Watched List Recap during Quarantine (Series and Movies)

Tuesday, August 4, 2020


Selama swakarantina kemarin, cukup banyak judul yang berhasil dilahap. Daftar rekapan nonton hari ini terinspirasi dari Endah dan Ruth yang rajinnn menulis ulasan film. Main-main, ya, ke blog mereka! Banyak konten seru :D 

Aku akan bagi ke dalam tiga jenis, ya: K-drama, Netflix series dan film. 

K-DRAMA

Dr. Romantic Season 1&2 (Viu/Netflix)

I spend my whole first month of self-quarantine days to finish this series. Nggak nyesel karena drama ini sangat menawan; mulai dari alur cerita, penokohan yang kuat, dialog maupun monolog para tokoh sampai soundtrack yang ciamik. 

Bercerita tentang seorang dokter senior dengan tiga gelar spesialis (!!!) bernama Kim Sabu beserta para staff rumah sakit Doldam. Sebagai dokter, Kim Sabu punya impian yang sangat idealis. Dia ingin menolong banyak orang sakit lepas dari kondisi ekonomi dan latar belakang mereka. Motonya Kim Sabu adalah, help the patient first. Jangan lihat 'kantong'nya, jangan lihat status sosialnya, jangan lihat dia jahat atau baik. 

Kalau boleh menggambarkan karakter Kim Sabu dengan satu kata, maka itu adalah: GILA.  

Gimana nggak gila?! 

Udah idealis, nggak takut mati pulak. Diancam dengan celurit sekali pun saat menjalani operasi seorang pasien, beliau kalem-kalem aja. Mana minta tolong salah satu perawatnya untuk menyetel lagu The Beatles supaya operasi tetap berjalan dengan baik, sementara si orang jahat yang mengancam pun bingung. Ya gimana nggak bingung, lo ngancem orang tapi yang bersangkutan woles ae. 

Kelanjutan cerita bisa ditonton langsung, ya. Nggak seru kalau di-spoiler

Meski tokoh utamanya adalah Kim Sabu, banyak tokoh penting lainnya yang turut mewarnai serial drama ini. Di season pertama ada Dokter Kang kesayanganku yang ambisius dan selalu pembuktian kalau orang miskin pun mampu menjadi seorang jenius. Ada Dokter Yoon yang cantik dan pintar, namun sangat naif dalam hal percintaan. Kemudian ada Dokter Do In Bum yang terlihat 'dingin' dan ketus, itu hanya persona yang ingin ditampilkan di rumah sakit karena sebenarnya doi ingin lepas dari bayang-bayang sang ayah yang seorang diktator. Nggak lupa ada perawat manis Park Eun Tak dan si ketua perawat Oh Myung Sim yang tegas, beribawa tapi kalau lagi marah macam nge-rap dan suaranya kenceng banget XD


Sementara di season dua, dua tokoh utama (di samping Kim Sabu) digantikan oleh dokter muda, Cha Eun Jae yang ternyata sama naifnya dengan Dokter Yoon di season pertama. Bedanya, dia lebih kocak aja kelakuannya hahahaha. Nggak lupa ada Dokter Seo yang superrrr dingin dan tujuannya menjadi dokter hanya satu: ingin melunasi hutang yang ditinggalkan orangtuanya. Btw, gue doang apa emang ngerasa Ahn Hyo Seop di sini vibe-nya Park Chanyeol banget. Nggak ketinggalan ada dokter UGD favorit, Jeong In Soo di mana di season pertama doi nggak terlalu diceritakan kisahnya, namun di season kedua ini porsinya lebih banyak dan meninggalkan kesan yang cukup mendalam buatku. 


Karena ini drama medis, adegan-adegan berdarah di ruang operasi atau apa pun itu akan sering muncul di setiap episode. Yang gelian atau takut darah kayak aku, merem aja, ya. 

Dua kutipan favorit dari Kim Sabu:


"Jika ingin membalas dendam, jadilah manusia yang jauh lebih baik. Jangan membalas dengan kemarahan, tetapi dengan keterampilan.

"Jangan menyerah dengan menanyakan kenapa kita hidup dan untuk apa kita hidup. Di saat kita melakukan itu, kisah kita juga akan selesai." 

Oh ya, kenapa namanya Dr. Romantic? Disimak aja karena ada penjelasan langsung dari Kim Sabu (:

Reply 1994 (Viu)

Satu lagi serial drama lama yang mendadak happening. Mungkin disebabkan euforia Hospital Playlist, ya? 

Reply series terdiri dari tiga sekuel, urutannya: Reply 1997, Reply 1994 dan Reply 1988. Yes, you're right. Semakin baru sekuelnya, semakin mundur tahunnya. Dan nggak apa-apa kalau nontonnya nggak ngurut. Meski tema ceritanya mirip-miriptentang keluarga dan persahabatannamun pemeran dan inti ceritanya berbeda-beda. Kebetulan aku hanya nonton yang 1994 ini. Apalagi alasannya kalau bukan karenaaa... Yoo Yeon Seok oppa! 😆


Berceritakan tentang enam mahasiswa yang berasal dari beberapa provinsi berbeda dan ngekos bareng di rumah orangtua Na Jung di kawasan Sinchon, Seoul. Na Jung dan orangtuanya sendiri merantau dari kampung halaman mereka ke ibu kota. Selama nonton serial ini, kita akan terbiasa mendengar dialek bahasa Korea dari berbagai provinsi (biasa disebut dengan satoori) yang berbeda dengan aksen bicara orang Seoul. Ya, kalo kita kayak orang Jakarta dengan Jawa gitu, lah. 

Nah, Na Jung dan keenam mahasiswa ini bersahabat baik walaupun di antara mereka ada yang berbeda jurusan kuliah. Sebagai ibu dan bapak kos, orangtua Na Jung menganggap mereka semua sebagai anak kandung sendiri. Tiap pagi dimasakkin buanyaaak banget sampai ayah Na Jung suka ngomel-ngomel ke istrinya karena ini adalah sebuah pemborosan 😂 Terus mereka juga senang nonton TV bareng sambil makan ayam goreng dan ngebir. Pokoknya kehidupan di kos ini seru dan hangat sekali deh! 

Bisa dibilang, keseluruhan drama ini hampir nggak ada klimaks maupun konflik yang gimana banget. Nggak ada peran antagonisnya seperti ibu mertua yang matanya melotot zoom in zoom out kalo lagi ngejudesin calon mantu. Paling kita hanya dibuat penasaran setengah mampus sepanjang 21 episode tentang SIAPA SEBENARNYA SUAMI NA JUNG? Sengaja capslock, karena keseruan cerita tuh ada di sini. 

Apa yang bisa dipetik dari serial drama ini? 

Pertama, kalau jatuh cinta di jaman pager dan minim teknologi, ya harus sabaaaar mengejar pujaan hati. Kalau kangen nggak bisa langsung ketemu, ya harus sabar. Kalau ingin telepon nanya kabar gebetan, ya harus sabar juga ngantri di depan telepon umum (kayak Dilan dong). Intinya, jatuh cinta di era 1990an kudu panjang sabar (: 

Kedua, menurut karakter kesayanganku (lagi!), Chilbong, sukses itu harus berproses dan nggak instan. Analogi 10,000 jam ini pernah kubahas di postingan kekuatan dalam diri. Kebetulan, Chilbong juga menerapkan metode 10,000 jam ini dalam mengejar cintanya. Hanya di satu titik setelah 10,000 jam itu sudah diterapkan dan cintanya pun tidak berbalas, di situ lah dia harus merelakan dan berhenti mengejarnya (uwuuuuu sini aku pukk pukk T_T). 


Ketiga, selain kisah cinta-cintaannya, seri Reply 1994 nggak lepas dari cerita keluarganya. Keenam mahasiswa, termasuk Na Jung, punya hubungan yang unik dengan orangtua mereka masing-masing. Ada yang jarang bicara, namun sebenarnya sayang. Ada yang orangtuanya ketus, galak, nuntut, tapi sebenarnya juga sayang sekali dengan si anak. Tiap orangtua dan anak itu pasti punya cara mengekspresikan cinta yang berbeda-beda. Kenapa harus mengeluh kalau inti dari semuanya adalah karena sayang?


Ada satu kutipan juga yang berhasil aku catat dari serial ini: 

"Hidup itu tentang membuat pilihan. Meski pilihannya sedikit, kita tetap harus memilih dan kita nggak akan tahu apa yang kita peroleh dari pilihan tersebut." 


Hospital Playlist (Netflix)

Setelah nunda lanjut beberapa minggu, akhirnya rampung juga deh nonton serial ini! Sinopsisnya singkat aja, ya. Yakin deh kayaknya udah pada nonton, gue aja yang telat hihi  

Tentang lima dokterIk Jun, Jun Wan, Jung Won, Seok Hyung dan Song Hwayang bersahabat sejak kuliah dan bekerja di rumah sakit yang sama, Yulje Medical Center. Lepas dari jubah putih rumah sakit, mereka menghabiskan waktu bersama dengan mukbang dan bermusik, alias bikin band

Kalau ngerasa vibe serial ini mirippp sekali dengan Reply Series, itu dikarenakan penulis dan sutradaranya memang sama! Sehingga keseluruhan dramanya pun lagi-lagi minim konflik. Penuh tawa, keharuan, kehangatan dari kisah persahabatan (dan percintaan) kelima dokter tersebut dengan para staff di rumah sakit, juga dengan masing-masing keluarga. Dan meski ini termasuk medical drama, adegan medisnya nggak sebanyak dan seintens Dr. Romantic. 


Mungkin karena alurnya nggak setegang Dr. Romantic, aku pun sempat 'berhenti' di tengah jalan. Mulus-mulus aja gitu lho ceritanya, nggak ada yang bikin gregetan gimana banget. Walaupun ada konflik batin pribadi dari setiap tokohnya, namun itu nggak cukup buatku yang anaknya emang suka drama LOL 

Yang nggak disangka-sangka episode terakhir yang mendadak mengandung bawang. Entah berapa kali aku mewek (sampai terisak-isak lho!). 

One thing I like about this series: banyak lagu-lagu lawasyang sebetulnya asing sih di telingaku (ya iya lah!)tapi saat mereka bawakan kembali versi band lima sekawan ini, rasanya ikut dibawa nostalgia. 

Scene ini heartwarming sekali!

NETFLIX ORIGINAL SERIES

You (Netflix Series)

First of all, I don't really recommend this series, KECUALI: kamu penggemar film psychological thriller dan kamu ingin tau sebenarnya psikopat itu seperti apa, yang mana kalau menurut serial ini, psikopat itu adalah orang-orang biasa yang terlihat normal di sekitar kita (HIIIY.. serem, ya, mak!) 

Diceritakan seorang manajer bookstore bernama Joe Goldberg yang love at the first sight dengan seorang pengunjung, Beck. Joe sukses dibuat penasaran dengan kehadiran wanita muda yang sedang helpless (dalam karir, hubungan percintaan, persahabatan dan hidup pribadi) ini, memutuskan mencari tahu lebih banyak tentang Beck yang ternyata seorang pengajar Yoga, asisten dosen di sebuah universitas, juga aspiring writing, spesifiknya nulis puisi. 

Aku ketipu dong dengan kisah meet cute mereka ini. Sampai akhirnya keingintahuan Joe tentang seluk beluk kehidupan Beck berubah horor. 

Awalnya sekadar stalking 'biasa' melalui sosmed, pasti kalian pernah dong ngepoin gebetan di sosmednya. But Joe was taking another miles. Dia mulai diam-diam nungguin Beck di depan apartemennya, mengikuti ke mana pun Beck pergi demi mempelajari keseluruhan hidup Beck. Sampai kemudian kebablasan dan di sini lah hal-hal creepy mulai terjadi.

Ternyata Joe mempunyai obsesi di mana kalau dia naksir cewek, dia nggak membiarkan satu orang pun yang menghalanginya sampai dia memiliki si cewek seutuhnya. Either itu si mantan ceweknya, sahabatnya, bahkan sampai anggota keluarganya jika diperlukan, Joe bakal berusaha untuk 'memusnahkan' mereka. Dalam hal ini, pembunuhan sekali pun akan terlibat. 

Beck, hati-hati cowok ganteng di belakang kamu. 

This is a very disturbing 'love' story. I repeat this is a VERY disturbing love story. 

Joe itu definisi cowok ganteng, pinter, baik hati, tapi psikopat. Ya, dunia adil bukan. Bhay cowok sempurna. Yang ada hobinya nguntit dan bunuh orang ): 

Saking stresnya nonton serial ini, berharap ceritanya berakhir di episode 8 aja. But NO! Ini kan psychological thriller, let's make it even crazier, mungkin itulah yang dipikirkan penulis naskah serial ini. 

Sebenarnya ada season duanya yang katanya LEBIH gila. Tapi aku memutuskan untuk nggak lanjut, karena demi mementingkan keselamatan jiwa dan raga. 

Never Have I Ever 

Setelah lihat review serial ini di blognya Ruth, aku memutuskan untuk give it a try. Karena pada dasarnya aku udah nggak begitu menikmati genre young adult (cieeh sok tuaaa :P), terakhir kayaknya nonton Lara Jean, deh. 

Never Have I Ever mengisahkan seorang gadis remaja berdarah Indian-American, Devi, yang sedang mengalami krisis jati diri. Krisis yang dialami Devi tentu aja membuatnya menjadi remaja super labil dan banyak mau, khususnya ketika dia kepingin banget menjadi salah satu anak populer di sekolah dengan cara yang agak cringe menurutku. Tapi sebetulnya Devi seperti ini disebabkan sebuah tragedi di masa lalu yang dia belum temukan closure-nya. 

Devi with her best friends 

Di samping cerita Devi yang bikin aku sebel, bumbu-bumbu persahabatan dan kisah keluarganya sangat hangat bahkan menyentuh hati. Karakter favoritku di serial ini adalah Kamala, adalah sepupu Devi yang tinggal serumah dengan keluarga Devi sambil menyelesaikan pendidikannya. Entah kenapa doi lucu banget. Bukan lucu humoris, pokoknya lucu aja deh. Tiap dia ngomong kayaknya bikin ketawa aja 😂

MOVIES

Ip Man (1-4)

Bagi yang belum nonton, bisa cek sinopsis lengkapnya di Google, ya. Kalau ditulis lagi ke sini bakal panjaaang. Sebelum streaming sekuel terakhir yang sudah rilis akhir tahun 2019 lalu, aku dan suami nonton ulang dulu deh yang sebelumnya. Lucunya, bukan nonton dari pertama, kami malah nonton dari yang ketiga, kedua terus pertama. Aneh, kan? 🤣

Serial biografi seorang ahli bela diri Wing Chun asal Foshan ini, diambil dari kisah nyata Ip Man (bacanya yip man, bukan Ip Man dalam bahasa Inggris) sendiri. Dimulai dari masa penjajahan Jepang, sampai akhirnya Ip Man menjadi guru bela diri ternama di eranya. Bahkan aktor dan ahli bela diri ternama, Bruce Lee, adalah salah satu murid Ip Man. 

Kalau ngomongin tentang hidup di zaman penjajahan dan kolonialisme, tentu aku nggak bisa bicara banyak, karena selain mengerikan, apa lagi, sih, yang bisa menggambarkan masa penjajahan Jepang itu? T_T 

Kisah Ip Man ini sangat menginspirasi, karena selain gigih, beliau juga punya jiwa patriotisme yang tinggi, di mana berani mati untuk membela negaranya. Dia juga memprioritaskan keluarganya, walau kadang ngerasa punya kewajiban untuk menjaga masyarakat di sekitarnya, dia suka lupa dengan istri dan anak di rumah. Diomelin istri malah nurut lho. Hihi. 

What I love the most about this movie, karena bahasa Kantonnya yang ciamik! Selain bahasa Mandarin, aku tuh senang banget deh mendengarkan bahasa Kanton. Rasanya keren aja gitu. Apalagi sambil beradu silat di atas meja 😆 Nggak lupa para cast yang nggak main-main, salah satunya Sammo Hung yang sempat unjuk muka (dan keahlian bela dirinya!) di sekuel kedua. 

Bagi yang udah nonton, harusnya sepakat denganku bahwa scene ini adalah yang TERBAIK. 

Imperfect 

Salah satu film Ernest yang baru rilis akhir tahun 2019 kemarin dan juga film pertama yang naskahnya ditulis oleh sang istri, Meira Anastasia. 

Rara, seorang wanita muda yang punya karir gemilang, merasa insecure dengan penampilan fisiknya sejak kecil. Body shaming sudah dialaminya sejak adiknya, Lulu, lahir ke dunia. Rara mempunyai kulit sawo matang dan chubby, sementara Lulu berkulit putih bersih dan mempunyai tubuh terbilang langsing. Meski demikian, sebenarnya Rara punya seorang sahabat dan pacar yang menerima dia apa adanya. 


Sampai suatu hari, bos Rara ingin mempromosikan jabatannya di kantor dengan satu syarat, Rara harus mengubah penampilannya. Awalnya, Rara bimbang. Namun pada akhirnya dia berhasil diet, belajar dandan termasuk pakai heels ke kantor, dan untuk pertama kalinya semua mata tertuju pada Rara. 

Tapi, dengan perubahan fisik seperti itu, apakah Rara hepi? Apakah dirinya tetap diterima "apa adanya" dengan orang-orang terdekat di sekitarnya? Ternyata, Rara tetep insekyur tuh. Menjadi "cantik" nggak membuatnya bahagia sepenuhnya. 

Nonton Imperfect ini entah kenapa teringat dengan kisah Andy di Devil Wears Prada, di mana Andy yang tadinya terlihat cupu, mau nggak mau harus belajar dandan karena dia bekerja sebagai asisten utama seorang fashion editor majalah ternama di New York. Eh tapi perubahan drastis Andy ini nggak diterima oleh sang pacar, Nate. Menurut Nate, Andy menjadi orang lain karena tuntutan pekerjaan termasuk penampilannya. 

Rara pun begitu. Dia diet mati-matian, makan irit, mengubah penampilannya dan menjadi lebih sibuk di kantor karena jabatan barunya, membuat pacarnya malah nggak nyaman berada di samping Rara. 

Padahal ya, kalo menurutku nih. Baik pacarnya Rara maupun Andy, harusnya seneng dong cewek mereka jadi cantik. Siapa, sih, yang nggak suka punya pasangan yang bisa merawat diri dan lebih sehat? Meski aku nggak mendukung diet ala Rara, ya. Dan harusnya mereka support juga karir pasangannya, bukannya malah komplain ini itu. Yaaa, kalo urusan lupa diri karena pekerjaan itu lain cerita deh. Cuma rasanya sebel aja liat tingkah pacar yang ikut-ikutan insecure karena pasangannya terlihat lebih berhasil. Kalau kata anak jaman dulu, jadi ilfeel kan. 

But overall, Imperfect is fun to watch. Ceritanya beda dengan film Ernest yang lain. Meski tetapp ada bumbu-bumbu komedi dong dan kali ini aku suka banget dengan porsi komedinya yang benar-benar kocak. Kudos untuk para pemeran anak kost! 

Btw, ini udah ada di Netflix, cusss nonton! 

***
Adakah film atau serial bagus yang kalian tonton sepanjang setengah tahun ini? :D 

23 comments:

  1. Dr. Romantic sudah masuk playlist saya sejak beberapa bulan yang lalu, belum tersentuh sama sekali. Reply 1988 beberapa bulan ini ramai dibicarakan di Twitter. Belum saya tonton juga. Makanya, kalau ada yang bilang tontonan saya banyak, saya malah heran karena banyak juga yang belum saya tonton.

    Untuk Ip Man, saya cukup puas dengan penutup di film ke-4nya. Meski sebagai sebuah stand alone film, sangat jauh dari pendahulunya.

    Kalau When the Camellia Blooms yang kemarin saya rekomendasikan sudah ditonton? Itu keren. Saya taunya pas menang banyak piala Baeksang. Saya belum nonton habis sih, tapi beberapa episod terakhir ini sangat seru~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya, kenapa Reply 1988 lebih femes daripada sekuel lainnya? Salah seorang sahabat juga bilang 1988 adalah yang terbaik. Tapi entah kenapa aku mager nontonnya, rasanya kurleb sama deh alurnya dengan 1994, sementara saya lagi butuh 'drama' 🤭

      When Camellia Blooms udah masuk daftar saya juga nih. Sedang mengumpulkan niat untuk kembali ke drakor, karena saya on going dengan serial 13 Reasons Why season 3 hahaha

      Delete
    2. Untuk sementara, saya nyicil yang sudah saya tonton dulu. Kalau When Camelia Blossoms-nya sudah selesai, saya mungkin akan langsung gas Reply 1988.

      Untuk saya nih, 13 reasons why bagusnya cuma season 1. Season 2 masih mayan lah. Pas lanjut 3, sudah mulai ngga tau mau dibawa ke mana. Tapi untuk beberapa orang, katanya bagus-bagus aja.

      Delete
    3. Aduh iya bener banget. Ini saya mentok di episode 7, udah capek banget nontonnya dan memutuskan untuk cek spoiler aja hahaha Memang harusnya berhenti di season 2 sih karena main characternya si Hannah kan udah selesai. Ehh malah sengaja diperpanjang lagi, jadi terlalu dibuat-buat ):

      Delete
  2. Semenjak Corona dan WFH, ada lumayan banyak yang ditonton, mba 🤣 biasanya saya jarang menonton drama yang masih running dan memilih tunggu tamat biar nggak penasaran, tapi drama satu ini membuat saya akhirnya menonton setiap minggunya eventho belum tamat 😂 judulnya Graceful Friends, hehehehe. Selain itu sedang ingin melihat variety show saja, belum ada drama lainnya 🤭

    Dari list yang mba Jane buat di atas ada beberapa yang saya sudah pernah lihat dan beberapa belum, saya juga awalnya mau menonton YOU tapi setelah baca review di intetnet, saya jadi batal karena rasanya yang ada bisa tambah sakit kepala saya dibuatnya 😆 hehe. Palingan besok mau coba menonton Kissing Booth, katanya seru -- dan mau menonton It's Okay Not To Be Okay yang sebentar lagi tamat jadi bisa maraton seharian 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya rekomendasi Mba Eno oke-oke nih, contohnya Dr Romantic yang sampai hari ini masih jadi favorit aku 😆 masih banyak judul yang ngantri di daftar, tapi masih mengumpulkan niat kalau nonton drakor hihi Mystic Pop Up Bar yang di-mention Mba Eno dan Lia sebelumnya pun belum aku sentuh :P

      Oh iyaa, Kissing Booth yang kedua udah keluar ya. Aku juga belum nonton nih. Kayaknya nanti boleh deh dicoba :D

      Delete
  3. saya penasaran dengan you nih,
    cuman lagi namatin 13 reasons why dulu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo suka psychological thriller, boleh coba ditonton. Siapa tau cocok (:

      Wah sama dong, cuma kayaknya saya nggak lanjut deh. Paling ngintip beberapa episode awal di season 4 nya aja hahaha

      Delete
  4. Prison playbook juga bagus, lho Mba Jane! Sutradaranya sama kayak reply series & hospital playlist maka nuansa persahabatannya pun sama. Kalau mau ringan coba brooklyn nine nine dan kalau mau full ngakak coba nonton sound of your heart

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya! Sahabatku juga merekomendasikan Prison Playbook, katanya bagus banget. Wah nambah lagi deh daftar tontonannya hihi makasih banyak, Mba Ayu! :D

      Delete
  5. Wah makasi rekoemndasinya ya Mba Jane. Walau aku ga akan nonton yg drama, bukan ga pengen, tp bingung sama waktunya 😂 Kalau movie bbrapa aku tertarik nonton..

    Btw, Film Imperfect beda ya ternyata ceritanya sama bukunya. Soalnya kalaundi bukunya lebih ke kehidupan istri Ernest yg sempat berada pada titik insecure dg tubuhnya. Kalau di film malah menceritakan tokoh lain yaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Mba Thessa, memang beda dengan bukunya. Kalo bukunya sendiri lebih ke self improvement kan yaa, bukan novel fiksi. Aku justru nggak baca bukunya sih hihi Tapi filmnya mengusung ide cerita yang sama sih (:

      Sama-sama Mba Thessa! Hahaha iya banget, waktu untuk nontonnya itu suka bingung, terutama kalau ingin memulai nonton judul drakor baru XD

      Delete
  6. Kalau aku, sepanjang pertengahan tahun ini lebih banyak nonton k-drama 😂
    Tapi semua judul k-drama yang cici sebut di atas malah belum ada yang aku tonton karena aku kurang suka sama genrenya 😅
    Drakor yang udah aku tonton dan aku ingat ada Kingdom 2, The King Eternal Monarch, CLOY, Mystic Pop-Up Bar, dan yang masih on-going tapi udah mau tamat ada It's okay not to be okay dan Backstreet Rookie 🙈
    Dan dari semuanya, aku paling rekomendasiin Backstreet Rookie karena lucu tapi masih ada romantisnya gitu huahaha.

    Btw, aku nonton YOU S1 dan S2 lho 🤣
    Aku juga nonton yang ke2 karena penasaran lanjutannya gimana. Eh setelah selesai S2, nampaknya bakalan ada S3-nya, yang dimana menurutku udah cukup deh sampai S2 aja, nggak usah dipanjang-panjangi lagi 😂
    Sebenarnya ceritanya oke aja menurut aku cuma memang agak sadis sih bunuh-bunuhannya 😥

    Never Have I Ever aku udah nonton juga dan suka! Walaupun drama remaja gitu tapi oke juga ya ci, dengan sedikit plot twist di endingnya 🤣

    Untuk film, wah aku udah lama banget sih nggak nonton film. Film terakhir yang aku tonton itu akhir tahun lalu, dan IP Man 4 itu yang terakhir aku tonton 😆
    Aku dan keluargaku suka sih IP Man ini, apalagi papa mamaku, demen banget nonton Chinese movie gini terutama yang kolosal gitu jadi nonton IP Man nggak akan terlewatkan 😆
    Sedihh karena mungkin nggak akan ada film IP Man lanjutan lagi ya hiksss.
    Dan juga karena ada corona, jadi nggak bisa nonton banyak film padahal aku cukup menantikan untuk nonton Mulan di bioskop lho 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah berarti selera genre drakor kita agak beda-beda yaaa hahaha soalnya terlalu banyak judul drakor di luar sana, makanya aku picky sekali dalam memilih judul yang benar-benar aku bisa nikmati sampai akhir. Itaewon Class yang kata rang-orang bagus, aku malah bosen 😂 Hospital Playlist hampirrr nggak tamat juga tapi akhirnya selesai juga sih, demi oppa Yeon Seok LOLOL 🤣

      Duh, YOU itu bener-bener deh, menguras emosi banget huhuhu agak-agak parnoan yaa sekarang dengan keamanan sosial media dan gadget pribadi wkwkw

      Iyaa sedih sekali banyak judul film yang nggak bisa rilis tahun ini ): suamiku juga nungguin Fast n Furious 9 banget, ehh malah batal. Mungkin itu kenapa drakor dan serial di Netflix jadi rame banget yaa, habisnya film bioskop gak ada yang baru 😅

      Delete
  7. Dari list yang mbak buat, baru nonton Imperfect nih...
    Dan menurutku, ini film ter B aja dari film2 yang pernah dibuat koh Ernest. Mungkin karena cerita yang diangkat terlalu tipikal dan mudah ditebak kali ya...

    Tapi tetap ada pesan yang bisa diambil tentunya. Terutama aku baru nyadar, pas mbak Jane bilang ternyata setelah langsing pun Rara ga bisa dibilang bahagia. Iya juga, ya... justru malah bikin dia rungsing sendiri dan jadi nyakitin orang di sekitarnya.

    Dan orang2 terdekatnya juga kenapa instead of merangkul Rara dengan segala kerempongannya malah cenderung selfish dan meninggalkan Rara. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi iya sih, filmnya Ernest ketebak semua dan kayaknya memang sengaja karena genrenya untuk film keluarga gitu kali yaa.

      Iyaaa kaaaan. Gemes banget aku lho sama pacarnya Rara, kok malah judesin Rara hiks tapi mungkin dia insecure juga sih ya dengan hidupnya jadi bingung gimana menghadapi pacar sendiri ):

      Delete
    2. Tapi kusuka film2 kokoh yang lain, kayak Susah Sinyal sama Cek Toko Sebelah :')
      Milly&Mamet juga manisss... apalagi Isyana-nya! Ya ampuuuun, mbaknya udah cantik, kocak pula! :))

      Delete
  8. u.u dipromosiin sama ci jane huhu terima kasih banyak *bow*

    ahn hyo seop itu di fotonya yang cowok ngantongin tangan di jas dokternya bukan? kalo iya ya nggak salah sih dia memancarkan chanyeol vibe hahahaha

    itu yang di reply 1994 yang foto terakhir ibu-ibunya pernah jadi ibunya yonghwa di heartstrings makanya kok aku familiar wkwk, quotenya bagus!!

    HADUUUUHHH aku nyerah deh kalo nonton soal psikopat, nonton film aja cukup sekali yang kayak gone girl dulu huhuhu, apalagi itu series...mak pakabar jantung :(

    ASTAGAAA KEMANA AJA AKU BACA IP MAN INI AIPI MEN T__________T

    ooohhh imperfect tuh ceritanya kayak andy devil wears prada, kok jadi pingin rewatch film anne hathaway yang itu :(((

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi sama-sama, Endah! Ulas film seru lagi dong!

      YESS ITU DIAA. Sumpah yaaa, suaranya aja mirip buangettt dengan Chanyeol. Dan kebetulan Chanyeol ngisi soundtrack di sekuel kedua dr romantic bareng Punch lagi dongg hahaha *penting dibahas*

      Lahhh, kamu bukannya suka thriller yak?? Aku inget kamu pernah bahas film yang cerita tokoh utamanya tuli trus psikopatnya masuk rumah dia diem-diem... itu kan lebih serem!! ):

      HAHAHA JANGAN SEDIH! Akupun awalnya baca AIPI MEN pas awal rilis. Oh baru sadar nyebutnya Yip Man, diketawain mama sama suami deh aku T_T

      Aku juga auto nonton ulang devil wears prada setelah nonton Imperfect wkwkwk

      Delete
    2. okay ini masih otw nontonin satu-satu haha

      SUMPAH BAHKAN SUARANYA AJA MIRIP??? haruskah...no endah kamu tidak konsisten kalau nonton drama sekarang xD IYAAA aku seneng chanyeol banyak project solo ehehehehe

      iya suka dulu sebelum gone girl huhu, kemarin habis nonton gone girl aku kayak trauma huhu, oohh yang hush itu? HAHAHAHAH itu pas kena dema the holy trinity can't see, can't hear, can't speak pasca bird box, dan maksudnya nonton cuku sekali itu gamau ngulang nonton film itu lagi xD

      lah iyaaa kenapa ejaannya ga yip man aja :(((

      Delete
  9. Baru tahu saya kalau Reply itu ada 3 sekuel, makanya kok saya tahunya Reply 1988, tapi kadang bukan 1988 tapi tahun lain hahaha.

    Pengen nonton itu, tapi masih cari waktu.
    Kalau saya kebanyakan nonton film, biasanya pas mau bobok gitu, kalau nggak bisa bobok, terpaksa streaming film dulu.

    Kebanyakan sih film yang sedih, film kisah nyata.
    Baik Korea, barat maupun Indonesia.

    Kemaren saya juga baru nonton film Imperfect.
    Bagus sih, cuman entah mengapa, alur demikian udah mainstream banget rasanya *plak si Rey protes ajaahh hahaha.

    Saya suka film-film yang lebih membahas dunia orang dewasa, maklum lah yang nonton mamak-mamak tuw eh salah senior macam saya.

    Kayak film Nanti Kita Cerita duh apalagu ya judulnya yang panjang itu, sumpah itu bagus banget menurut saya, pesannya tuh ngena banget buat saya sebagai ibu dan istri.

    Demikian juga film Sabtu bersama bapak, saya baru nonton juga dong, ternyata bikin mewek banget.

    Memang kalau genre tontonan itu kayaknya menyesuaikan usia ya.
    Dulu tuh waktu masih single sampai punya anak 1, saya tuh sukanya nonton film komedi barat atauuu film kartun..
    Duh tergila-gila banget saya sama film kartun.

    Sekarang, bahkan ada film kartun yang bagus kayak buatan Pixar kan terkenal tuh bagusnya.
    Saya sudah nggak seheboh dulu nontonnya.

    Kalau drakor juga kadang nonton, cuman kalau membosankan saya skip-skip nontonnya.

    Kayak The World Of The Marriage kemaren, saya nonton karna penasaran aja.
    Ternyata menurut saya B aja, jadinya skippp mulu hahaha.
    Nah yang menarik itu justru drakor yang on going sekarang itu, 'It's Okay Not To Be Okay' Duuhh saya nggak berani berkedip sedikitpun nontonnya, soalnya masalahnya menarik banget, meski kadang sedikit skip sih kalau adegan yang kurang mebarik misal nggak bahas tentang kondisi psikolog hahaha.

    ReplyDelete
  10. sampe sekarang belum langganan netflix, viu, padahal pengen banget, dapet sms soal langganan dari provider tapi diabaikan. karena kadang waktunya yang nggak sempet buat nonton hahaha
    aku kudet nih mbak update korea-koreaan, nah baru kalau banyak yg review berarti itu film atau serial emang sebagus yang selama ini direview, nah baru aku kepoin.
    dari sekian list mba jane, yang masih melekat imperfect aja, IP man lupa lupa ingat

    kalau nonton film psikopat kayaknya nggak berani sendiri, biasanya nonton kebanyakan malem freenya, ntar kepikiran hahaha

    ReplyDelete
  11. mba janeee.... iiish aku seneng deh kalo ada rekap list drama beginiiii, jd aku tau mau nonton yg mana enaknya selama masa karantina :D

    tp yg serial netflix,aku ga langganan mba, jd aku skip. cuma kalo drakor pasti dunk aku coba cari dari aplikasi drakor ku :D. biasanya ada..

    eh yg dr romantic aku masukin ah ke list ah.. adekku kan doktor, dia sbnrnya udah rekomendasiin mba drama ini dan yg hospital playlist juga, menurut dia bagus krn ingetin ama kerjaan dia dan pas masih magang... tapi kalo buatku mah, tertarik krn yg hospital playlist ga terlalu banyak konflik kan yaaa. buatku penting, krn aku kalo udah nonton drakor biasanya sampe 5 judul... 4 judul itu pasti konflik banyak yg kdg bikin nonton kebawa emosi, dan harus ada 1 peredam yg bikin adem hahahahahaha. ntr kalo udh dingin lagi, nonton lg yg bikin panas hihihihi

    BTW, reply yg aku udah selesai nonton 1988. itu sukaaaaaaakkkk sekali, sampe susah move on :D. mau nnton reply lain, aku baru setengah nonton 1997, tp jujurnya blm klik nih mba.. ntah krn alurnya lambat ato aku blm bisa lepas dari bayang2 1988 :D.. krn menurutku reply 1988 juga lambat tapi dr episode 1 aja aku udh suka. cuma ntr bakal aku trusin kok nonton yg 1997, dan kalo udh selesai baru 1994 :D

    kalo film, aku suka juga sih, tp jrg nonton di rumah.. nth kenapa kalo film itu bawaan slalu pengen di bioskop. tapi krn lagi gini, mau ga mau hrs stop dulu ;p. jd banyakin drakor :D


    ReplyDelete