Eps. 5: 2021 Goals + Gramedia Digital Books Review

Saturday, January 30, 2021


Finallyyyy! The very first JanexLia content in 2021 yooow! 

*intro macam apa ini* 

Maafkan, gengs. Kalau udah nulis konten JanexLia, kehebohan saya mendadak on karena ketularan Peri Kecil 🤣 Eniwei, selamat datang di episode baru kami di tahun 2021 ini! Ada yang ngerasa nggak, sih, bulan Januari ini jalannya agak lambat (namun pasti)? 

Let me tell you a secret. Seperti mayoritas yang dialami banyak orang, bulan Januari adalah awal yang bagus untuk memulai segala sesuatu dengan fresh dan semangat yang baru. Karena itulah, di bulan ini aku pun berhasil membaca total tujuh buku sekaligus 🙈 Beberapa di antaranya adalah buku fisik, sisanya dibaca melalui Gramedia Digital. 

Singkat cerita, akhir tahun kemarin Peri Kecil mengajak aku untuk patungan berlangganan Gramedia Digital (mulai sekarang kusingkat dengan GD, ya), karena doi tahu banget aku belum bisa konsisten membaca buku melalui platform digital. Daripada langganan sendiri dan mubazir, wis deh patungan aja biar nggak rugi-rugi amat. Entah norak karena pilihan buku di GD cukup melimpah atau gimana, akhirnya aku men-download beberapa buku yang selama ini ingin dibaca namun belum kesampaian. Kebanyakan fiksi, sih. Prinsipku kalau berlangganan buku digital, lebih baik baca fiksi aja. Karena jujur untuk buku non fiksi aku lebih baik menabung untuk beli fisiknya langsung. Karena bisa dicoret-coret, disimpan dan dibaca kembali di kemudian hari. 

Sebelum masuk pada review buku yang dibaca di GD, share sedikit tentang my personal 2021 reading goals, yaa. 

Target membaca untuk 2021 tetap nggak muluk-muluk, cuma nambah satu digit aja, yaitu: 21 buku. Mengingat tahun lalu berhasil membaca lebih dari 20 judul, sepertinya untuk mencapai 21 judul nggak sulit... mungkinnnn. We'll see. 😆

Dan berikut beberapa judul yang sudah ada di dalam wishlist tahun ini: 
  • You Do You (Fellexandro Ruby) ✅
  • Atomic Habits (James Clear) *on reading* btw, ini bukunya bagus banget, gengs!
  • Rich Dad Poor Dad (Robert T. Kiyosaki)
  • The Power of Nunchi (Euny Hong) *pernah di-mention Mba Eno*
  • Laut Bercerita (Leila S. Chudori) ✅
  • Rumah Lebah (Ruwi Meita) ✅
  • Penance (Kanae Minato) ✅ *dipinjemin Lia*
  • Gadis Minimarket (Sayaka Murata) ✅
  • Cerita Mamah Muda: Me Time ✅
  • Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya (Haruki Murakami)
  • Egosentris (Syahid Muhammad) *rekomendasi Nisa (haloreka)*
  • Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari) *rekomendasi Eya* 
  • Di Kaki Bukit Cibalak (Ahmad Tohari) ✅ *dikadoin Nisa 😘*
Daftar di atas akan terus bertambah, sembari menanti kemungkinan buku-buku baru yang akan terbit tahun ini. Namun, untuk sementara baru itu aja, sih. Kalau ada teman-teman yang ingin memberikan rekomendasi, boleh banget lhoo share judul bukunya di kolom komentar, yaa! 

Sekarang kita langsung simak review dua buku yang kubaca di GD bulan ini! Jadi sebetulnya total buku yang kubaca ada empat, salah satunya Me Time yang udah ku-review, dan Rumah Lebah (ulasan segera tayang bulan depan 😚). 

Dan ini dua judul buku yang akan dibahas hari ini:

Gadis Minimarket by Sayaka Murata 



Salah satu novel yang direkomendasikan Nisa (Haloreka) beberapa waktu lalu. Menurut Nisa aku bakal suka dengan novel ini and she guessed it right! Kok tau aja, sih, Nis? Ketebak banget yaa seleraku 🙈

Keiko, seorang wanita lajang berusia 36 tahun sangat menikmati pekerjaannya sebagai pegawai minimarket. Dia sudah menjalani pekerjaannya ini sejak kuliah dan itu membuat Keiko 'aneh' di mata orang lain termasuk keluarganya sendiri. 

Novel ini berisikan kritik sosial yang terjadi di budaya timur, khususnya Jepang. Masuk usia tertentu, wanita harus punya full time career, kemudian menikah dan berkeluarga, dan seterusnya. Akan aneh kalau seseorang nggak mencapai standar sosial tersebut. 

Isu seperti itu sering ditemukan juga nggak, sih, di Indonesia? Tentunya kita semua familiar dongg dengan pertanyaan semacam, "Kapan nikah?", "Kerja di mana sekarang?", "Belum hamil?", "Kapan anak kedua?" deesbe. Kalau kita nggak bisa memberikan jawaban yang 'memuaskan', siap-siap deh diceramahi geng tante (soalnya biasa yang kepo tuh emang tante-tante 🤭). 

Story time, yak! Soalnya punya cerita serupa nih dengan Keiko. 

Waktu aku memutuskan untuk kerja full time barista di Starbucks, banyak kerabat yang bertanya-tanya. Nggak salah full time? Barista? Kerja kasar? Why, Jane? To be honest, sebetulnya aku melamar posisi sebagai part timer awalnya. Namun, aku ditawarkan untuk posisi full time dan tentunya dengan gaji yang lebih besar. Karena waktu itu aku memang nggak ada pekerjaan tetap selain mengajar, I took the chance. Lumayan banget, lah, ngisi waktu dan juga nambah pengalaman. Afterall, kerja di Starbucks adalah salah satu mimpiku sejak SMA! 

Tentu saja pilihanku tersebut malah jadi "perbincangan" orang-orang termasuk pelanggan yang membeli minuman. Ada lhoo beberapa pelanggan yang menawarkan pekerjaan lain sambil memberikan kartu nama mereka saat membayar 😂 Ada juga pelanggan tante-tante *tuh bener kan* yang nanya, "Kamu nggak malu kerja di sini?". Hah? Malu gimana, sih? Eike, kan, kerja halal 🙈

Sama seperti Keiko yang mencintai setiap detil pekerjaannya di minimarketseperti menyusun makanan pada tempatnya, menghitung stok jualan, melayani di kasir, menghangatkan bentoaku pun menikmati pekerjaanku sebagai barista dulu. Mulai dari membuat minuman, menghangatkan cinnamon rolls kesukaanku di oven, menata rak merchandise, mengepel lantai setelah kafe tutup sampai harus berhadapan dengan pelanggan "unik" pun aku hepi-hepi aja. Hal-hal seperti ini lah yang nggak bisa dimengerti oleh orang lain. Memang urusannya apa kalau bekerja di kafe? Apakah aku merepotkan mereka? Memang kenapa belum hamil? Mau biayain persalinan, kah? 😁 

Inget, kita nggak punya kewajiban untuk repot-repot menjelaskan kepada orang lain why we do what we do. 

Itu kenapa novel Gadis Minimarket ini speaks to me a lot. Sekali lagi, makasih, yaaa, Nisa udah merekomendasikan buku ini! ❤

Ten Years Challenge by Mutiarini 



Genre novel ini sebetulnya young adult, di mana genre ini termasuk yang jarang aku pilih untuk bacaan. Namun, karena direkomendasikan Mba Thessa sebagai bacaan ringan yang penuh pesan moral, akhirnya iseng download. Dan karena memang ringan dalam arti hanya berjumlah 200 halaman, langsung kubaca selesai sembari nunggu antrean dokter kemarin 😁

Bercerita seorang perempuan 27 tahun bernama Atya, yang mendadak diputusin pacar sejak SMA dan kehilangan pekerjaan di saat yang bersamaan. Belum cukup sampai di situ, hidup Atya semakin suram ketika harus menghadiri reuni akbar SMA-nya dan bertemu si mantan pacar yang menggandeng cewek baru. Tiba-tiba sebuah kejadian nggak terduga memberi Atya kesempatan kedua untuk mengulang kembali hidupnya 10 tahun yang lalu. 

Baca novel ini sedikittt memberikan aku perasaan emosyenel karena aku sempat berpikir gimana kalau aku dikasih waktu untuk kembali ke masa usia 20an. Jujur aja ada banyak hal yang ingin aku ulang; seperti lebih menikmati jadi diri sendiri, learn how to say no without feeling guilty, dll. 

Cerita Atya sendiri kurleb seperti itu. Masa SMA dihabiskan untuk "ikut-ikutan" sama pacar maupun teman-teman segengnya. Sehingga saat beranjak dewasa, Atya benar-benar nggak tau apa yang sebenarnya dia mau, bahkan sekedar menentukan passion-nya. 

Sayangnya, benar kata Mba Thessa. Alur cerita novel ini terkesan buru-buru, padahal aku berekspektasi cerita Atya saat kembali ke SMA lebih diulik, khususnya cerita tentang Hiro hihi. Mungkin karena temanya young adult, penulis nggak ingin terlalu 'mendalam' kali, yaa. 

Overall, novel ini cukup 'mengenyangkan' untuk ukuran genre YA 😁

***
Demikianlah ulasan buku untuk episode di tahun baru ini. Jangan lupa ceki-ceki postingannya Peri Kecil Lia untuk kepoin buku yang dia baca bulan ini, ya 😁

Thank you for reading and happy weekend!

40 comments:

  1. Wih awal tahun udah baca 7 buku! Keren banget Mba Jane 👏

    Btw aku setuju banget nih sama Mba, ternyata kalo baca buku non fiksi via ebook itu kurang greget yaaa... aku mau baca Filosofi Teras langsung mandek, mau baca yang Nunchi juga mandek... agak ribet bolak balik ke halaman yang kita pengen pas baca dan yaps kurang puas nandainnya... apalagi di GD gak bisa di higlight kayak kindle ya Mba 😔 jadi makin gak leluasa....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha maklum masih semangat tahun baru sepertinya, Mbaa 🙈 semoga ke depannya sih tetap rutin baca 2 buku per bulannya hihi

      Toss, Mba Tika! Akutu suka oret-oret buku non fiksi, belum lagi nempel-nempel post it buat catatan 😂 di GD bener-bener cuma bisa baca dan bener, agak ribet balik ke halaman tertentu.

      Mba Tika lagi baca Nunchi juga? Nanti kalau udah selesai duluan bisikin yaa bukunya gimana 😁

      Delete
  2. Aku jg baca dua buku di atas di Gramedia Digital 😍😍

    Buat Gadis Minimarket, aku setuju betapa skrng orang memaksakan standar yg sama buat kebahagiaan orang lain. Tp hei, ini kan bukan hidup mereka, apa urusan mereka 😆😆 Suka kezel sama orng kaya gt yaa.. dan aku ikut ngebayangin Mba Jane jd barista Starbucks, seruu 😍😍

    Kita sependapat ya klo 10 Years challange terasa agak tergesa2 yaa.. tp overall lumayan lah buat bacaan ringan yaa 😁

    Semoga target 21 bacaan tahun ini tercapai yaa mbaa. Jangan2 dikebut dulu awal tahun biar ntr pas abis lahiran target udah beres duluan nih Mba. Hehehe.. 😆😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tosss, Mbaa! Berkat GD aku bisa ngebut baca beberapa novel dalam sebulan ini 🙈

      Makanya waktu baca Gadis Minimarket aku merasa orang-orang di sekitar Keiko kok kayaknya ribet amat ngurusin hidup dia 😂 dan sedihnya keluarganya dia pun mengganggap dia "aneh" yaa huhu memang kita nggak pernah bisa hidup menurut standar orang lain sih, asal diri sendiri bahagia yasudalah yaa 😆

      Iyaa, Mbaa. Sayang yaa nggak terlalu diulik, tapi ya untuk sekali baca gitu lumayan banget, apalagi kemarin sambil isi waktu aja :D

      Ahahaahaha iya juga ya! 🤣 Biar nanti pasca lahiran ada kerjaan di rumah sambil ngurus bayi yaa hihihi maacih banyak, Mba Thessa! Mari semangat membaca tahun ini ❤

      Delete
  3. Hiahahaha setuju, Ci! Kalau udah memasuki jam posting JanexLia jadi heboh sendiri deh 🤣.

    Btw, aku suka dengan gambar-gambar buku yang Cici upload deh 😍 ada sedikit caption di bawahnya yang bikin menarik hihihi.

    Perihal buku non-fiksi, aku setuju deh bahwa lebih baik menabung untuk membeli buku non-fiksi karena ini yang aku rasakan sehabis membaca buku You Do You di GD, aku jadi ingin beli buku fisiknya soalnya lebih enak jika ingin melakukan pencatatan plus jadi bisa dibaca berkali-kali kapanpun diinginkan 🤭. Tapi masih galau sih, beli atau nggak 🤣

    Banyak banget nih yang rekomendasiin buku Atomic Habits, tapi pas lihat jumlah halamannya, modyar Ci 🤣. Kalau boleh mau request review ala Cici jika Cici udah selesai baca, siapa tahu setelah baca review Cici, aku jadi lebih teracuni untuk membaca 😝

    Buku Gadis Minimarket relate banget ya sama Cici 😆. Mendengar kisah Cici saat kerja full time di Starbucks dan seperti dipandang sebelah mata, membuatku geram deh 🤧 reaksiku sama ketika membaca bagian Keiko yang diomongin orang-orang saat bekerja full time di minimarket 🤧. Aku tahu maksud mereka semua baik, tapi kebanyakan udah memandang sebelah mata dulu dalam hal ini 😫. Mungkin ini semua karena budaya pola pikiran masyarakat 🤧. Untung Cici tangguh, jadi bisa dengan kuat melewati masa-masa itu 😁

    Kalau buku Ten Years Challenge, aku belum baca nih 😂. Soalnya belakangan ini saat mencoba baca buku YA, rasanya kurang bersemangat *gaya banget woiii* 🤣🤣.

    Thank you Cici untuk tulisannya 😍 semoga target membaca di tahun ini bisa terwujud! Yok bisa yok! 🤭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktu bagian JanexLia memang selalu membuatku mendadak heboh sendiri, Lii. Ketularan energi dari Bekasi, tempatnya Peri Kecil 🤣🤣

      Hihihi ceneng deh ada yang notice editan fotonya 🙈 Mencoba hal baru biar nggak bosen XD

      Beli beli beli beli! XD kalau memang ada keinginan untuk dibaca ulang dan dipelajari lebih lanjut, menurutku oke banget Lii untuk dibeli. Mayan lah buat investasi di masa depan hauahaha. Btw, Gramedia kayaknya mau ada sale anniversary ya? Siapa tahu ada diskon 😆

      Atomic Habits memang agak tebel sih, aku juga nyicil bacanya, Lii. Tapi bukunya seruuu dan se"daging" itu *pake nada inpluencer*. Banyak teori yang bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari, apalagi passs banget kan momen tahun baru biasanya ingin mengubah kebiasaan :D mudah-mudahan kalau udah baca selesai aku bisa segera review di sini, ya!

      Yesss, itu mengapa mungkin aku suka yaa dengan Gadis Minimarket 😁 Soalnya pernah ada di posisi Keiko. Awalnya nggak mudah juga sih, tapi untungnya aku cuek aja yang penting aku senang dan bersyukur keluargaku sendiri mendukung banget, so that's enough for me ^^

      GAYA SEKALI ANDA 🤣 aku juga sebetulnya nggak gitu suka baca buku YA, Liii. Cuma ini karena direkomendasi Mba Thessa dan ternyata plot cerita kusuka, I gave it a try deh. Mayan lahh buat ngisi waktu pas ngantre dokter wkwkwk

      Masamaa, Lia sayang! Aminnnn! Kamu juga semangat yaaa! ✨

      Delete
  4. Temenku rekomendasiin Convenience Store Woman, dan aku belum tahu ceritanya apa karena masih baca yang lain. Tapi melihat ringkasan ini, kayaknya akan kutarik ke daftar baca berikutnya setelah yang kubaca sekarang deh 😃

    It's always nice to read books of mundane things; hal-hal yang menarik dari apa yang kesannya "biasa", bahkan dipandang sebelah mata. Ku yakin mbak Jane juga masih punya banyak cerita yang belum sempat diceritain di blog ini ketika jadi barista di Starbucks dulu 😄

    Ngomong-ngomong Mbak, sebenernya buku Atomic Habits itu juga yang bikin aku lumayan ter-ketapel untuk membetulkan ritme hidup. Pas banget bacanya pas akhir tahun kemarin, dan jadi kickstarter untuk awal tahun. Sampe aku baca ulang saking praktikalnya itu buku 😆

    Aku berencana baca lagi tapi sambil bikin catatan, karena kemarin belum. Mungkin nanti aja, tapi aku yakin buku ini tingkat re-readingnya tinggi hahaha.

    Dari buku-buku di atas, buku favoritku adalah Ronggeng Dukuh Paruk (dan triloginya). I was fangirling with this book back then, sampe heboh banget pas dibikin jadi film sang penari, meskipun ceritanya beda 🤣 🤣 Kalau Colorless Tsukuru Tazaki pernah nyoba baca, tapi akhirnya berhenti di tengah jalan.

    Semoga targetannya tercapai, dan ditunggu review-reviewnya juga ya, siapa tahu nanti aku tertarik meneruskan baca Tsukuru Tazaki lagi karena catatan di blog ini 🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya Mba Mega bakal suka juga deh dengan Gadis Minimarket. Apalagi buku ini ringan (nggak sampai 200 halaman) tapi tuh banyak message yang bisa didapat. Dan betulll banget yang Mba bilang. Hal-hal sepele dalam kehidupan sehari-hari seperti yang disampaikan di novel ini tuh yang bikin aku relate sekali di kehidupan nyata. Baca novel ini bikin aku flashback ke masa-masa jadi barista, salah satu pengalaman hidup yang paling memorable buatku (:

      Ehmmm... aku coba ngulik dulu di jurnal lama yaa, kayaknya memang masih ada yang belum sempat kubagikan deh di sini XD

      NAH IYA KAAAN <3 walau aku baru setengah jalan, Atomic Habits ini "nendang" banget deh isinya! Passsss banget buatku yang memang lagi belajar benerin sistem habits sehari-hari. Ayooo Mba nemenin aku baca sambilan re-reading, belajar bareng-bareng kitaa hahahaha

      WAH SERIUS SAMPAI FANGIRLING? Waaah baiklah! Bulan depan bakal menyempatkan untuk baca karya beliau yang ini. Oalah ternyata Sang Penari itu adaptasi dari novel ini tho. Oh pantes Eya merekomendasikan ini ke aku, kalo nggak salah Eya pernah bilang dia suka dengan filmnya XD *senggol Eya*

      Duh, semoga karya Murakami yang ini nggak membuatku berhenti di tengah jalan lagi 🙈 doakan saja Mba Mega biar kali ini bisa baca selesai XD

      Maacih juga Mba Mega sudah mampir ke siniii. Good luck for your reading journey too! :D

      Delete
  5. Buku Gadis Minimarket menarik nih untuk di bacaaa. Btw, baru awal tahun uda banyak aja yaa buku yang cici baca. Aku satu buku aja belom kelar kelar hhha..
    Semoga target cici dalam membaca buku bisa tercapai yaa. Semoga bisa ketemu buku-buku baru lainnya yang kereen.

    Btw aku ga tau cici suka novel genre romance kaya metropop ato ga. Ilana Tan baru keluarin buku baru judulnya The Star and I. Aku sih baru pesan dari gramedia official, bukunya belom sampai. Jadi belum tau bagus ato ga. Cuma sejauh ini, aku suka buku-buku karya Ilana Tan yang musim series gitu hhhe.

    Sama cici pernah baca Novel 5 CM? yg pernah di film kan juga. Kan ada sekuel nya nih, uda lama sih terbitnya. Aku baru beli dan mulai baca, so far menarik sih. Cuma belum bisa kasih review lebih lanjut karena belum kelar baca hhhe.

    Itu novel rekomendasi dari aku ci, mungkin ada yang cici tertarik untuk membacanya hhhe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Highly recommended Gadis Minimarket, Dev! Meski isi novelnya kritik sosial, namun nggak 'berat' pluss jumlah halaman novelnya sendiri di bawah 200 jadi cepet bacanya :D ahahahaha, masih terbawa suasana tahun baru jadinya ngebeet XD

      I LOVE METROPOP! Dan aku baru tauuu kalau Ilana Tan nerbitin novel baru lagi karena komentar kamuuu, I love her novels too! Seri musimnya bagus banget yaa, karya jadul tapi suka kubaca ulang <3 thank you for letting me know, Dev! Nanti aku cari ah bukunya hihi

      5 CM aku juga belum pernah baca novelnya, padahal udah hits sejak aku SMP apa SMA gitu, banyak yang pinjem di perpus sekolahan hahahaha. Tentang persahabatan hiking bareng itu bukan ya ceritanya? Nanti kalau udah selesai baca, bisikin yaa XD

      Thank you so much udah share rekomendasi kamu, Dev! Semoga kamu juga semangat membaca yaa tahun ini 😆

      Delete
  6. Wooah salutt satu bulan udaah baca banyak buku, beragam pula bacaan kak Jane. Uhu bagi waktunya gimana kak melihat kak Jane sudah berkeluarga ...

    Bener banget tuh!! Kalo nonfiksi mending beli buku fisiknya, aku yang lagi baca satu nonfiksi kelarnya lama banget karena halamannya menyentuh 600hlm T_T, ah aku juga ada rencana baca atomic habits deh tapi belom berani baca lewat digital 😅

    Ehey aku senang kalau ternyata kak Jane menyukai buku rekomendasi dariku, eh mantan barista dong, pengin coba kopi buatan kak Jane *salah fokus*

    Kutunggu review Rumah Lebah dari kak Jane, ehiya kalo kak Jane sama Lia mau lanjut langganan gramdig bulan depan aku mau ikutan boleh gak 😁, niatnya cari temen juga nih kalo nanti belum dapet tumpangan kuota hihihi

    Anywayyy thank you kak Jane untuk sharingnya, semoga JanexLia bisa terus hadir yaaa👍👏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ikutan nimbrung*

      Kak Rekaaa boleh banget~
      Untuk bulan depan, tapi khusus premium fiksi aja karena aku dapat harga murahnya untuk yang ini 😂. Kak Reka berminat?

      Delete
    2. @Nisa: Kuncinya adalah di saat Josh bobo siang, Nisss. Kalau lagi ngebet selesain novel, aku maksain mata biar tetap melek dan nggak ketiduran wkwkwk

      Whaaaat 600halaman buku apakah itu? 😱 Atomic Habits recommended banget, Nisss, buat yang suka tips produktivitas dan gimana caranya bebenah kebiasaan baik. Top markotop hauahaha *padahal masih on going juga XD*

      Nahhhh udah dijawab, Lia, tuhh hihi lumayan banget kalau patungan, Niss. Biar nggak rugi-rugi banget kalau dirasa nggak terlalu cocok baca digital :D tapi so far aku cocok sih wkwkwk apa karena lagi semangat aja 🙈

      AMIN! Terima kasih udah baca dan nungguin postingan kita selalu yaa, Nisaa. Semangat juga untuk kamu 🥰

      Delete
    3. Judulnya “semua orang butuh curhat”, ini nonfiksi kak Janee, aku pengin rekomendasiin juga sih buat kakak, tapi...aku aja belom selesai baca dan entah apakah kak Jane kira-kira berminat apa engga 😂, ada di gramdig. Aku baru setengahnya sih tapi bikin nagih walau halamannya setebal itu wkkk

      Delete
  7. Hola mba Jane 😆

    Saya setiap baca reviews teman-teman soal Gadis Minimarket jadi mau bahas cita-cita saya jadi cashier hahahahaha, saya sering banget bilang ke si kesayangan kalau saya tuh mau kerja jadi cashier di CU / Sevel Jeju, bahkan kalau bisa E-mart, tapi agak susah siiiih soalnya E-mart terlalu besar pasti ribet ahahahahah 😂 Dan ketika tau ada buku bercerita soal minimarket, langsung saya beli dan baca, terus saya semakin ingin kerja part time jadi cashier cobaaaak. Bahkan beberapa waktu lalu bilang, "Bagaimana kalau kita buka minimarket dekat rumah di Korea?" 🤣 Wk.

    By the way, kayaknya target 21 bisa selesai sebelum setahun deh secara bulan ini saja ternyata mba Jane sudah habiskan 7 bukuuuu hahaha. Semangat mbaaa, dan jika mba mau, saya ada buku The Power of Nunchi, ini sudah selesai saya baca. Hehehe, kan mba kalau buku non fiksi maunya fisik, semisal mba oke, nanti saya minta mba saya kirimkan ke sana. Bukunya masih dalam kondisi sangat bagus, mba 😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hola jugaa Mba Enoo 🤗

      Hahahaha iyaa Mba Eno pernah cerita gara-gara baca Gadis Minimarket hasrat bekerja di minimarket semakin menjadi XD tapi memang kerja di depan kasir, melayani customer itu seru sihh hihi kalo nggak salah petugas minimarket di Korea itu pakai semacam apron yaa? Terus aku jadi ngebayangin Mba Eno melayani customer sambil scan-scan barcode dan menghangatkan makanan di microwave 🤣 ide yang bagus tuh, Mbaa buka minimarket sendiri 🙈

      Maklummm masih semangat, entah ini ke depannya gimana semoga semangatnya tetap membara hauhahaha. Ahh thanks for your offering, Mba Enoo. Tapi sepertinya aku berencana beli sendiri, soalnya udah ngintip-ngintip dikit di GD, kalau cocok mau beli aja buat koleksi 😝

      Terima kasih Mba Eno sudah main ke sini yaa 😘

      Delete
  8. Keren kak Jane. Tujuh buku untuk awal tahun. Dari daftarnya, saya ngeliat ada Egosentris dari rekomendasi kak Reka. Jadi ngingetin saya dengan pos kolaborasi saya 😆 #promositerselubung

    Saya udah liat Gadis Minimarket dari tahun kemarin. Belum baca juga. Tapi saya makin tertarik pas baca tulisan kak Jane. Apalagi punya relasi dengan pekerjaan lama kak Jane dulu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cusss! Yang belum baca postingan kolaborasi Rahul dan Reka, bisa ceki-ceki ke blognya Mas Rahul yaa *ikut promosi* XD

      Egosentris kalau nggak salah disebutkan sebagai buku favoritnya Reka tahun 2020 kemarin, terus disebutkan lagi sebagai top five jadi tambah penasaran hahaha. Ayoo baca juga, Mas Rahul! Cuma 162 halaman deh kalau nggak salah, cepet bacanya :D

      Delete
    2. Ikut dibantuin promosi. Ha ha ha. Terimakasih kak Jane.

      Iya, saya taunya cuma dari top five kemarin. Kebetulan judul itu jadi salah satu yang cukup memorable pas saya nyusun draft postnya

      Delete
    3. Sama-sama, Mas Rahul! Ditunggu terus proyek serunya! :D

      Delete
  9. Kenapa sih awal tahun ini banyak rekomendasi buku yg menarik.. hihihi smpe bingung mau yg mana mau didluin.. tpi 'You do you' dulu spertinya..

    Wahhh aku terkesima banget mba baca ini mba :

    "Ingat... kita nggak punya kewajiban untuk repot-repot menjelaskan kepada orang lain why we do what we do..."

    Bner banget... Aku aja yg sneng gambar nggk dikit orang ada yg bilang.. "ngapain sih bay, gambar2!! Mending dpet duit!!" Ya ampun ngedenger gtu rasanya tuh mulut pngen tak..... "sabar2 bay 🤐"

    Mba Jane sepertinya sebelumnya mba Jane pernah posting ttg rekomendasi buku2 Self Development gtu... udh aku scroll ke bawah. But I dont have a clue which one is.. heheh..🤪 saat ini di list bayu yg dri Mba Jane itu yg I want to die but I want to eat Ttopokki.. ada yg lain nggk yah mba?? 1 atau 2 buku yg menurut mba Jane paling ngena atau kalau kata Lia yg ngeDaging banget.. xixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. You Do You bisa menjadi start yang bagus, Mas Bayuu untuk bacaan tahun baru. Karena meski isi bukunya praktis, namun isinya juga "daging" alias padat sekali buat pengetahuan dan pengalaman.

      Hahahaha saking seringnya saya mention buku itu jadinya judul itu yang paling nempel ya XD mungkin Mas Bayu bisa baca judul berikut: Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang (Jeong Meon Jeong) dan Bukannya Malas, Cuma Lagi Mager Aja (Dancing Snail), Hidup Apa Adanya (Kim Suhyun). Ketiganya ditulis oleh orang Korea hahaha tapi saya sendiri highly recommended bukunya Jeong Meon Jeong dulu, kalau nggak salah saya ingat Mas Bayu pernah bilang ingin baca juga pas saya review novel ini 😁

      Hahahaha kalimatnya keluar begitu saja pas nulis artikel ini XD kalau dipikir-pikir bener kan, kita nggak punya kewajiban untuk menjelaskan segala sesuatu ke orang lain, toh buat apa juga #swag 🤣

      Delete
    2. Thank you mba.. Aku screenshot buat amunisi tahun ini.. sekali lagi terimakasih.. 😆

      Delete
    3. Siap, Mas Bayu! Selamat membaca ya! :D

      Delete
  10. Tahun lalu sempat mau baca Gadis Minimarket, kebetulan dulu masih subscribe Bookmate dan ada buku ini, tapi ga jadi dilanjut keburu subscribe-nya habis hahaha lagian di Bookmate itu adanya terjemahan Bahasa Inggris dan aku lagi males mikir dua kali pas baca 😂 Tapi berarti ada di gramdig yaa Jane, mau baca deh nanti *ya tinggal baca sih* 😆

    Ternyata ngomentarin pekerjaan orang lain tuh emang budaya orang Asia yaa sepertinya? Mengingat di Jepang yang kebanyakan pikiran orang2nya udah lebih maju pun masih ada aja yang begini huhu. Semoga kita selalu sabar yaa mau dapet komentar apapun soal hidup kita hahaha.

    Target 21 buku tapi baru Januari aja udah beres baca 7 buku Jane wkwkwk ini tabungan dari awal yaa kereen 👏👏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bookmate itu semacam GD juga kah? :D iyaa baca di GD aja, Eyaa. Percaya deh sekali baca kelar kok, kayak nanggung gitu lho kalau nggak langsung diselesain, soalnya jumlah halamannya bener-bener dikit untuk ukuran novel XD

      NAAH... betul! Sepertinya di mana-mana budaya Asia (timur) seperti demikian, ya. Aku pun agak kaget ternyata masyarakat di Jepang ada yang se"kepo" itu juga huhuhu. Mungkin memang sudah kultur jadi melekat dan susah hilang. Dan mungkin juga niatnya basa-basi tapi yang dikomentari jengah 😂

      Doain yaa, Eyaa biar lancar nih sampai akhir tahun wkwkwk kamu juga selamat membaca yaa! 😘

      Delete
  11. Wah, Gadis Minimarket masih ada dalam whishlist tapi belum beli2 juga nih. Jd penasaran lagi setelah baca review nya di sini.

    Gramedia online nih salah satu aplikasi wajib punya. Sayang hubungan saya sering putus sambung, alias kadang dihapusin lalu tiba2 install lagi demi cari buku baru uehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata banyak sekaliii yang memasukkan Gadis Minimarket ke dalam wishlist. Ayoo dibaca juga, Mba Annisa. Nanti share pendapat Mba juga ya gimana setelah membacanya :D

      Ahahahaha bisa begitu ya XD; tapi iya sih, kalau lagi nggak kepingin baca banyak buku, biasanya kita unsubscribe dan uninstall. Di saat lagi kepingin baca, baru deh tuh dicari lagi 🙈

      Delete
  12. Gils tujuh buku sebulan!!! *insert emot tepuk tangan*

    Nih ya sehabis baca JanexLia pasti aku nambah wishlist. :)))

    *masukin Gadis Minimarket*

    Wah itu kalau kembali ke 10 tahun yang lalu bisa kejadian beneran di dunia nyata, aku mau ikutan dengan catatan mentalnya udah kayak sekarang wkwkwkwk. Pingin "memperbaiki" beberapa aspek yang menurutku perlu mendapat perbaikan. Tapi kalau diperbaiki terus masa depannya berubah nggak ya? Serem juga misal semuanya berubah gitu, kayak alur film The Call. xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwk harap sabaaar yaa, Ndah. Racun akan semakin banyak ke depannya, ati-ati dompet boncos 🙈🤣

      Nah itu diaa. Boleh nggak kalau memperbaiki di masa lalu tanpa mengubah masa depan? XD tapi ya idealnya begitu sih yaa. Apa yang udah terjadi, biarkan lah jadi pelajaran aja. Belum tentu kita akan menjadi seperti saat ini kalau masa lalu kita ubah *edisi sok bijak*

      Aku belum nonton The Call tapi udah sering baca review-nya. Takut ah! Udah berysukur aja deh sama apa yang sekarang wkwkwk

      Delete
  13. aku ronggeng dukuh paruh udah baca waktu smp hihihi

    tapi duluuuu banget pas cover bukunya belum sekekinian sekarang

    dan keingetan pas namatin si ronggeng dukuh paruk ini aku sambil ngemil kerupuk yang rasanya agak aneh...jadi tuh ngebekas banget momentnya

    kalau buku nonfiksi samaaaa mending beli fisiknya hahhaha


    kalau dari list pengen baca gadis minimarket :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waittt, jadi Ronggeng Dukuh Paruh ini novel lama yaa? Yaowoo ke mana aja saya selama ini wkwkwk karena genre-nya bukan pilihanku kali yaa jadi nggak pernah tahu ada novel ini 🙈

      AHAHAHAA Mba Nitttt yang nempel di kepala malah rasa kerupuk anehnya ya 😆 novelnya sendiri gimana, Mbaa? Ada ingatan khusus nggak? Hahahaha

      Gadis Minimarket okee banget dibaca pas waktu luang, soalnya nggak butuh waktu lama kok untuk namatinnya hihi

      Delete
  14. Dari daftar itu, cuma bukunya Haruki Murakami yang sudah saya baca sejak 2018. Kelar membaca, itu buku mau saya lempar saking geregetannya. Haha. Jika boleh kasih saran, baca buku itu ketika kondisi mentalnya lagi baik, Mbak. Soalnya si tokoh ada perasaan diri ini tak berharga yang seakan-akan bisa menular ke pembaca. Sebagaimana judulnya, dia kan merasa tanpa warna, dan saat itu juga saya berasa kehilangan warna dalam hidup. Hampa gitu. Buku-buku dia sering terasa magis. Sialnya, ke arah yang melankolis cenderung depresif.

    Sekiranya cocok sama nuansa kelam dan vulgarnya, mungkin bisa coba lanjut ke buku dia yang lain: Kronik Burung Pegas. Entah Mbak Jane udah baca atau belum yang saya bilang ini. Ehe.

    Wah, Gadis Minimarket ini banyak yang suka ya. Saya udah penasaran dari tahun lalu, tapi belum kunjung beli bukunya. Sengaja enggak beli buku juga sih sebelum daftar bacaan di rumah habis.

    Iya ya, kenapa sebagian orang suka memandang sebelah mata akan suatu pekerjaan. Selama itu halal, enggak merugikan orang lain, ya apa salahnya? Tapi kadang memang begitu sih, pekerjaan seakan-akan juga jadi penentu kelas sosial.

    Saya tiba-tiba teringat, waktu saya bekerja sebagai operator data entry, ada kejadian yang bikin saya merenung. Waktu itu saya dan tiga orang kawan baru tahu kalau gaji OB di kantor kami sama persis dengan gaji kami. Sampai-sampai salah seorang teman itu bilang kira-kira begini: Kalau aja jadi OB enggak dipandang rendah sama masyarakat, gue mending jadi OB deh. Gajinya sama kayak kita, kerja lebih santai, enggak ada target yang bikin beban, apalagi sering dapat komisi dari bos atau karyawan lain ketika disuruh.

    Saya jadi berpikir ulang, memang enggak banyak orang yang bersedia mengambil pekerjaan-pekerjaan yang kerap dipandang sebelah mata ini. Demi sebuah gengsi, kita rela kerja di kantoran yang upahnya pas-pasan ketimbang SPB/SPG yang gajinya lebih tinggi karena ada bonus lemburan atau bonus target penjualan. Kalau dipikir ulang kan selama masih digaji ya hitungannya sama-sama seorang buruh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahahaha ternyata memang benar yang dibilang kebanyakan orang, harus dalam keadaan mental yang sehat dan nggak banyak pikiran untuk membaca karyanya Murakami. Norwegian Wood itu sesuatu banget deh buat saya, heran sampai sekarang buku tersebut nggak terselesaikan 😔 Kronik Burung Pegas itu yang berjudul asli "The Wind-Up Bird Chronicle" ya? Kebetulan Lia sedang baca buku itu dan katanya pusing banget 🤣

      Seringnya memang gengsi mengalahkan segalanya, ya. Cuma kalau menurut saya pribadi, kita juga harus bijak dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan capability kita. Kalau memang kita punya kapasitas dan skill yang melebihi sebuah pekerjaan tertentu, why not juga. Tentunya dengan pertimbangan gaji yang sesuai juga ya (:

      Terima kasih Mas Yoga sudah berbagi opini dan pandangan yaa :D

      Delete
  15. Ronggeng dukuh Paruk itu bagus bangeeeet. Dan aku juga suka filmnya. Baru kali ini sih, aku suka novel dan filmnya sekaligus. Mungkin Krn pemeran wanitanya cocok :)

    Waktu itu aku beli buku dukuh Paruk barengan Ama novel nyai gowok. Itu juga bagus Jane. Cerita2 yg masih berkaitan Ama budaya zaman dulu, itu selalu bikin aku tertarik sih.

    Jd pengen baca gadis minimarket :D. Ini banyak direview Ama temen2 dan semua bilang bgs memang. Aku sendiri blm baca. Ntr ah, cari... #trus keinget tumpukan buku yg sbnrnya udh cukup Ampe akhir THN 2021 hahahahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaaa nggak nyangka ternyata banyak yang udah baca Ronggeng Dukuh Paruk dan menyukai karya ini :D aku udah download sih di GD, tapi karena jumlah halamannya lumayan tebal aku nggak nyentuh dulu. Sembari menyelesaikan novel yang lain dulu aja :D thank youu Mba Fan udah ikut merekomendasikan buku ini!

      Mba Fanny kayaknya bakal enjoy Gadis Minimarket juga deh. Bacanya cepet banget kok, Mbaa. Kayaknya semalaman bisa deh 😆 astagaaa berarti koleksi buku untuk tahun ini udah melimpah banget dong ya? 🤣

      Delete
  16. Aaaaa mendadak termotivasi baca lagi setelah baca postingan Mbak Jane soalnya sempat nggak mood baca nih akhir-akhir ini. Aku jadi tertarik baca novel lagi setelah Mbak Jane bahas buku Gadis Minimarket dan jadi semakin yakin juga untuk langganan gramedia digital :)) Terima kasih Mbak Jane :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Mba Athaya! Waaah senang banget kalau Mba ingin membaca kembali :D kadang-kadang mood membaca itu datang dan pergi, sih. Aku juga kalau lagi bosan juga nggak kepengen nyentuh buku apa pun sampai mood-nya datang sendiri 😂 Langganan Gramedia Digital memang menguntungkan kalau suka baca buku fiksi, soalnya koleksi mereka lumayan lengkap hihi

      Your welcome, Mbaa! Enjoy reading again yaa :D

      Delete
  17. mbakkkk, nambah 1 digitnya tapi buat aku masih kebanyakan hahaha
    aku masih nggak yakin akan bisa sebanyak itu melahap buku buku meskipun dikasih waktu 1 tahun.
    etapi kalau ada niat harusnya bisa

    buku gadis minimarket ini kok menarik, cewek pekerja keras kayak aku gitu wkwkwkwk #dilemparSandal. kemarin ke mall tapi malah nggak masuk gramed, tumben juga aku, kali aja kemarin nemu buku ini ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha ini karena pede bisa mencapai target tahun lalu jadi berani untuk nambah satu digit. Tapi mah target bisa disesuaikan aja kok dengan kemampuan masing-masing. Apalagi kesibukan Mba Ainun pasti berbeda dengan aku hihi dan betul, niat itu yang menentukan segalanya 😆

      Menarikkk, Mba! Nah Gadis Minimarket ini boleh lah jadi starter, Mbaa. Jumlah halamannya ringan tapi isinya padet. Semoga nanti bisa ikut menikmati novelnya ya :D

      Delete