. Lumayan mengurangi sumber homesick ya kalau begitu... 😁

      Saya waktu di Jepang kangen makanan Indonesia, balik sini malah kangen makanan Jepang đŸ¤Ŗ

      Delete
    3. Nah iya kann. Begitu sudah balik ke tanah air, malah kangen makananan di negara rantau đŸ¤Ŗ

      Eh tapi aku jadi penasaran, Japanese food di Indonesia rasanya mendekati atau malah sangat jauh berbeda dengan di Jepang sana ya, Mba? Walau pernah ke Jepang, tapi aku nggak terlalu bisa membandingkannya, kecuali rasa sashimi yang menurut suami jauh lebih segar di negaranya langsung hihi

      Delete
  7. UWOOOOO QI MEI !

    Gw inget banget itu enak abis, di tengah2 Beijing Lu, rame, panas haha tapi enak banget. Bakso Chao Zhou emg terkenal sih ya enaknya. Jadi kangen kesana lagi..

    Waktu gw tinggal di Xiamen, gw suka Korbeq namanya Baek Jeong, punya si Kang Ho Dong. Itu one of the best KBBQ yg pernah gw coba selain di Korea nya ya. Di Guang Zhou jg ada, deket Park Vista, kalo kesana harus coba deh.

    Changfen nya beda ya.. Padahal sama2 Southern China, di GZ lebih kyk dimsum2 di HK ato di Indo ya.. Kalo di XMN beda bgt, tp enak juga, 5 kuai uda semangkok gt, isi pilih2 sendiri. Jatoh2 nya kyk kwetiau goreng tanpa kecap gitu haha

    One day seru kali ya kalo bisa balik kesana nostalgia. Josh puas makan mie & dimsum disana mah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lu pernah coba juga ya?? Parah kan itu enaknya hahahaha kalo dia lagi rame banget, biasa gue makannya di tempat lain, Cai, di area sana juga tapi ya rasanya cencu berbeda. Ada yang enak di deket kampusnya Andre dulu dan favorit dia juga, lebih kerasa homemade-nya 😊

      Nah iya. Sejak gue lulus GZ mendadak banyak resto Korbeq, tapi sayangnya gue gak sempat coba. Itu di daerah Zhujiang Xincheng ya kayaknya?

      Duh iya, cita-cita kita bertiga nih hahaha semoga kesampaian suatu hari nanti *atau kita family trip bareng aja sekalian 🤭*

      Delete
  8. Mba Jane, ngileeeerr. Belum bisa moto aja hasilnya udah ngiler, apalagi udah bisa ya, hehehe.

    Saya nggak banyak tahu soal Chinese Food mba, palingan ya kwetiau, dimsum, pangsit, ayam madu. Tapi lihat postingan mba, jadi nelan ludah hahahaha. Enak banget kayaknya. Pantesan Guangzhou dibilang surga makanan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang masih belum bisa juga, Mba Soviaa. Masih belajar 😂

      Nah kalau ke Guangzhou boleh cobain kwetiau aslinya, Mbaa. Enak bingitss 🙈 Guangzhou banyak pendatang juga dari wilayah lain, jadi mungkin kenapa varian kulinernya luas sekali :D

      Delete
  9. yampun mbakkkk enak semua itu
    chinese food aku suka, kadang kalau dikantor lagi bosen makan apa, di depan kantor ada depot chinese food, dari lou mie dan sejenisnya, nasi goreng aneka macam, dan porsinya ajegilaaa buanyak pollll, jadi kalau makan selalu berbagi, kadang bertiga sama temen, saking banyaknya

    itu nasi cumi pedesnya bener bener menggoda, aku lama banget nggak makan cumi, ehmmm

    nah street food china juga banyak ya, aku liatnya ya di youtube atau baca baca aja, dan emang keliatannya enak enak semua, pengen dibeli semua aja rasanya

    ReplyDelete
  10. Ya ampuuuuuun mbaaa, semuanya pengeeeeen hahahha. Apalagi baksonyaaa, aku ngebayangin itu kulit ikan dengan kuah bakso juga ikutan ngences. :D.

    Kalo ke guangzhao aku hrs pastiin ke kamu deh cara kesananya begimanaaaaa hahahahha.

    Kalo changfen di Medan ada bbrp yg jual, tp aku yakiiin lebih enak yg aslinya ini :D. Dr penampakan udh kliatan :p.

    Makanan yg Korea perpaduan Ama Chinese, yakin sih itu enak parah. Korea food aja udh enak, ditambah Chinese yg aku tau juga enak banget, dipaduin 1, beuuughhhh lgs juaraaak :D.

    Chinese food di restoran2 indo, aku suka. Mau yg murah ato mahal, rata2 enak. Tp yg aku coba di Beijing kmrn, cuma puas pas nyobain bebek Peking di restoran Deket hotel.itu pas kedua kalinya aku ke Beijing.

    Nah yg pas pertama, aku sdg hamil sebulan mba. Ga mabok sih, tp selera makan jd kurang dan cuma mau makanan tertentu. Yg biasanya aku doyan, malah ga pengen. Jd pas ke Beijing pertamakali pengalaman kulinernya kacaaaaau :D. Sampe2 aku benciiii ayam KFC di sana :D. Hahahaha bawaan orok

    ReplyDelete
  11. Baru tahu kalo di Guangzhou ada makanan bakso juga, cuma memang agak beda ya. Kalo baksonya sih sama, cuma pakainya kwetiau terus sirip ikan goreng krispi. Saosnya juga beda ya, dari bumbu kacang giling yang encer.

    Tapi dari semua makanan itu aku malah tertarik sama cumi pedas, sepertinya sangat enak.:D

    ReplyDelete
  12. Saya lihat foto2nya ngileeeerrr. Haduuuhh. Apalagi lihat pangsit, bakso, dan mie.

    Meski belum pernah ke Guangzhou kayaknya bisa nemu kuliner itu di Indo ya, Mba. Meski rasanya beda dari negara asalnya, hehehehe.

    Masakan Tionghoa di Indo juga sangat menjaga kualitas ya. Mereka tetap mempertahankan resep2 leluhurnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau untuk dimsum, di sini banyaaaak sekali. Rasanya mirip-mirip sih, nggak jauh berbeda :D mungkin untuk masakan tertentu yang ada perbedaan rasa.

      Iyaa betul. Setahuku mereka yang jualan sejak lama, mempertahankan resep leluhur mereka gitu. Jadi meski sudah turun temurun, resep dan cara masaknya nggak berubah. Jadi masakannya tetap berciri khas 😊

      Delete